Author POV
"Kau menamparnya Nate, bagaimana kalau dia Berbuat sesuatu."
"Dan kau pikir aku akan takut Jules, mulutnya harus dibungkam. Sudahlah ayo kita habiskan malam ini dengan tenang, besok aku akan ke Milan untuk project itu."
"Ah...iya project yang kau tunggu-tunggu bukan? Aku bangga padamu Nate sangat sulit untukmu mendapatkan project itu. Semoga lancar ya. "
"Kalau begitu berikan aku semangat. "
"Aku baru saja memberikanmu semangat. " Seru Jules.
"Bukan seperti itu, tapi seperti ini." Nate langsung menciuminya sembarang arah dan membuat Jules geli serta tertawa, lalu mereka menghabiskan malam hanya dengan bercumbu, dan bercinta dengan panas dan sampai lelah, seolah tidak ada hari esok, seolah ini adalah malam terakhir.
Keberangkatan Nate diantar oleh Jules dengan pelukan dan ciuman hangat. Mereka saling memandang dan tersenyum getir. Nate merasa tidak betah meninggalkan Jules, ini pertama kalinya Nate meninggalkan Jules untuk waktu yang cukup panjang, yakni selama 3 bulan atau mungkin lebih. Dia berhasil mendapatkan kontrak yang sangat dia incar pada tahun ini. Beberapa iklan resmi untuk stasiun TV, dan sebuah Film Dokumenter. Itu adalah gapaian tertinggi untuk perusahaan Nate yang baru dia buka 1 tahun ini. Namanya langsung melejit karena hasil karya Nate yang tidak pernah mengecewakan klien nya. Maka dari itu kali ini Nate juga tidak mau mengecewakan dan harus memberikan hasil terbaik. Walaupun Nate harus meninggalkan Jules sendirian.
Sedangkan Jules sendiri merasa ini seolah peluang besar untuk memulihkan hatinya yang kacau balau karena perasaannya yang tidak menentu.
Tapi sayangnya mereka tidak tahu karena mungkin akan banyak hal yang akan terjadi dalam waktu 3 bulan itu. Baik dalam hidup Nate maupun Jules.
Dua minggu setelah Nate pergi.
"Maaf Jules, aku jarang memberikanmu kabar, dan aku juga jarang meresponmu Jules, aku sangat sibuk bahkan aku sampai lembur malam untuk menyiapkan semuanya. Aku tidak mau ada kesalahan di sini, Jadi semua aku handle sendiri. aku sungguh minta maaf Jules."
"Ya tentu saja Nate, aku mengerti kau fokus lah dengan kerjaanmu, untuk apa selalu menghubungi temanmu ini. Aku baik-baik saja di sini Nate."
"Jika kau takut sendirian, kau bisa mengajak seseorang menginap asalkan jangan pria, atau sekarang juga aku akan ke sana dan mencabiknya. "
"Hoho, hentikan tuan sadis, kau bisa bercumbu dengan siapa saja di sana, lantas aku tidak bisa, begitu maksudmu?"
Nate terdiam di ujung teleponnya. Ya dia belum sekalipun melihat atau bahkan mengetahui Jules bercinta dengan orang lain. Jules hanya melakukannya dengan Nate. Hanya selalu Nate, tapi kata-kata Jules tadi seolah dia ingin mencobanya dengan orang lain. Dan tidak tahu kenapa hati Nate seperti ditusuk-tusuk.
"Hello,,,,, Apakah masih hidup?" Seru Jules di ujung telepon yang tiba-tiba hening.
"Tidak, kau tidak bisa bercinta dengan orang lain, tidak akan bisa. Memangnya kau bisa melebarkan kakimu untuk orang lain selain aku?" Seru Nate dengan percaya dirinya.
"Kau nakal ya tuan sadis, sayangnya sekarang kalau aku mau aku bisa saja."
"Hanya saja aku yakin kau pasti tidak mau kan, karena tidak ada yang bisa memuaskan hasrat liarmu selain aku, dan maaf karena aku tidak bisa memuaskanmu untuk kali ini. Ini adalah sesuatu yang sangat disayangkan, bahkan hanya mendengar suaramu saja milikku yang di bawah sana sudah mengeras."
"Jangan terlalu banyak berkhayal tuan mesum kau bisa gila nanti. "
"Nate nanti kita cek lokasi." Suara karyawan Nate yang terdengar di dalam perbincangan Nate dan Jules.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIS (Partner In Sex) [END]
RomansaCinta itu tidak bisa ditebak, dan datang begitu saja. Bahkan terkadang kita sebenarnya tidak pernah menyadari kalau cinta itu sejatinya selalu ada didekat kita, tapi karena kita takut, dan sering menutup mata kita, hingga kita tak pernah tahu, malah...