Galaksi menarikku duduk di meja dekat kolam ikan kecil sebuah cafe di dekat kampus. Seorang waiter memberikan buku menu pada kami.
Galaksi menumpukan kedua tangannya di meja, memandangku setelah kami memesan makanan dan minuman."Sekarang apa lagi?" tuntutnya setelah waiter itu menjauh.
"Apalagi? Tidak ada apa-apa!" aku melengos menghindari tatapannya. Mengingat kemarahan Mas Dewa beberapa waktu lalu sepulangku dan Galaksi dari pantai dan berakhir dengan bentakan Mas Dewa, sepertinya aku tidak berani melibatkan Galaksi lebih jauh dalam masalahku.
Galaksi mendengus tidak percaya.
"Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Miss Nessa?" tanyaku tersenyum.
"Kau tau, kita disini tidak untuk membicarakan hubunganku dengan Nessa, Kia!" gerutunya mendelik.
Aku terkekeh.
"Jangan tertawa untuk menutupi perasaanmu yang sesungguhnya, Kia. Kau tidak berbakat berakting baik-baik saja," omelnya lagi.
"Apa begitu jelas kelihatan?"
"Untukku? Ya!"
"Ga, bagaimana kalau kau menemaniku bersenang-senang? Kita ke taman bermain. Mau?"
Galaksi memandangku menyelidik, lalu mendesah pelan.
"Kenapa tidak mau cerita?"
Aku tersenyum menggeleng.
"Kau masih menganggap aku sahabatmu kan?"
"Jangan mulai deh, Ga!" gerutuku ketika ia mulai menggunakan kata sahabat agar aku mau membuka diri menceritakan masalahku.
"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, Kia," sungut Galaksi.
"Well...well... jadi ini yang dilakukan Nyonya Ganendra di luar rumah? Ckckck.... luar biasa!" aku dan Galaksi serentak menoleh.
Rima berdiri dengan senyum sinisnya memandangku bergantian dengan Galaksi.
"Kita akan melihat betapa serunya hari ini," ucapnya lantang dengan pandangan merendahkanku.
Pintu cafe terbuka, memunculkan seorang laki-laki yang tampak mencari dan melihat ke arah kami dengan tatapan geram.
Ya, itu Mas Dewa!"Mas Ganendra! Lihat apa yang kutemukan di sini," Rima menghampiri Mas Dewa dan bergayut di lengannya.
"Mas..." aku berdiri, menatap ngeri pada raut wajah Mas Dewa yang terlihat keras dan menahan kemarahan.
"Lihat dia, Mas. Dia tidak menghargaimu sebagai suaminya. Dia berselingkuh di belakangmu!" aku memejamkan mata mendengar ucapan Rima. Perempuan itu benar-benar kompor!
"Kenapa kalian di sini? Tidak kuliah?" aku bergidik mendengar suara dingin Mas Dewa.
"Kami sedang makan siang, Pak. Bapak mau makan siang juga?" tanya Galaksi sopan.
Mas Dewa mendelik ke arahku. Tanpa sadar aku beringsut mendekat pada Galaksi yang sepertinya langsung memahami apa yang kurasakan, hingga ia menepuk pelan bahuku.
"Ya. Sepertinya kami juga akan makan siang di sini. Apa kami bisa bergabung?" tanya Mas Dewa sinis dengan tatapan penuh intimidasi yang tidak lepas dari padaku.
"Oh, silakan Pak," Galaksi mempersilakan masih dengan sopan, sementara Rima merengut mengentakkan kakinya.
"Mas, kita cari tempat lain saja. Malas makan siang dengan perempuan murahan seperti dia," Rima mencibir padaku, makin bergelayut manja pada Mas Dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE LECTURER (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceHanya cerita aneh tentang perjodohan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Klise. Tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang spesial. ????? ⚠⚠⚠⚠⚠ Buat readers yang masih jomblo imut di bawah 21 th... Dimohon dengan sangat untuk tidak membaca cerit...