Prolog

35.1K 1K 21
                                    

Happy Reading......

Dima menatap ke dua temannya yang sedang asik menjamah seorang gadis. Lev dan Igor memang memiliki kelainan seks yang menyimpang. Mereka senang melakukan three some dimana mereka bercinta dengan gadis itu hingga bosan.

Dima sendiri? Dia sudah bosan dengan gadis cantik dan seksi. Di usianya yang baru lima belas tahun Dima sudah sering meniduri banyak gadis yang dengan suka rela menyerahkan tubuhnya pada anak seorang bangsawan Valdislav.

Dima mengenal seks sejak usia sebelas tahun.

Mungkin hal itulah yang membuat Dima bosan dan malas berhubungan dengan para gadis. Namun ada wanita yang dia anggap menarik dan pastinya membuat keluarganya geger!

Dima menghela nafas, dia teringat sosok wanita yang terlihat keibuan merawat Kiara, kakaknya dengan telaten. Martha, wanita berusia tiga puluh delapan tahun, wanita yang jauh dari kata menarik, bertubuh gemuk dan berwajah biasa saja. Namun Dima tertarik pada wanita itu. Dia sangat berbeda dari wanita yang pernah dia temui sebelumnya.

"Kau melamun terus, tidak berpesta?" tanya Igor dengan lelehan cairan wanitanya di bibir dan dagunya.

"Kau menjijikan!" ringgis Dima dan Igor hanya tertawa layaknya seorang bajingan.

"Ini sangat lezat!" timpal Igor dan Lev ikut mengangguk sambil meremas remas payudara kekasihnya dan si wanita hanya terkekeh tak tahu malu.

"Aku pulang!" ucap Dima.

"Kau sedang ada masalah, tampan?" goda Igor dan Dima hanya terkekeh.

"Have a good night friends." bisik Dima lalu berjalan meninggalkan mereka.

Dima enggan berpesta seks apa lagi melihat cara bermain Lev dan Igor. Mereka tak pernah jijik memasukan kelamin mereka pada satu lubang yang sama!

Dima melajukan mobilnya menuju kediaman Reed, sang kakak ipar. Sesampai disana Dima langsung menuju dapur dan menuangkan air es kedalam gelas lalu meminumnya sampai tandas. Dima menatapnya gelas bekas minumnya sambil mendesah.

"Anda lapar Tuan Muda?" tanya Martha yang ternyata ada di dapur. Wanita itu pun berada di sana karena kehausan.

"Ya, kau bisa buatkan aku makanan?" tanya Dima dan Martha mengangguk sambil mengambil segelas air lalu meminumnya.

"Jenis makanan apa yang anda inginkan?" tanya Martha sambil membuka kulkas.

"Ringan saja."

"Mac and Cheese?" tawar Martha dan Dima pun mengangguk lalu mengambil segelas air dingin lagi.

Martha pun memasak untuk Dima dan tak sampai sepuluh menit makanan pun jadi.

"Silahkan Tuan Muda." ucap Martha.

"Temani aku makan."

"Tapi Tuan Muda...."

"Atau aku tak mau makan!" rajuk Dima dan Martha pun mengangguk lalu duduk di hadapan Dima.

Dima memang sosok yang manja pada orang-orang tertentu seperti Devon, Aida dan Martha. Entahlah, Dima merasa nyaman berdekatan dengan Martha.

"Kau lapar, mau tambah lagi?" tawar Martha yang melihat makanan Dima yang habis dalam sekejap.

"Ya, satu porsi lagi." ucap Dima dan Martha pun tersenyum lalu kembali berkutat dengan alat masaknya.

Dima memperhatikan cara memasak Martha yang tampak luwes. Dima melihat Martha yang hanya mengenakan pakaian tidur model celana panjang dan jaket rajutan tipis.
"Apa kau tak pernah berfikir untuk menikah Martha?" tanya Dima membuat Martha terdiam sejenak lalu melanjutkan memasaknya.

"Kau tak mau memiliki suami dan anak-anak seperti kakakku?" tanya Dima lagi.

"Tuan, hidup saya hanya untuk Master jadi saya rasa jawabannya tidak." ucap Martha dengan suara pelan membuat Dima penasaran.

Dima mendekati Martha dan tangannya tampak bergetar.

"Kau tak ingin  ada lelaki yang menyentuhmu?" bisik Dima membuat tubuh Martha menegang.

"Tuan Muda, tolong jangan menanyakan hal yang aneh-aneh!" ucap Martha tak nyaman.

Dima menyentuh pingga Martha yang berisi lalu memeluknya dari belakang.

"Tubuhmu hangat seperti Mom." ucap Dima membuat Martha bingung.

Disisi lain ucapan Dima seperti mengintimidasi menjurus ke seksual namun di sisi lain Martha tahu Dima pemuda yang butuh kasih sayang seorang ibu.

"Makanannya sudah jadi Tuan Muda." ucap Martha dan Dima melonggarkan pelukannya.

Martha menyalin makanan itu ke piring lalu menyimpannya di meja. Dima pun kembali memakan mac and cheese itu dengan lahap sampai bersendawa karena kekenyangan. Martha tersenyum geli mendengar kelakuan Dima.

"Kenyang Martha!" ucap Dima sambil terkekeh lalu mendekati Martha.

"Martha."

"Ya Tuan Mu..." Dima mencium bibir Martha dengan lembut, menghisap bibir tipis wanita itu  lalu menggigit lembut bibirnya membuat Martha diam membeku.

Dima melepaskan pagutannya lalu tersenyum.

"Terima kasih Martha, selamat malam." ucap Dima lalu pergi meninggalkan Martha yang masih shock.

Martha menyentuh bibirnya, apa yang dilakukan anak kecil itu?


Tbc

Hai... Ini karyaku yang ke-24, aku harap kalian suka ya....

Just for fun dan kalau pun ada perdebatan, aku harap sih gak.usah ada perdebatan tapi kasih masukkan aja yaaa....

Thanks for reading.....

Love you

Muuaaah...

Defying Gravity (Kisah Cinta yang tak Biasa) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang