Arc 1 : para Anak yang berusaha untuk Mandiri

193 15 0
                                    

-Tahun 20XX, Kota Ambarawa. Ada sekolah khusus yang terlihat normal tetapi masih berhubungan dengan Pihak Militer....

Disuatu pagi terlihat 2 orang anak sedang berjalan menuju ke Kelas mereka. "Haaah~ semoga aja kita gak dipanggil ke kantor BK(*Bimbingan Konseling)" Ujar Riki [**Riki Fermansyah] pada teman disamping nya yang memiliki luka lebam membiru di lengan nya. "Yah kalau begitu kita harus nya bersikap normal aja kan ?" balas Faizal [Faizal Ren-----]
Mereka berdua pun sampai dikelas nya, dan disana sudah ada teman-teman mereka yang lain. "Yoh met pagi Rik, Faiz *Melambaikan tangan* " Sapa Irfan pada mereka berdua dan berbicara tentang sesuatu.
"Jadi bukan guru BK tapi Kep-Sek ?? NJIR...." kata Riki setelah mendengar apa yang disampaikan Irfan pada mereka berdua.
"Apa cuman kita bertiga ??" Tanya Faiz
"Risky ama Bryan juga kayak nya disuruh ke kantor kepala Sekolah" Jawab Irfan
"Apa kalian baik-baik saja Ren, Riki ?? wajah kalian agak takut itu.." ujar Avina setelah melihat keanehan di wajah mereka berdua.
"Gak kok, Gak apa ... Lupakan aja " elak Faizal
"Yak lebih baik kalau kamu gak tahu, Btw Elga mana ?" Balas Riki
"Cieee nyari-in cewe nya " [Azizah]
"Azizah jangan bercanda, ... Riki kan gak suka candaan mu itu kan. Dan soal Elga yah paling dia ada di Ruang Osis" Jawab Avina
"Hooo ya udah makasih" Riki, Setelah itu dia pun pergi ketempat duduk nya.
Tepat setelah Faiz berjalan ke tempat duduk nya menyusul Riki, ada teman nya yang usil dan hampir membuatnya terjatuh saat melewati nya.
"ADUHh.... Oy apa yang ..." Faiz, dia tak terjatuh tapi lengan nya menahan berat tubuh nya dan luka nya sedikit hampir terlihat.
"Lu kenapa mau jatuh hah, didepan lu aja gak ada apa-apa kok jatuh ... HAHAHAHAHA" [XXX]
"OY LU ..." Riki marah dan berniat menghajar orang itu tapi dihentikan oleh Faiz karena dia sendiri juga tak apa-apa.
"Udah-udah... gw Gak apa-apa, gak usah marah gitu. Gak ada untung nya meladeni dia" Cegah Faiz pada teman nya yang marah itu.
"Tapi kan ....." [Riki]
"Yang lain aja gak peduli, jadi Gak apa lah" [Faiz]
Tepat saat Itulah Avina Menampar Orang yang berniat melukai Faiz itu......
"A- Apa yang Kau Lakukan Hah ?? Kenapa Kau Menampar ku ??" [XXX]
"Karena Orang lain pada gak peduli sama apa yang terjadi ke Faiz maka Aku akan peduli ke Dia dan juga Aku gak bisa diem gitu aja saat melihat Faiz Luka begitu aja" Avina pun membentak XXX lalu tiba-tiba tanpa disadari Pak Guru sudah ada dipintu dan melihat semua yang terjadi.
"Avina Vai Ramadhani sudah cukup ... Aku sudah melihat semuanya.. Faiz dan Avina Keruangan bapak sekarang dan Kalian Kerjakan Soal di halaman 45 Lalu XXX untuk mu kerjakan sampai halaman 60 " [Pak Guru] Pak Guru pun keluar kelas diikuti oleh Avina dan Faiz.
"Kenapa gw ama XXX gak di suruh ke kantor dia atau BK ?? Njay" [Riki] Dia pun membuka buku dan langsung mengerjakan soal yang ada... XXX Sedikit jengkel tapi apa yang bisa dia perbuat adalah mengerjakan nya dengan menyontek teman nya, karena dia tak mau jam istirahat nya berkurang karena soal-soal yang sulit dan belum dijelaskan.

Diruang Guru ....
"... Pak kenapa saya dan Avina dipanggil ke sini ??" tanya Faiz ..
"Mungkin saja Teman-teman mu tak ada yang tahu kecuali Riki dan Avina kalau kamu itu terluka di lengan .. Iyakan ??" Ujar Pak Guru pada Faiz.
"....... Apa iya itu Lengan kamu Luka ?" Tanya Avina dengan cemas.
"Gak kok, mungkin aja bapak salah lihat" Elak Faiz
"oh ayolah dulu itu bapak seorang pengamat jarak jauh loh... Kalau begitu kenapa kamu gak lipat lengan baju seragam mu itu .?? " Balas pak guru itu.
".... Aku menyerah .. Iya benar pak kalau lengan ku itu sedang luka" [Faiz]
"Ren kenapa bisa luka ?? Luka nya kapan ? Apa Itu pas waktu kamu nyaris jatuh ??" Tanya Avina bertubi-tubi..
"..............." [Faiz]
"Masalah keluarga ya ?,... untuk Sekarang Avina, kamu bawa pacar mu itu ke UKS" [Pak Guru]
"P-p-p-..p.a....-pa...-Pacar ??????" [Avina] Sontak wajah nya pun memerah dalam sekejap.
"Baik pak Terima kasih... Ayo Vin" Balas Faiz dan dia pun menarik Tangan Avina lalu keluar dari ruang Guru.
".... Anak Rajin yang selalu terkena masalah ya... Bagaimana bisa keluarga nya seperti itu" Gumam pak Guru.
"Ada apa toh pak ? Apa anda tertarik dengan Faiz ?" Ujar Kepala Sekolah saat mendengar Gumam-an Guru itu.
"Eh ... Kepala Sekolah ... Yah begitu lah, Keluarga yang kejam memiliki Anak yang rajin dan selalu berbuat baik seperti dia itu ... Itu pasti bukan Keluarga nya yang asli kan ?" [Pak Guru]
"Tepat seperti yang pak Toha katakan... Aku juga sudah mengecek Kartu Keluarga nya dia dan Mengetes DNA nya lalu hasil nya .. ... Faiz, Avina Kalian masih ada Di balik pintu ??" [Kepala sekolah]
"... LARIIIIII" Kata Avina sambil menarik dasi milik Faiz ....
"..... Bahkan aku juga tak menyadari kalau mereka akan kembali kesini ... Kepala sekolah memang Hebat ya.." [Pak Toha] Dia pun mengelus- elus kepala nya dan bersiap kembali ke kelas nya.

Reality yang Hampir seperti Drama ....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang