4. Manis

103 11 0
                                    

Jam menunjukkan pukul tiga sore. Siswa SMA Jaya sudah berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Seperti biasa, Arjuna langsung menuju ruang OSIS.

Mata Arjuna menyipit. Ia seperti menangkap bayangan Adlea yang berdiri depan ruang OSIS. Arjuna mempercepat langkahnya. Dan  benar saja, Adlea tengah berdiri dengan ponsel ditanganya. Arjuna mempercepat langkahnya. Seakan tahu ada suara langkah kaki yang mendekat, Adlea mengarahkan wajahnya.

Tepat. Mata mereka bertemu selama sepersekian detik hingga Adlea mengabaikan Arjuna. Adlea kembali terfokus pada ponselnya.

"Hei," sapa Arjuna.

Adlea mengangkat kembali wajahnya. Ia menatap Arjuna tak mengerti.

"Lo ngomong sama gue?" ujar Adlea.

Arjuna mengangguk.

"Jadi nama lo siapa?" tanya Arjuna sembari mengulurkan tangannya.

Adlea masih bingung dengan laki-laki dihadapannya. Namun, Aldea berusaha untuk menghargainya. Adlea pun menerima jabatangan Arjuna.

"Adlea, panggil aja Lea," jawabnya biasa. Adlea pun langsung melepaskan tautan tangannya dari Arjuna.

Arjuna sebenarnya sudah tahu jika perempuan didepannya ini bernama Adlea. Arjuna pun tahu siapa nama lengkap gadis ini. Namanya juga proses pendekatan, Arjuna sedang berusaha melakukan perkenalan secara resmi.

"Udah tau gue kan?" tanya Arjuna.

Adlea hanya merespon anggukkan kepala. Lalu, kembali terfokus pada ponselnya lagi.

"Yaudah, gue mau masuk," ucap Arjuna.

Adlea menatap Arjuna. Adlea lalu tersenyum.

"Manis." Batin Arjuna.

©©©

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang