Bocah-bocah MTC

610 60 17
                                    

Tiba-tiba saja seorang preman dan mantan tentara jadi menciut alias balik lagi ke bocah.

Jyuto sendiri bingung dengan perubahan mereka yang tiba-tiba. Tapi mau tak mau ia harus mengurus mereka, terlebih bocah-bocah ini tidak lain tidak bukan adalah antek-anteknya.

"Aku pul--eh."

Mina yang baru saja pulang dari rumah sakit terkejut ketika melihat ada anak kecil di rumahnya. Yang satu lari-lari sambil bawa baskom--kayak balapan F1--katanya. Yang satu lagi kalem adem ayem sambil masak debu.

"Ada apa ini?" tanyanya, ketika melihat Jyuto yang sibuk memanggil bocah berambut putih, namun tak direspon.

"Seperti yang kau lihat." Jyuto menjawab dengan enteng. Mau bagaimanapun naluri "emak-emak"-nya langsung aktif ketika melihat keduanya kembali jadi bocah kecil atau bocil, jadi Jyuto tidak protes. Tentu Mina masih belum ngeh, mengingat dia baru saja mendapat berita bahwa ada pasien anak kecil yang dirawatnya meninggal.

Melihat kedua bocah ini mengingatkannya pada pasien itu...yang terakhir kali dilihatnya masih bermain mobil-mobilan bersamanya.

"Ah, kuso-nee-chan!"

Samatoki kecil melempar baskom tersebut ke sembarang arah, yang malah mengenai Riou kecil yang tengah memasak. Meski Riou tahan banting, yang namanya ditemplak baskom ke punggung tetap saja sakit, apalagi ia anak kecil.

Kedua mata bocah berambut cokelat oranye itu berkaca-kaca. Melihat itu membuat Jyuto menepuk-nepuk kepala Riou dan menoleh pada Samatoki.

"Oi!" pekik Jyuto, yang tak dipedulikan Samatoki. Bocah itu terus berjalan menghampiri Mina dan menarik bajunya.

Mina menunduk, melihat bocah itu yang berdiri di hadapannya, memegangi roknya.

"Ya?" tanyanya sembari tersenyum.

Meski Mina tahu bahwa ini adalah anak kecil--lebih tepatnya Samatoki kecil--dia tetap harus bersikap lembut, biarpun saat dewasa ia menyebalkan. 

"Kau sudah pernah ena-ena sama si brengsek belum?"

"WOI!" Sekali lagi Jyuto memekik, sementara Mina diam membatu. Dia sendiri terkejut ketika mendengar pertanyaan tersebut keluar dari mulut anak kecil.

Jyuto sendiri memegangi wajahnya frustasi. Gak waktu besar, gak waktu kecil sama aja. Sama-sama kurang ajar.

Mina tersenyum, berjongkok di hadapan Samatoki kecil dan memegangi kedua bahunya. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Walau dalam hati Mina merapal doa untuk menyuruhnya sabar. Dia tahu kalau ini Samatoki--lelaki kurang ajar--yang ditemuinya. Tapi wujudnya anak kecil, sudah pasti kelakuannya juga seperti anak kecil.

"Kenapa?" Samatoki menaruh telunjuknya di dagu, tampak berpikir. "Soalnya si brengsek itu muka-muka mesum sih. Dia pasti menyerangmu kapan saja 'kan?"

Lagi-lagi Mina terdiam. Status mereka memang masih belum sah, tapi terkadang Mina sendiri sering diajak secara "blak-blakan" dan ditolak mentah-mentah tentunya. Diakui bahwa seorang Iruma Jyuto adalah lelaki mesum. Tapi...kalau anak kecil yang bertanya...

"Ah itu..."

"Iya 'kan? Terlihat dari wajahmu!" ucap Samatoki sambil menunjuk tepat di wajah Mina. "Jadi, berapa kali kalian sudah ena-ena?"

"Ini anak banyak bacot!"

Akhirnya Jyuto sendiri geram dan menyeret Samatoki dari Mina. Lelaki kecil itu merengek ketika diseret layaknya karung beras.

"Kuso nee-chan tolong dong huwee!" rengeknya sambil meronta. "Kau mau dihajar ya, brengsek?!"

Namun diabaikannya preman kecil itu. Jyuto menyeret Samatoki agar jauh dari wanitanya, yaitu kamar, dengan niat menyuruh bocah kurang ajar ini tidur.

Bocah-Bocah MTC [✓] » Hypnosis MicrophoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang