CHAPTER I

11.8K 849 55
                                    

Author newbie beraksi
Selamat membaca

Pagi yang cerah di sebuah keluarga yang penuh ke harmonisan, bernama keluarga Kim yg saat ini sedang bersiap untuk sarapan tapi mereka belum memulainya karena sedang anggota keluarga mereka yang satunya. Bungsu pertama mereka yg bernama Kim Taehyung.

Ralat, keluarga yg dingin tepatnya....

"Aisshh, kenapa anak sialan itu lama sekali. Apa dia tidak tahu aku sudah benar-benar lapar apa? Menyebalkan!" gerutu salah seorang yg bernama Kim Jimin yg merupakan saudara kembar Taehyung, saudara kembar non-identik tepatnya.

"Bodoh, kau pikir dia punya indra keenam sehingga dia mampu melihat dari kamarnya apakah kau sudah lapar atau belum. Sesekali gunakanlah otakmu itu, Kim Jimin. Tak hanya badanmu yg pendek, akalmu juga ikutan pendek!" Cibir yg tertua bernama Kim Seokjin.

"Aissh, Hyeong. diamlah, Anak sialan itu sebentar lagi turun." timpal Yoongi.

"Adikmu benar Seokjin-ah, jangan memulai perkelahian yg tidak penting di meja makan." ujar nyonya Kim. Namjoon, Hoseok, juga Jungkook serta Tuan Kim membenarkan perkataan dari Nyonya Kim.

Sementara itu, seseorang yg sedang mereka tunggu itu baru saja turun dari kamarnya dan duduk perlahan di kursi meja makan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Ahh, Taetae Hyeong, kemarilah duduk disampingku." ucap yg paling bungsu, Jungkook. Untuk lebih tepatnya Kim Jungkook.

Ya, jika dibandingkan dengan keluarganya yg lain. Hanya Jungkook yg menyayangi Taehyung dengan tulus dan sepenuh hati, dan karena Jungkook lah Taehyung tetap bertahan di rumah itu walaupun ia tersiksa lahir batin.

Dengan sedikit senyuman tipis, Taehyung kemudian berpindah duduk yg awalnya di kursi paling pojok ke kursi di samping Jungkook.

Dengan penuh kasih sayang, Taehyung kemudian mengelus surai hitam arang Dongsaeng kesayangannya itu tanpa memperdulikan tatapan-tatapan sinis yang dilontarkan anggota keluarganya yg lain.

"Aigoo~, imutnya Dongsaeng ku ini." ucap Taehyung tanpa berhenti tersenyum. "Cih, Sok baik." cibir Namjoon. Jujur saja, sebenarnya Namjoon agak sedikit iri dengan kedekatan Jungkook dengan Taehyung.

Tapi apa boleh dikata, jika hati seseorang sudah dipenuhi oleh dendam maka kebaikan sebesar apapun tak akan terlihat dimata seseorang.

Itulah yang terjadi di keluarga Kim saat ini, Mereka semua terkecuali Jungkook hatinya seolah tertutupi oleh kabut hitam yg kelam dan pekat. Menutup sebelah mata mereka hanya karena kesalahan kecil yg terjadi di masa lalu dan masih mereka anggap berbekas hingga sekarang.

Dicibir seperti itu Taehyung menghentikan kegiatannya mengelus rambut Jungkook dan menatap Namjoon juga keluarga Kim yg lain dengan tatapan datarnya seperti tak ada emosi yg terpatri di wajahnya.

"Apa? Ada yg aneh?" balas Taehyung, kemudian tidak ada lagi yg bersuara. "Sudah-sudah, karena semuanya sudah berada di meja makan kita mulai saja sarapan paginya." ucap Tuan Kim mencairkan suasana karena ia tidak Suka suasana yg terlalu tegang maupun sunyi karena dulu saat masih muda, ia terbiasa dengan lingkungan yg bising.

"Seokjin-ah bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Nyonya Kim. "Baik, Eomma. Tidak ada masalah." balas Seokjin dengan tenangnya.

"Yoongi-a, Namjoon-a, Hoseok-a, bagaimana dengan kalian bertiga?" tanya Nyonya Kim kembali. "Kami semua baik, Eomma tak ada yg perlu dicemaskan." ucap Hoseok.

"Ya, Eomma. Akan lebih baik Eomma mencemaskan anak Eomma yg menyusahkan itu saja. Kerjanya hanya main saja, tak ada gunanya sama sekali." sindir Yoongi dengan mulut pedasnya.

"Kim Taehyung, aku dengar dari Jimin kalau kau membolos di jam pertama kuliahmu kemarin, apa itu benar?" tanya Tuan Kim dengan nada tegasnya. Jimin yg berseringai tipis, dan Taehyung yg memutar bola matanya malas.

Sementara Jungkook yg duduk disamping Taehyung sedikit merasa terganggu, ia benar-benar tidak suka dengan Hyeong-hyeongnya yg lain, yg selalu merendahkan Taehyung tanpa tahu yg sebenarnya.

"Appa, bisakah appa berhenti membentak Taetae Hyeong. Kemarin Taetae Hyeong bukan membolos, tapi Taetae Hyeong sakit dan istirahat di UKS!" Jelas Jungkook kemudian dengan wajah masamnya.

"Tidak Appa, anak itu benar-benar membolos. Jika tidak percaya tanyakan saja pada Kang Saem." elak Jimin. "Jimin Hyeong, kalau kau tidak tahu apa apa dan hanya bisa menuduh tanpa alasan yg jelas lebih baik Hyeong diam dan masalah akan selesai." geram Jungkook. wajahnya sudah merah padam menahan amarah.

Ya, memang benar. Seluruh rahasia dari seorang Kim Tehyung hanya Kim Jungkook yg tahu. Jika dimata Keluarga Kim Tehyung adalah sosok yg tak berguna, maka dimata seorang Kim Jungkook adalah sebaliknya.

Baginya Taehyung adalah seorang kakak yg hangat juga mengagumkan, Jadi jika ada seseorang yg menjelek-jelekkan Taehyung maka ia akan naik pitam, entah itu keluarganya atau bukan.

"Sudahlah, Kookie-a ... " tegur Taehyung.

"Tapi Hyeong ... "

"Kim Jungkook!" ucap Taehyung dengan tegas.

"Maaf Hyeong," cicit JUngkook kemudian. Taehyung menghela nafas lalu menatap ayahnya Tuan KIm dengan raut wajah jengah. "Ya, aku membolos. Lalu apa urusannya denganmu Tuan Kim?" sarkas Taehyung dengan nada suara datarnya, sedatar-datarnya.

"Siapa yg mengajarimu berbicara seperti itu pada orangtuamu,Kim Taehyung!" teriak Tuan Kim dengan penuh amarah kemudian....

BRAAKKK...

Berdiri seraya menggebrak meja makan.

"Mulai sekarang seluruh fasilitasmu kucabut, tak ada bantahan. Sekarang angkat kakimu dari meja makan dan masuk ke dalam mobilnya pengawal Jung. Kau kuhukum tinggal di Villa tanpa ada satupun fasilitas yg mendukungmu disana, mengerti!" nafas Tuan Kim terengah-engah setelah berteriak sepenuh hati.

"Yeobo, sudahlah berhenti berteriak. Yak! Anak kurang ajar. Di mana sopan santunmu, kami tidak pernah mengajarimu bersikap seperti itu!" timpal Nyonya Kim setelah berhasil menenangkan Tuan Kim.

"Dasar anak tak tahu diuntung, masih baik Appa juga Eomma mengizinkanmu tinggal di sini." celetuk Jimin. "Tutup mulutmu, Kim Jimin!" sergah Jungkook.

"Kau lihatkan, Jungkook menjadi berani membantah padaku. Dan itu semua gara-gara kau Kim Taehyung!" teriak JImin kembali.

"Akhh, aku menjadi tidak nafsu makan. Appa, Eomma. aku berangkat dulu bersama Namjoon." suara dentingan garpu yg dihentakkan di meja makan membuat semua yg ada di meja makan naik pitam.

"Yak! Kim Taehyung, di mana etikamu?!" akhirnya Seokjin angkat bicara, Acara sarapan paginya berantakan hanya karena pertengkaran yang tidak penting. Yang diteriaki hanya diam saja tak menjawab, kemudian berdiri dan membungkuk lalu pergi tanpa mengucapkan sesuatu sebagai bentuk pembelaan.

"Sesuai dengan yg Tuan Kim katakan, fasilitas dicabut dan diam di Villa tanpa adanya fasilitas yang mendukung. Aku permisi,"

"Ahh, dan satu lagi. Etika, sopan santun. Kurasa aku tak pernah diajari, bukankah yang kalian ajari padaku adalah kata kata kasar yang kalian lontarkan. Jadi jangan salahkan aku jika aku menjadi sebrutal ini. Terima kasih." setelah usai berbicara panjang lebar, Taehyung segera berbalik lalu berjalan meninggalkan meja makan juga tatapan tak bersahabat dari keluarganya dan tak lupa tatapan sendu dari Dongsaeng kesayangannya.

Voment juseyo, salam dari istri bang Agus tercintah

Feels [Not] Alone | END ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang