cita sang laksmana

80 2 2
                                    

Malam berlalu cepat, seperti hujan yang turun di sepertiga mimpi sang cita, Cita Andre Prakoso..... Anak berkebutuhan khusus di sekolah ku. Awal masuk, pertanda semua yang diperjuangkan akan dihargai,dan saat itu ketika semua berbondong-bondong merayakan kelulusan, dan bisa masuk di sekolah favorit itu adalah hal yang sangat besar, tapi disisi lain termenung seorang ntah siapa namanya duduk di ujung penantian seorang diri. Dia terlihat membawa sebuah buku penantian yang berharga, di ciumnya buku itu dengan tetes air mata yang tak kunjung usai. Perih mungkin, pedih, apalagi sedih semua bercampur dalam kumpulan guratan-guratan kebahagiaan, yang terlukis disebuah kertas kosong bertuliskan *lulus*.

 Perih mungkin, pedih, apalagi sedih semua bercampur dalam kumpulan guratan-guratan kebahagiaan, yang terlukis disebuah kertas kosong bertuliskan *lulus*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wow... jeritan mereka terdengar mengguncang sepenggal bangunan di sudut atas, gumaman tak lagi membawa sengit yang merajut sebuah asa. Dimana semua ketika sang cita bangun, dimana mereka yang mengaku kan ada, disini disisi tertata dengan deruan misteri terbengkalai dibawah renungan laksmana. Pagi yang indah, mentari yang menyongsong sebuah harapan kini telah berada lebih tinggi dari tempatnya, panas.... Rasa melepuh dan bau putus asa. Yang semangat kini kian mereda dikalahkan basarnya asa. Sepi terasa lekat di tubuh, semua mulai tinggal menjauh pergi meninggalkan tempat. Dan...
"Loe ga pulang?". Suara yang sering kudengar dan yang langsung membangunkanku dari lamunan.
"Eh, iya bentar, liat tuh... " Sambil kutunjuk tanganku kearah lamunanku.
"Siapa itu, kok kayak pernah liat!".
"Itu anak kls X MIPA, kerenkan dia itu?".
"Wah keren mata loe, orang dia cacat gitu..."
"Ah loe, keren ga harus penampilan kayak loe."
"Hari gini itu penampilan yang utama."
"Wah ya kalo keren bener, la kalo loe bukan keren malah jatuhnya norak tau!".
"Kerennya apa coba?".
"Dia tuh terkenal cerdas,pinter,sopan dikelasnya, ga kayak loe".
"Wah nyerah deh, ayo balik keburu macet".
"Ya ayok".
Dan aku pergi meninggalkan lamunanku, karena hari sudah mulai gelap.





*Nantikan cerita selanjutnya....

Catatan MIMPI Sang DISABILITASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang