[7] Counterfeit.

5.3K 634 47
                                    


***

Ali tahu semua kelakukan baik dari penghuni sekolah untuk Prilly itu palsu. Mereka hanya tak ingin berurusan dengan nya.

Ali tahu apa yang akan mereka lakukan pada Prilly kalau ia tidak ada.

Ali kadang merasa sedih. Prilly-nya sama sekali tidak memiliki teman. Ratu nya yang di musuhi oleh rakyat nya sendiri.

"Hai, Prill! Nanti mau ya ikut sama kita-,"

"Apa yang mau lo omongin?" Ali menyembunyikan Prilly di balik tubuh nya, memandang perempuan di depan nya yang terlihat gugup. "bisa-bisanya rakyat jelata kayak lo, ngomong langsung ke Ratu gue."

"Bukan gitu, Prilly-!"

"Ngomong nya ke gue dulu!" Ali memotong dingin. "lancang banget lo."

Prilly memegang lengan Ali menenangkan. "Udah, Li.."

"Lo kenal dia juga nggak, kan?" Ali menggeleng emosi. "dia pasti ada maksud lain!"

Benar.

Prilly memang tak kenal dengan perempuan di depan nya ini.

"Ayo, Prill!" Ali menarik lengan Prilly menjauh dari sana. Sungguh, Ali sangat membenci manusia yang menghuni sekolah ini.

Mereka semua palsu.

Bangsat!

"Sakit, Ali."

Ali tersadar, sontak melepas pegangan nya. Wajah nya berubah pias. "Maaf, Prill! Gue nggak sengaja, sumpah!"

Prilly melihat pergelangan tangan nya yang memerah. Tak mau membuat Ali merasa bersalah, jadi ia hanya bisa tersenyum lebar. "Jangan suka marah-marah lagi, ya?"

Ali mengangguk cepat. "Maaf!"

Maaf paling tulus seorang Alian.

Prilly mengelus pipi Ali begitu melihat manik kelam itu berkaca-kaca. "Kok, kamu yang mau nangis?"

"Gue nggak sengaja.."

Prilly mengangguk. Tentu saja ia tahu, mana mungkin Ali menyakiti nya, kan?

"Lo... maafin gue?" Ali menatap pergelangan tangan Prilly. "gue udah bikin lo luka. Apa beda nya gue sama mereka?"

"Aku maafin Ali..." Prilly memeluk Ali, menyembunyikan air mata nya yang akan keluar. Prilly tidak ingin Ali khawatir, Prilly tidak ingin Ali menyalahkan diri nya sendiri.

Padahal hanya cengkraman, tapi Prilly merasa tangan nya sangat nyeri. Tubuh nya memang lemah semenjak berkaitan dengan sesuatu yang palsu.

"Tapi Prill-,"

"Sekarang kita ke kelas, yuk!" Kali ini, Prilly yang menarik lengan Ali dengan semangat.

"Prill, lo beneran maafin gue, kan?" Ali memandang Prilly dengan cemas. Prilly tidak betul-betul semangat dan ceria.

Pasti ada yang salah.

Tapi Ali hanya bisa diam. Prilly pasti akan cerita jika dia ingin. Ali tidak mau memaksa nya.

Prilly duduk di bangku nya, lalu balik menatap Ali dengan senyum lembut nya. "Aku maafin kamu kok."

"Jangan berhubungan sama mereka lagi."

"Siapa?" Prilly masih belum melunturkan senyum lembut itu dari bibir nya.

"Murid-murid Aslan." cowok itu masih menunjukan raut sedih nya. "mereka semua itu palsu, lo jangan percaya sama mereka, satu pun."

"Kalo begitu, aku nggak boleh percaya sama kamu dong?"

"Huh?"

Prilly mengembangkan senyum nya. "Kamu juga murid Aslan. Berarti, aku nggak boleh percaya sama kamu?"

"Gue bukan bagian dari sekolah ini."

"Kamu termasuk," sahut Prilly. "aku juga,"

"Kita nggak termasuk Prill, kita bukan bagian dari Aslan!"

"Kita murid SMA Aslan, kita sama kayak mereka, Ali." Prilly menatap Ali dengan lembut. "sama-sama palsu."

***

TBC

Love You, Nerd! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang