Quot of the day
Jadilah seperti rumput ilalang yang masih tumbuh subur meskipun diinjak - injak dan diabaikan oleh banyak orang
Jangan anggap remeh kemampuan spionase ibu - ibu kompleks perumahan. Benar apa kata medsos. The power of emak - emak sein kiri beloknya ke kanan.
Dan sepandai - pandainya kita menyembunyikan bangkai, bau busuknya akan tercium juga.
Semua berawal dari tetangga sebelah rumah yang di tempati oleh Windy. Ceritanya si ibu memiliki suami seorang popeye yang mudiknya per sembilan bulan sekali macem wanita hamil. Tak dinyana, ternyata suami ibu tetangga dulunya adalah teman sekelas Windy saat duduk di kelas 1 dan 2 SMA.
Windy baru saja pulang dari salon di sore hari ketika pak Joni eks teman sekelas Windy yang baru mudik dari berlayar itu sedang menyiram tanaman di pekarangan rumahnya.
Tanpa sengaja antara Joni dan Windy saling berpandangan cukup lama. Tapi ia segera mengalihkan pandang. Bukan muhrim temans.
Berbeda dengan Windy yang segera menundukkan wajah, Joni masih mengamati Windy dan tampak mengingat - ingat sesuatu. Hingga akhirnya pria itu teringat wajah dan nama Windy.
"Namamu Windy bukan?"
Teguran tetangga sebelah membuat motor Windy oleng.
Windy menatap si bapak tetangga sebelah.
"Iya pak, saya tetangga baru."Si bapak tetangga tertawa terkekeh.
"Beneran kamu Windy? Kamu teman aku bukan? Kelas 1-4 dan 2- 5 SMU bla bla bla lulusan tahun 2000."
Windy tertegun saat si bapak tetangga sebelah mampu menyebutkan dengan tepat kelasnya jaman putih abu dulu.
"Kamu masih ingat aku Wind? Aku Joni. Yang pernah kamu gampar dulu."
Windy mengamati bapak tetangga dengan seksama. Kemudian selintas kenanganpun ikut hadir. Dulu saat duduk di bangku SMU, Windy pernah ditertawakan teman sekelas karena refleks yang dimiliki Windy jika disenggol oleh lawan jenis.
Kebetulan si Joni itu rada ganjen dan nyebelin karena setiap memanggil teman perempuan, tangannya ikut aji mumpung mencolek tubuh teman perempuannya.
Sebenarnya bukan hanya Windy sih yang pernah dipanggil plus mendapat bonus colekan seperti itu. Semua teman sekelas juga pernah mengalami hal serupa, tapi yang refleksnya paling lucu ya cuma Windy. Karena ia langsung balas menggampar si genit tukang colek, yang tidak ia duga akan menjadi seorang pelayar komersil di Amerika sono.
Aksi Windy dan Joni mengundang gelak tawa seisi kelas. Dan sejak hari itu tangan Joni yang genit suka mencolak - colek pun insyaf.
"Kamu beneran temanku si Joni tukang colek itukah." tanya Windy tak percaya.
Joni tertawa terbahak saat Windy masih mengingatnya dengan Joni genit.
"Wah kamu juga tinggal di sini ya Wind? Berarti kompleks kita penuh dengan alumnus almamater dong ya? Termasuk pak Wisnu kakak kelas kita dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
An Annoying Windy Diary's (End) 🌷
Short StoryCover by Samutrisam Menjadi janda adalah sebuah pilihan, tapi tak urung status single bersertifikat itu membuat Windy dirundung rasa takut dan cemas. Demi keamanan, Windy pun mengadopsi Paino. Ternyata anjing tidak hanya setia dan membuat hidup Wind...