FIRS TIME I SAW THE SUNSET

13 6 0
                                    

Sunyi,  sepi, tanpa adanya kehangatan itu lah yang kurasakan
Ku tak pernah melihat sang surya
Ku tak pernah merasa kehangatan Mentari
Ku ingin seperti mereka yang bisa tertawa, bersenda gurau, bermain, di bawah sinar mentari
Aku ingin, tapi aku tak mampu

M

ENTARI POV
"Bun boleh ya, pleace!!! Pintaku dengan memelas
"Tidak Mentari, di luar berbahaya, bunda tidak mau kamu kenapa - kenapa. "
" Tapi bun, aku kan sudah besar, aku bisa kok jaga diri ku baik-baik, boleh ya bun."
"Tidak, sekali bunda bilang tidak, ya tidak!!! "tolak bunda secara tegas
" iya bun" ucapku sambil menahan air mata

Namaku Mentari Safaira Putri, biasa dipanggil Mentari, nama yang indah tetapi tak seindah kehidupanku, aku tinggal dengan seseorang yang ku panggil bunda, ayahku telah tiada sebelum aku lahir ke dunia. Sejak kecil bunda selalu melarang ku keluar rumah di siang hari, beliau hanya mengizinkanku keluar rumah saat malam hari, membuatku seperti kelelawar tak bersayap. aku bingung apa alasan bunda melarangku beraktivitas di luar rumah
Suatu hari, saat sedang membaca buku tanpa sengaja aku menemukan pemandangan senja yang menawan, dengan warna jingga yang direfleksikam air laut membentuk siluet yang indah pada benda-benda di sekitarnya. karena rasa penasaran yang muncul dalam benakku, kemudian ku cari semua yang berhubungan dengan senja di internet, Ternyata senja itu menawan gumamku dalam hati, semenjak hari itu aku bermimpi ingin melihat senja, ku ingin menikmati ke indahannya. Mungkin itu hanyanya anggan angan belaka, karena mengingat betapa protectivnya bunda.
      Pada suatu malam, ku bersandar di bangku taman, ku rasakan semilir angin bertiup sepoi, ku pandang foto senja yang ku tempel di buku diry, sambil membayangakan keindahannny. Tiba tiba ku rasakan ada tangan yang menyentuh pundakku, refleks aku menoleh ke belakang, kulihat seorang gadis seumuranku berdiri di belakangku dengan tersenyum, sambil mengulurkan tangan.
"Hai, kamu Mentari, kan? "
"Maaf, siapa?" tanya Mentari ragu terhadap kehadiran seseorang yang menyapanya
"Masak kamu lupa, aku kayla, aku teman masa kecil mu"
"Oooo, Kayla, sudah lama kita tidak bertemu, sejak kamu pindah rumah ke Bali, aku rindu kamu"
"Aku juga" kami pun berpelukan untuk melepas kerinduan kami. Setelah itu kami mengobrol panjangan, karena malam semakin larut kuputuskan untuk pamit dan pulang kerumah.
    Sudah ku putuskan aku akan melihat senja , apapun akibatnya nanti akan ku terima, maka dari itu aku menyusun rencana dimulai dari mencari pantai terdekat di kotaku, setelah bunda berangkat bekerja ku laksanakan rencana yang ku susun ,tak lupa sebelum meninggalkan rumah ku taruh pesanku dalam kertas yang kutaruh di atas tempat tidurku. Dalam bis aku membayangkan betapa indahnya senja, sampai aku tiba dipantai.
AUTHOR POV
    Di rumah tampak seorang wanita paruh baya sedang kebingungan menelusuri setiap sudut rumah, mencari putrinya yang hilang entah dimana. Saat mencari di kamar putrinya , ia melihat secarik kertas di atas kasur, setelah membaca kertas tersebut, wanita paruh baya itu menjerit, tak lama kemudian terdengar ketukan pintu. Setelah dibuka ternyata yang mengetuk adalah Kayla, dia bermaksud menemui mentari tapi setelah mendengar cerita dari ibunda mentari, ia panik dan mulai mencari mentari, saat mencari mentari, tiba-tiba ia teringat percakapannya dengan mentari kemarin malam, ia ingat keinginan mentari untuk melihat senja, terlintas dalam benaknya umtuk mencari lokasi pantai terdekat di kota nya. Setelah menemukan pantai itu ia yakin bahwa Mentari berada di sana. Dan benar saja ia melihat mentari sedang menikmati indahnya senja.
     Tak lama setelah mentari sampai di pantai, ia melihat sang surya yang tenggelam di ufuk barat. Ia memandang takjub fenomena alam yang terjadi, dalam hati nya berkata

Tuk pertama kalinya kulihat   cahayanya
Tuk pertama kalinya ku rasakan kehangatannya
Tuk pertama kalinyaku pandang ke indahannya
Senja yang menjadi bukti kekuasaanmu
Senja yang menjadi kenangan.
M

ENTARI POV

    Setelah matahari tenggelam ku rasakan tubuh ku lemas serta mataku terasa berat, pandangaku memburam, tanpa sadar diriku telah ambruk, kudengar samar samar suara isakan memanggil namaku,kurasakan ada tangan yang menahan tubuhku, kemudian gelap...
AUTHOR POV
    Sirine ambulan dengan kecepatan penuh membawa tubuh seorang gadis menuju rumah sakit. Setelah sampai di rumah sakit, gadis itu segera dibawa ke ruang ICU, Didalam ruang ICU terlihat seorang gadis dengan penuh luka bakar di tangan, dan mukanya.
        Di luar ruangan terdengar isakan seorang anak kecil dan wanita paruh baya,menunggu dengan cemas keadaan mentari yang sedang kritis. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan dan mengatakan keadaan mentari yang kritis
Ia terkena  radiasi sinar ultraviolet matahari.
" Apa ibu lupa kalau anak ibu terkena penyakit solar urticaria? "tanya dokter yang menangani mentari
" Saya lalai dok "sambil meneteskan air mata menyesali kelalaiannya. Setelah tiga hari koma dan berbagai alat medis menempel di tubuhnya, pada hari ke empat, Mentari mulai sadar, perlahan matanya mulai terbuka.
MENTARI POV
" Dimana ini? "anyaku dalam hati, Samar samr ku dengar suara isakan, bundakaget ku karena bunda berada di sampingku
"Bun...,dimana aku?"
"Kamu sudah sadar Mentari" sambil memelukku
"Bun..., kenapa aku bisa di sini"
"Maaf...maaf kan bunda ,sepertinya bunda harus mengatakan penyakit yang belum kamu ketahui" isak bunda
"Memang aku sakit apa bun?"
"Kamu terkena Solar Urticaria"
"Kenapa...kenapa Bunda menyembunyikan hal itu dariku?, kenapa bunda? "tanyaku dengan nada meninggi seketika itu juga air mata yang ku bendung mulai mengalir, membasahi pipi.
" Maaf... maafkan bunda, Nak" ucap bunda sambil memelukku dengan berurai air mata. Semenjak hari itu aku sadar apa yang bunda lakukan selama ini demi kebaikanku, untuk menjaga keselamatanku.
Trima kasih bunda ucapku lirih.

FIRS TIME I SAW THE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang