2. Love or Obsession

4.3K 195 4
                                    

"Ck, cowok ini pasti udah gila" gumam Veranda sambil melirik Keynal dengan ekor matanya.

Kini dapat dilihatnya Keynal tengah memandangnya dengan tatapan yang.. err antara mesum, kagum, dan licik? Entahlah sepertinya semuanya berpadu dan akhirnya jadi satu.

"Kamu selalu cantik apapun yang kamu lakukan" puji Keynal blak-blakan sambil melempar senyum manis pada Veranda.

Veranda diam, mencoba memberi kewaspadaan pada dirinya sendiri. Apa maksud Keynal?

"Berhenti nyiksa diri sendiri dengan jadi pelayan hina di klub malam gak jelas itu. Jika kamu sama aku, apapun yang kamu mau pasti akan kamu dapat dengan mudah"

Oh, rupanya Keynal berusaha merayunya tanpa terlihat kentara
Veranda mendecih dengan sinisnya pada Keynal.

"Kamu nggak ngaca sama ucapan kamu itu? Kamu nyuruh aku berhenti sementara kamu malah menikmati semua yang ada disana"

Keynal terkekeh geli melihat reaksi Veranda yang lagi-lagi begitu frontal padanya.

"Oh, jadi kamu tau aku selalu kesana? Aku terharu" ucapnya lembut.

Namun tak lama wajah ramah itu langsung bertransformasi menjadi datar disertai kilatan dingin di mata beriris hitamnya.

"Kamu pikir untuk siapa aku selalu kesana?" tanyanya dengan nada rendah namun menusuk.

"Untuk dirimu sendiri pastinya" cibir Veranda.

"Itu untuk kamu!" bentak Keynal tak terima.

Membuat pihak yang dibentak - dalam hal ini Veranda - memasang wajah kaget sekaligus bingung.

Keynal mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya pelan. Matanya mengawasi Veranda intens seolah jika dia tak menatapnya barang sedetikpun maka Veranda akan langsung raib dari sisinya.

"Kamu pikir karena siapa kamu aman disana? Karena aku! Jika bukan karena aku mengancam bosmu untuk memperlakukanmu dengan baik, maka kamu pasti sudah ditendang dari sana mengingat sifat keras kepalamu!" ucapnya sinis.

Veranda terang tidak suka mendengarnya. Apa Keynal pikir dia pengemis? Namun tetap saja tak ada bantahan yang keluar dari mulutnya.

"Kamu sibuk menebar pesona dan bergaya genit disana, apa kamu tahu betapa marahnya aku?!"

Oh rupanya Keynal masih ingin melanjutkan ocehan tak bermutunya, Veranda tampak memutar mata tak suka.

"Apa urusannya sama kamu? Kamu gak berhak ngehakimi aku!" kali ini Veranda sudah tak tahan lagi. Veranda memutuskan untuk angkat bicara.

Keynal menatapnya tajam seolah siap membunuh Veranda dari sorot matanya saja.

"Itu jadi urusan aku karena kamu milik aku! Aku gak mau calon pengantinku disentuh oleh siapapun selain aku, pemilik sesungguhnya!" ujarnya dengan nada tinggi. Mengabaikan Boby yang saat ini berada di antara mereka sembari berposisi sebagai pengemudi.

"Kamu pikir aku barang?! Kenapa kamu memperlakukan aku seolah aku ini dapat dengan mudah jatuh ke pelukanmu?!" balas Veranda tak kalah tinggi dengan nada yang Keynal punya.

"Kamu memang milikku! Kamu adalah perempuan yang memiliki tulang rusukku! Kamu milikku dan aku milikmu! Apa sekarang kamu mengerti?!" suara Veranda kini terdengar bergetar menahan amarah.

"Tidak, aku gak mau jadi milik kamu dan memiliki kamu!" bantah Veranda keras.

"Kamu harus mau karena aku udah terlanjur gila karena kamu!" dan sekarang Keynal mulai mencium Veranda kasar tanpa peduli protes yang Veranda kontarkan padanya.

Love Or Obsession 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang