9

842 108 80
                                    


"Kita harus pikirkan cara lain, Myungsoo terlalu cepat mengambil keputusan"

Perkataan Sunggyu kembali terngiang ngiang di kepala Jiyeon. Gadis itu baru sadar bahwa ternyata jalan pikiran Myungsoo dan Sunggyu benar benar berbeda. Sesaat ia mulai menyesal karna mengikuti arus cerita yg diciptakan Myungsoo, namun setelah ia memikirkan nya berulang-ulang, Jiyeon rasa jalannya sudah benar. Gadis itu tak akan membiarkan Myungsoo seenaknya lagi dengannya, setelah ia dengan tanpa sadar merebut ciuman pertama Jiyeon saat ia mabuk kala itu. Gadis itu kembali mengusap bibirnya, sekarang pria itu malah berniat menikahinya untuk sementara.

Sialan.

Gadis itu kini duduk di depan sebuah mini market dan melahap mie instan dalam cup. Ia sedang malas dengan suasana rumah, tepatnya ia benci dengan atmosfer yg Myungsoo ciptakan. Seandainya mereka menikah nanti, akan jadi apa rumah mereka nanti? Hancur lebur kah? Karna pertengkaran pertengkaran kecil mereka. Jiyeon menyuapkan mie itu ke dalam mulutnya. Sesekali ia melirik ke arah samping, dimana seorang pria duduk disana sambil melahap mie yg sama dengan milik Jiyeon. Bukan hal yg aneh sebenarnya soal mie itu, hanya saja pria itu sudah menghabiskan beberapa cup.

Apa dia kelaparan?

Pikir Jiyeon. Cukup lama ia memandangi pria bergigi kelinci itu hingga pria itu sadar bahwa ia tengah diperhatikan. Ia menoleh ke arah Jiyeon, dan menatap Jiyeon masih dengan mulutnya yg penuh.

"Yaa! Apa yg kau lihat?!"
Protesnya pada Jiyeon.

"A-anu.. Ti-tidak.. Kau hanya kelihatan sangat kelaparan.."
Jawab Jiyeon yg kembali mengalihkan pandangan nya ke mie yg belum habis ia lahap. Di lain dugaan, pria itu menghampiri Jiyeon dan menatap genit ke arahnya.

"Ya, bagaimana kau tahu kalau aku kelaparan?"
Tanya nya sambil menatap genit ke arah Jiyeon.

"K-kau menghabiskan beberapa cup.."
Jawab Jiyeon. Pria itu mengangguk paham.

"Boleh aku duduk disini?"
Tanya nya. Jiyeon sedikit was was pada pria itu.

"Ya, boleh"
Jawab Jiyeon sambil beranjak dari duduknya.

"Yaa tunggu!"
Panggil pria itu. Jiyeon menghentikan langkahnya.

"Siapa nama mu?"
Tanya nya. Jiyeon meneguk saliva nya. Pergi malam hari sendirian memang bukanlah ide yg bagus.

"Tenang saja.. Aku orang baik.."
Ucap pria itu lagi sembari meyakinkan Jiyeon. Gadis itu menoleh ke arah pria di belakangnya. Pria itu tersenyum begitu manis, menjauhkannya dari kesan sosok genit tadi.

"Aku Jiyeon.."

"Nama yg cantik, seperti orangnya.."
Ucap pria itu, pipi gadis bersurai panjang itu memanas. Andai saja Myungsoo yg memuji nya seperti ini.

"T-terima kasih.."
Jawab Jiyeon gagu, ayolah, dipuji orang asing itu membuatnya merasa sungkan.

"Nama ku Bobby.. Senang bertemu denganmu.."
Ucap pria itu. Nadanya formal sekali. Pria bernama Bobby itu lalu berjalan menuju mobilnya dan pergi. Tak lupa ia melambaikan tangannya pada Jiyeon, seolah mengatakan 'sampai jumpa' pada gadis itu.

Jiyeon melangkah pergi, dan berniat untuk pulang. Namun seseorang ternyata sudah menantikannya di depan gang rumah yg ia tempati.
Ya, siapa lagi kalau bukan Myungsoo.

"Sudah puas jalan-jalannya?"
Tanya Myungsoo yg saat ini berdiri sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. Jiyeon menatap bosan ke arah pria di depannya. Tidak bisakah ia bicara sopan pada Jiyeon, seperti pria yg baru saja ia temui di depan mini market tadi.

"Yaa, ini sudah malam.. Bukankah tuan Myungsoo harusnya sudah tidur-"

"Tsk!! Jangan mengaturku seperti bayi.. Aku pria dewasa.."

[NOT] YOUR GAME || myungyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang