Saat itu, saat di mana para remaja berbunga karena cinta. Tak ada bedanya dengan Luna yang makin hari semakin "nempel" dengan kekasih beda empat tahunnya itu, Reyhan Samudra.
Saat itu, Luna baru duduk di bangku kelas 9 dan Reyhan baru lulus SMA. Well, mereka bertemu, dekat, saling suka, dan pacaran. This so simple like that.
But, Their story not ended yet.
Luna dengan kelabilan remajanya dan Reyhan dengan keegoisannya sebagai lelaki, dan mereka memilih jalan tengah. Berpisah saat hubungan mereka jalan satu tahun bukan hal mudah untuk Luna entah dengan Reyhan, karena Luna mencoba untuk tidak peduli.
Yah, untunglah Luna bangkit dari keterpurukan diamnya setelah bertemu dengan tiga orang kelompoknya, Ambar, Wulan, dan Ayu.
Melupakan sesaat seorang yang begitu berarti dalam hidupnya dan bahagia bersama Bunda dan ketiga temannya. Tapi kebahagiannya hanya berlangsung empat tahun.
Di tahun kedua Luna kuliah, dia kembali dengan membawa luka masa lalu yang ia buka lagi jahitannya. Anggaplah bodoh, selama ini hanya berpura-pura bahagia saat hatinya sedang menjait lukanya sendiri, menyedihkan.
Seharusnya kini, Reyhan sedang sibuk dengan masa Koasnya sebagai calon dokter muda. Luna dan Reyhan bahkan berbeda jurusan yang mana Luna dengan Ahli Gizinya dan Reyhan dengan Kedokterannya. Tapi kenapa mereka bertemu?
Ini pasti karena konser yang kampusnya adakan, dan Luna terpilih untuk mengisi acara sebagai pendamping penyanyi band di kampusnya. Luna yang semula hanya gadis tak begitu terkenal kini dikenal hamper semua orang di kampusnya karena sisi suara juga fisiknya terutama, tak terkecuali Reyhan yang begitu terpaku melihat perempuan yang begitu ia cintai.
Perempuan yang selama empat tahun ini ia hindari untuk keselamatan hatinya. Perempuan yang membuat ia menjadi pendiam.
"Apa kabar?" Tanya Reyhan saat lelaki itu berhasil menarik paksa Luna untuk berbicara di warung kopi samping kampus.
"Baik," jawabnya singkat. "Kamu gak mau nanya kabar aku?" Tanya lagi Reyhan.
Luna terdiam sesaat memperhatikan jalanan dan mengalihkan pandangannya untuk melihat lelaki yang masih dicintainya ini. "Penting?"
"Buruk. Kabar aku buruk semenjak kita pisah hingga saat ini," jawabnya.
Luna lagi-lagi terdiam, kenapa?
"Kamu yang memilih pergi saat aku memohon untuk stay," balas Luna.
"Dan aku menyesalinya."
"Kamu mau tahu satu hal, Rey? Setelah empat tahun, banyak yang sudah terjadi. Dan maaf, aku harus pergi sekarang, ada janji. Permisi, aku duluan dan terima kasih," ucap Luna lalu beranjak pergi meninggalkan Reyhan dengan keterpakuannya.
Luna benar, empat tahun bukan waktu yang singkat. Banyak hal yang sudah terjadi. Termasuk Luna-nya.
Luna-nya telah berubah.
***
Tidak ada yang tahu soal Reyhan, bahkan para sahabatnya sekalipun. Luna benar-benar sangat enggan untuk menceritakannya.
Hari itu, teman penyanyinya, Revo berulang tahun dan mengundang Luna untuk datang ke rumahnya. Bukan hal yang aneh lagi jika Revo mengumbar rasa sukanya kepada Luna, semua orang di kampus tahu akan hal itu karena Revo merupakan lelaki yang digandrungi banyak fans.
Dan bukan hal yang aneh juga, jika semua orang tahu bahwa Luna menolak Revo secara tersirat maupun tersurat.
Banyak yang datang juga di acara itu, termasuk Reyhan. Ia tahu perihal Revo dan Luna dan tidak menampik perasaan tidak suka saat Luna tersenyum ramah dengan cantiknya menyapa balik orang-orang yang menyapanya duluan. Senyum yang selalu membuat hati Reyhan hangat bak taman bunga di musim panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's
ChickLitSa.ha.bat N Kawan; teman; handai; Bertemu dan langsung menjadi akrab itu sulit. Mengumpulkan beberapa orang dengan sikap dan sifat yang berbeda pun juga sulit. Tapi ini kisah mereka, dengan garis hidupnya masing-masing. Percaya bahwa semua yang terj...