Sasuke-kun aku mencintaimu
Kata itu terus berputar di kepalaku. Kalimat yang aku dengar dari sang gadis bersurai blonde. Hatiku hancur. Tapi yang tampak sekarang bukanlah air mata yang menggenang. Yang ada justru senyuman tulus.
Itu lebih baik
Hal itulah yang membuatku mampu tersenyum walau hati terasa hancur. Aku hanya seorang gadis lemah yang cengeng. Selalu tampil sederhana. Bukan seorang gadis yang memanjakan diri dalam kemewahan dan gemerlap dunia. Miskin. Mungkin itu kata yang ada dibenak banyak orang. Dalam kamus seorang Hyuuga 'miskin' bukanlah kata yang tepat.
Keluargaku kaya. Itu benar. Rumah megah. Sudah pasti. Mobil mewah. Itu bagai mainan bagi kami. Paras rupawan. Sudah menjadi bagian dari gen kami. Lalu apa yang sampai membuatku tampil begitu bersahaja. Itu karena aku Hyuuga Hinata. Yang tak suka jadi pusat perhatian. Yang begitu kikuk. Yang begitu lemah. Itulah aku.
Menyatakan cinta? Itu adalah hal yang sangat sulit buatku. "Hinata" suara itu adalah milik orang yang ku cintai dalam diam. "Sasuke-kun" aku menoleh padanya yang ada di belakangku. Berlari mengejarku lebih tepatnya. "Kenapa pergi? Aku kan sudah bilang untuk menunggu sebentar. Kenapa malah meninggalkanku" ia merajuk. Sasuke ku sedang merajuk.
"Aku tak enak dengan Yamanaka-san. Ia pasti akan malu bila aku ada di sana. Sasuke-kun kenapa tak bersama Yamanaka-san? Kau tak menolaknya kan?" aku bertanya dengan hati-hati. "Hn. Aku menolaknya." Ucap Sasuke enteng. "Kenapa?" tanyaku. "Karena aku tak suka dia. Sudahlah, ayo pulang. Aku tak mau kakakmu yang menyebalkan itu mengomel berjam-jam karena aku telat mengantarmu pulang" ia menarik tanganku. Menuju tempat dimana mobilnya menunggu.
.
.
.
"Terima kasih sudah mengantarku Sasuke-kun" pintu mobil ku buka. Sasuke hanya bergumam 'Hn'. Sasuke menolak Yamanaka Ino. Itulah yang aku tau. Sedikit rasa senang terselip dihatiku. Namun aku tau pasti Ino sangat sedih saat ini. Aku tau gadis cantik itu menyukai Sasuke sejak pertama masuk SMA. Dan aku tau betapa ia sangat menginginkan menjadi kekasih Sasuke.
Ku jejakkan kakiku ke mansion megah milik keluarga Hyuuga. Kakiku melangkah menuju kamarku di lantai 2. Para maid berjajar menyambutku, siap melayaniku. Tanpa sadar kini aku telah berdiri di depan pintu bercat putih.
Kamar bernuansa putih ini tampak begitu nyaman. Membuatku ingin segera mengganti pakaianku dan bersiap tidur. Dengan harapan esok aku akan memiliki hari yang lebih baik.
.
.
.
Hari Minggu
Hari yang sangat di sukai banyak orang. Hari dimana banyak orang pergi mengistirahatkan diri. Semua keluarga Hyuuga sibuk dengan urusannya masing-masing. Agendaku hari ini adalah membantu ibu Sasuke membuat kue dengan resep baru.
Kami akan membuat kue untuk acara makan yang akan diadakan nanti. Kata bibi Mikoto akan ada kolega bisnis Uchiha yang akan bertamu. Maka dari itu bibi Mikoto ingin membuat kue. Semua bahan sudah siap.
Acara membuat kue begitu menyenangkan dengan banyaknya cerita bibi Mikoto tentang Sasuke kecil. Mulai dari yang menangis ketika dijahili oleh kakaknya. Hingga Sasuke remaja yang sering kedatangan gadis-gadis penggemarnya.
Kami tertawa bersama. Kini kue yang kami buat sudah jadi. Bibi Mikoto memanggil Sasuke sebagai juri. "Sasuke bagaimana rasanya? Enak?" tanya bibi Mikoto antusias. Dapat kulihat Sasuke hanya memasang wajah datar. "Lumayan" satu kata yang akhirnya terucap. Tapi apa artinya? Lumayan enak? Atau lumayan tak enak? Jawaban ambigu batinku kesal.
YOU ARE READING
Weddenschap
FanfictionJangan pernah bermain dengan perasaan. Karena perasaan yang terluka tak akan lagi sama walau kau melakukan segalanya. Disclaimer: Karakter adalah milik Masashi Kishimoto sensei. Dan buat ceritanya ini adalah hasil pemikiran Helen. Apabila ada kesama...