PART 16. PARAMUTUALI

1K 82 1
                                    

PART 16. PARAMUTUALI

Libra kembali ke wujud asalnya, dia berjalan riang bersama Clara dan Lala menuju kantin. Meskipun masih merasa kehilangan, Libra tidak mau menunjukannya di depan teman-temanya. Libra masih punya teman-teman yang sangat baik padanya, meskipun sering menggangunya, setidaknya teman Libra tidak menusuknya dari belakang.

Seperti biasanya, mereka bertiga duduk di salah satu bangku dan bergabung dengan Andi, Lukman, Ahmad, dan Kelvin. Mereka berempat sedang berlomba memakan seblak level 10.

"HAHHH PEDES BANGET GILAAA!" Andi mengusap peluh di wajahnya. Wajahnya sudah merah padam.

"BU LASTRI KEJAM, PEDES BANGET HUAAA!" Lukman bahkan sudah menangis.

Berbeda dengan Andi dan Lukman, Ahmad makan dengan santai, tidak ada raut wajah sepeti teman-temannya. Ahmad memang maniak makanan pedas.

"Ahmad, kok lo gak kepedesan?" kelvin menyuapkan seblak ke mulutnya, meskipun wajahnya sudah seperti iblis merah bertubuh gempal.

"Emang gak pedes, BU LASTRI KURANG PEDES NIH SEBLAKNYA!" Ahmad berteriak ke Bu Lastri yang sedang melayani siswa lain.

"ITU PALING PEDAS LOH NAK AHMAD!" Bu Lastri balas berteriak.

"GAK PEDAS GINI KOK GIMANA SIH?!" protes Ahmad.

"BIARIN AJA BU, BESOK KALAU AHMAD PESEN KASIH CABAINYA YANG BUANYAAAKK BANGET BIAR KAPOK DIA!" Lukman mengusap air matanya.

"GUE MENANG HAHHH!!!" Kelvin mengangkat kedua tanganya.

"Buset, kemana larinya seluruh seblak ini Nobita, ayo kita cari tahu!" Andi menepuk bahu Lukman.

"Sialan, kalo gue Nobita lo emaknya yang galaknya melebihi ayam yang lagi bertelur." Lukman menepis bahu Andi dari bahunya.

"Udah gausah berantem, gue Doraemonnya." Kelvin meminum es teh yang tinggal setengah dari gelasnya.

"NAH ITU BARU BENER!" mereka menjawab serempak.

Libra sedari tadi hanya diam.

"Tarzan, lo gak papa kan dari tadi ngelamun terus?" Ahmad melambai lambaikan wajahnya di depan Libra.

"Eh, gak kok lagi mikir aja kenapa badan Kelvin bisa kaya gajah jongkok gitu." Libra tersentak lalu memberi alasan karangannya.

"Gue tau gue lebar." Kelvin mendengus.

Mereka semua tertawa, Libra menoleh ke seluruh penjuru kantin dan melihat Leo duduk bersama Reza dan Ucok sedang mengaduk-aduk jus jambunya tanpa semangat. Leo pasti terpukul seperti Libra, mamanya meninggal disaat yang sama dengan mama Libra. Sebersit ide muncul di kepala Libra.

"Man, Libra pinjam gitarnya dong." Libra menunjuk sebuah gitar yang terletak di samping Lukman.

"Buat apa?" tanya Lukman, setahunya Libra tidak bisa memainkan satupun alat musik, kecuali dulu saat SD Libra bisa memainkan pianika.

"Buat mukul perutnya Kelvin, ya buat dimainin lah." Libra mendengus yang dibalas tatapan tajam Kelvin.

"Nih, hati-hati mainin gitar gue, jangan tinggalin dia pas dia udah sayang-sayangnya sama lo." Lukman berucap dramatis sambil menyerahkan gitarnya.

"Lukman kira gitar ini orang apa, tenang Libra gak suka php-in orang kok apalagi gitar, ngejar Kak Leo aja belum dapet dapet males banget ngejar gitar Lukman yang buluk ini." Libra pergi sambil membawa gitarnya, sebelumnya dia menjulurkan lidahnya kearah Lukman.

"KALAU BULUK NGAPAIN LO PINJEM OGEB?!" Lukman berteriak.

"DARIPADA LIBRA PAKE MANGKOK SAMA SENDOK, MENDING PINJEM KAN!" Libra menjawabnya dari jauh.

LIBRA & LEO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang