"Selamat atas prestasi yang membanggakan ini sekolah akan mengubah biaya beasiswa yang semula kamu harus membayar biaya sekolah setengah persen saja sekarang menjadi gratis. Yang artinya kamu tidak perlu membayar biaya gedung ataupun buku. Mulai hari ini, kamu sekolah bebas biaya" ucap lelaki berjas hitam itu.Wilda senang kapan lagi dia akan membanggakan orang tuanya kalau bukan sekarang?. Gadis itu mengangguk haru "Makasih Pak, makasih sekali" ucap Wilda kepada lelaki yang bernama Brawijaya.
Wilda menebak untuk ekspresi kedua orang tuanya tentang hasil yang memuaskan ini, mereka tentu bahagia setelah selesai bertemu dengan pemilik sekaligus kepala sekolah tadi.
Wilda bergegas kembali ke kelas untuk sekedar membagi rasa bahagianya yang membulat besar kepada sahabatnya. Belum lagi dia sampai kelas langkahnya terpaksa berhenti karena sesuatu yang menyenggol lenganya, membuat Berkas berkas yang ia bawah tadi jatuh berserakan Wilda berjongkok sambil memunguti bendanya satu persatu kemudian menatap sosok yang berdiri di dekatnya.
"Lo jatuhin barang-barang gue, gak mau bilang sorry kek? Apa kek?, mintta maaf gitu?" Wilda meneliti setiap apa yang di gunakan cowok itu. Dia tinggi, putih, rambut yang dibiarkan berantakan, tapi tidak mengurangi kadar tampan dari dirinya.
Cowok itu menatap Wilda dengan datar "Salah lo jalan nggak pakai minggir" Siapa lagi orang yang berlaku dingin dengan sesuatu yang tidak dia kenali kecuali Alden?
Ya, dia adalah Alden Ramatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kara
Teen FictionNafasnya yang tak beraturan mungkin cukup menjadi bukti dimana hatinya sedang tak karuan. Alden semakin mendekatkan Wajahnya ke arah wilda, lebih tepanya berada di samping telinga gadis itu. Tak segan segan membuat nafas gadis yang di depannya semak...