Jongdae baru saja selesai rekaman untuk album solo barunya di studio ketika satu pesan singkat dari Suho muncul di layar ponselnya.
Junmyeon Hyung
Jongdae-ya, temui aku di Starbucks dekat studio bila kau sudah selesai rekaman.Sebelah alis Jongdae terangkat. Jongdae tidak mengerti dengan keinginan laki-laki itu. Untuk apa Junmyeon memintanya bertemu di tempat umum jika mereka bisa bertemu di dorm dalam waktu satu jam ke depan?
Ah, baiklah. Jongdae menutup pesan itu tanpa berniat membalasnya. Dia tetap akan menuruti keinginan Junmyeon karena dia tahu, membantah Junmyeon bukanlah hal yang baik untuk dilakukan mengingat laki-laki itu sudah dianggapnya sebagai saudara kandung sendiri.
Lantas, sepasang kaki kurusnya yang beralas sepatu Nike putih melangkah menuju Starbucks yang berjarak beberapa blok dari studio. Sepanjang perjalanan, Jongdae menundukkan kepala-takut-takut bila ada fans yang menyadari kehadirannya. Tidak lupa Jongdae mengenakan topi dan masker yang sama-sama berwarna hitam agar identitasnya tidak diketahui. Memang, berjalan seorang diri tanpa pengawal terlalu beresiko untuk orang yang berprofesi sebagai idol seperti dirinya. Jongdae sudah cukup muak dengan tingkah para sasaeng yang meneror dia maupun anggota EXO yang lain. Sungguh, apa mereka tidak punya pekerjaan lain selain menguntit idol? Idol juga manusia yang ingin hidup normal di luar kehidupannya di panggung, terutama Jongdae.
"Hyung," sapa Jongdae pelan ketika dia sudah berada di dalam Starbucks dan menghampiri Junmyeon.
Junmyeon yang tengah terfokus pada ponselnya sontak mendongak melihat Jongdae sudah berdiri di hadapannya. "Kau sudah datang?" tanyanya. Jongdae mengangguk. "Sudah pesan minuman?" lanjutnya lagi.
Kali ini Jongdae menggeleng.
"Pesanlah apapun yang kau mau. Jika sudah selesai, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."
Jongdae hanya mengangguk, lalu berbalik menuju counter Barista. Dia memesan satu Americano atas nama JD--inisial namanya sendiri yang sangat dia sukai karena terdengar keren saja--sebelum kembali ke meja tempat Junmyeon berada dan duduk di depan pria berumur 31 tahun tersebut.
"Jadi Hyung, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jongdae langsung ketika bokongnya menyentuh kursi.
Junmyeon meletakkan ponselnya ke atas meja, menatap Jongdae lekat-lekat. "Ini soal Ahrin."
Satu kalimat pendek, namun sanggup membuat Jongdae melebarkan matanya dalam kepanikan. "Hyung, jangan menyebut namanya di sini!"
"Aku tahu, Jongdae-ya, hanya saja ini mendesak dan aku rasa kau harus tahu."
Jongdae merengut. "Apa?"
Junmyeon mengalihkan tatapannya ke arah lain, tampak gelisah. Dia bimbang. Di satu sisi, Junmyeon rasa Jongdae harus mengetahui hal ini, namun di sisi lain dia takut Jongdae akan marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Abience ; Chasing Daisy || Kim Jongdae
Fanfiction[SELESAI] ❝Tentang dia yang terus berlari tanpa henti.❞ Abience, a Kim Jongdae Fanfiction © Jeybenedict, 2018