Di malam hari, aku berjalan setelah dari bekerja rutinku. namaku Zander, Aku bekerja sebagai tukang listrik walau hanya mempunyai Satu tangan. yaitu, Tangan kananku. saat melihat lengan kiriku yang sudah putus, aku jadi Nostalgia. Dulu aku adalah orang yang sering di bully di sekolah. saat SD, SMP, dan SMA. hingga waktu aku kuliah aku tidak pernah di bully lagi. tapi, seluruh orang menjauhi diriku. aku bagaikan wadah kata mereka. di suatu saat, aku berjalan menuju pulang ke kosan. dan aku melihat seekor kucing yang di siksa oleh preman setempat. aku mencoba menolong kucing itu dan melawan preman-preman itu sendirian. entah kenapa aku bisa sampai melawan mereka sampai akhirnya salah satu preman itu menebas tangan kiriku. dan aku melawan lagi hingga mereka semua tidak bisa bergerak. saat itu, aku begitu sangat lelah, kucing itu mendekatiku dan aku mengelus kucing itu dengan tangan kananku. kucing itu begitu manja padaku. aku berkata pada kucing itu "Dunia begitu kejam yaa pada kita. kita hampir senasib lho. Dunia hampir tidak bisa menerima kehadiran kita hidup di sini". hingga aku jatuh pingsan. saat aku terbangun, aku sudah ada di rumah sakit dan semua biaya rumah sakit sudah di bayar oleh gadis kecil berkuping kucing katanya. walau aneh seperti itu, namun kenangan itu begitu nostalgia bagiku.
Saat aku lepas dari nostalgia itu, tidak terasa aku sudah sampai di taman kota saat berjalan. aku membeli minuman koin yang ada di sana dan duduk di kursi taman tersebut. kuteguk minumanku hingga dahaga hilang di tenggorokanku. dan saat itu juga, tidak sengaja seorang wanita yang memakai jiket putih, syal biru, dan topi yang berbentuk telinga kucing melempar sesuatu padaku. tapi, aku menghindarinya. Gadis itu menggerutu berkata "Aduh tidak kena". Sebenarnya, aku tidak terlalu peduli. tapi, aku berkata padanya "butuh seribu tahun agar kau bisa mengenaiku". Gadis itu menatapku dan duduk di sampingku. tapi, aku membiarkan sesuka hatinya di sampingku. aku meneguk minumanku lagi saat itu. namun gadis itu melihat ke atas langit malam dan berkata, "Bintangnya indah juga yaa...". aku hanya bisa berkata hmmm... untuk menghindari kekosongan. dia cemberut saat aku hanya mengatakan hal tersebut. kami berdua duduk di kursi itu sambil memandang bintang yang sebenarnya sangat indah memancarkan Sinarnya di malam hari.
tidak lama kemudian, ia memperhatikan lengan kiriku. dengan penasaran dia bertanya kepadaku "hei, tangan kirimu mana ?". aku menjawab "apa aku harus menceritakanya padamu ?. aku kan tidak mengenalmu". namun dia berkata padaku "mungkin kau tidak mengenaliku. tapi aku mengenalimu dengan baik". perkataan gadis kecil itu agak aneh. namun, mau bagaimana lagi. aku menghela nafas dan berkata "Baiklah akan aku ceritakan kisahku" lalu dia tersenyum lebar dan duduk dengan manis merapat padaku. aku menceritakan semuanya nostalgiaku dari awal sampai aku kehilangan tanganku. jujur saja, menceritakanya pada orang lain membuatku begitu sakit. namun tetap saja, pribahasa pernah berkata. Gunung bisa di angkat apabila kita mengangkatnya bersama.
kami begitu canggung saat itu. hingga tak lama kemudian, dia bertanya kepadaku. "apa inpanmu yang ingin kau capai ?". saat dia bertanya, aku menatap ke atas langit. dan secara tidak sengaja, aku berkata "Aku ingin mencuri bintang di atas langit walau hanya satu saja". saat aku berkata seperti itu, gadis itu memegang tangan kananku dengan erat dan berkata, "kamu pasti bisa. aku mendukungmu dan mendoakanmu sepanjang malam agar kau bisa mencapai apa yang kau impikan. karena kau adalah orang yang di beri kesempatan satu kali lagi kepada tuhan. dan aku akan selalu ada untukmu di saat kau kesusahan". entah kenapa Gadis itu tidak asing bagiku saat dia berkata seperti itu. jantungku berdetak kencang saat dia mengatakanya. Air mataku keluar tidak mau berhenti saat dia mengatakanya. kata-katanya itu seperti Badai Yang begitu kencang. lalu saat itu, dia berdiri dan melangkahkan kakinya meninggalkanku. dia semakin pergi dariku. sebelum Gadis itu pergi, aku memanggilnya walau tak kenal namanya. "Ooiii... !!! Gadis Angin malam.. !!!" dia berhenti melangkah saat aku memanggilnya seperti itu. lalu aku berteriak padanya "Aku pasti bisa mencuri satu.. !!!ohh tidak... !!! . tapi aku akan pasti bisa mencuri seluruh bintang yang ada di atas langit. pasti... aku berjanjii.... !!!!" aku berteriak dengan kencang dan melanjutkan perkataanku lagi. "Di saat aku berhasil mencuri semua bintang itu, aku... !!! aku... !!!, aku akan menunggumu di tempat ini dan berbicara denganmu lagi. pastikan kau harus datang saat itu.Berjanjilaahh.... !!!". malam itu secara tidak sengaja aku mengatakan hal aneh pada gadis yang tidak aku kenal sambil mengeluarkan air mataku. angin malam waktu itu begitu kencang sampai meniup topi gadis itu. rambut pendeknya terurai tertiup angin. dan ternyata, ia mempunyai Telinga seperti kucing yang pernah aku tolong. dia membalik badanya dan menatapku sambil berkata "aku akan datang lain kali lagi. Pahlawanku" Gadis itu tersenyum padaku Malam itu. aku tak tahu apakah itu Berkah atau sebuah kutukan aku bertemu gadis Angin Malam. aku tidak ketakutan, malahan malam itu aku ikut tersenyum padanya. dan tidak lama kemudian, aku terbangun dari tidurku. ternyata, itu semua hanyalah sebuah mimpi yang serasa seperti kenyataan. dan tampa aku sadari, air mataku benar-benar jatuh saat aku bangkit dari tidurku. namaku anand, umur 18 tahun. aku kuliah semester 1 di UIN alauddin Makassar.
2 tahun setelah mimpi itu berlalu, hari itu aku sudah melaksanakan sholat id dalam rangka idhul adha. setelah selesai mendengar khutbah, aku berjalan menuju keluar di pekarangan mesjid agung. tidak sengaja aku melihat seorang gadis bersama dengan kakaknya yang berusaha mendorong kursi rodanya. saat itu, aku mencoba meluruskan ban kursi rodanya yang tersangkut. saat sudah mengangkat sedikit ban kursi roda itu, gadis di kursi roda itu berkata padaku "terima kasih". suara itu tidak asing aku dengar. saat aku melihatnya, wajahnya benar-benar tidak asing bagiku. dan setelah aku ingat, di dimensi lain aku sebagai Zander pernah bertemu denganya dalam wujud Gadis Angin malam. aku sedikit terharu. seketika aku mengalihkan pandanganku dan menghapus air mataku. aku bangkit berdiri dan mencoba menjauh darinya. "Tunggu... " suaranya menghentikan aku melangkah. dia berkata "Apakah kita pernah bertemu ?". aku tersenyum dan berkata. "mungkin iya dan mungkin juga tidak". gadis berkulit putih yang di kursi roda itu mengeluarkan ekspresi wajah bingung. hingga aku melanjutkan perkataanku "Dunia ini begitu luas. sehingga, mungkin saja kita pernah bertebrakan muka seperti sekarang". gadis itu tersenyum dan berkata "ia mungkin saja". lalu, aku pamit padanya untuk pergi. di saat itu aku baru ingat bahwa, dulu aku pernah berjanji padanya. saat aku sudah mencuri semua bintang di langit, aku akan bertemu denganya. dan di dunia ini, aku sebagai anand telah mencuri semua bintang itu. dengan bekal ilmu yang ada di pesantren dan sebagai imam di mesjid, aku sudah mencuri hati masyarakat sehingga sebagian dari mereka sudah percaya padaku untuk menjadi tokoh masyarakat. anggap saja masyarakat itu adalah bintang yang ada di langit. dan kini, aku bertemu denganya walau dalam keadaan berbeda saat itu. aku menghentikan langkahku sejenak, dan berbalik Kepadanya lagi. aku berteriak padanya. "Terima kasih atas segalanya Gadis Angin Malam..... !!!!". gadis itu melihat ke arahku. dan sebelah matanya mengeluarkan air mata. entah itu tanda terharu atau sebaliknya. aku melanjutkan perkataanku lagi. "kini.. aku sudah mencapai beberapa bintang yang ada di atas langit. walau belum semuanya.. tapi... tapii..... aku berjanji akan menggapai semua bintang yang ada di atas langit. Gadis angin malaamm...... !!!!". dia mulai mengeluatkan air matanya dan dia membalas teriak padaku "hemm.... sudah aku katakan kau pasti bisa". kakaknya bingung melihat adiknya mengatakan hal aneh seperti itu kepada aku yang belum pernah di lihatnya. tapi, dari sana aku sudah paham. mungkin benar di mimpi itu kita pernah bertemu. aku bersyukur bisa bertemu denganya di alam mimpi. kakaknya membawanya kembali ke atas mobil dan pergih dari tempat itu. dan aku, masih berdiri di sana. aku melihat ke atas langit dan mengangkat tangan kananku sambil melebarkan semua jari-jariku seraya berkata "Perjalananku masih begitu panjang di depan sana. aku akan lebih berusaha lagi"
>End<
Bagaimana Ceritanya ?.BTW, ini adalah kisah nyata dari mimpiku yang dua tahun lalu. dan tidak sengaja gadis itu aku temui di dunia nyata....
# Ilustrasi dari Gadis Angin Malam yang ada dalam mimpiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Angin Malam
RomanceCuma Cerpen. Cerita ini adalah cerita yang sesuai dengan mimpi dan dunia maya ku