Hari pertama? mmm kurasa hari yang menyenangkan sekaligus menegangkan,haha.
———Hari pertama sekolahku mungkin berbeda dengan teman-temanku. Mereka nampak bahagia mulai menginjak sekolah baru mereka. Namun, entah mengapa, rasa aneh ini mulai bermekaran dihatiku, ya, rasa yang tidak pernah bisa diucapkan dengan sebutir kata.
Aku mulai memasuki ruangan kelas ku yang bertempat di paling ujung. Lebih tepatnya di dekat laboraturium fisika lantai dua. Kelas yang berukuran 9 x 7 meter ini memiliki 2 AC dan 1 kipas angin yang menempel di dinding kelas. Menurutku kelas ini lebih dari cukup untuk ku huni bersama teman-temanku selama kurang lebih 1 tahun.Apakah kalian pada waktu SMA langsung memiliki teman sebangku?
Ya, sama sepertiku, entah faktor apa, aku belum menemukan teman yang cocok untuk duduk sebangku denganku. Aku duduk persis di depan meja guruku. Namun tak apalah, hari ini memang belum ada guru yang masuk untuk memberikan pelajaran. Yaps, ini adalah hari pertama sekolahku.
Hari ini begitu hampa, matahari serasa kurang menyapa para penghuni bumi. Langit nampak kurang cerah, namun, tidak juga mendung. Hari ini, sekolahku belum melakukan kegiatan apapun. Hanya duduk di kelas sembari menunggu pengumuman yang diberikan kakak kakak osis selanjutnya."Diberitahukan kepada seluruh siswa baru, untuk datang ke aula sambil membawa alat tulis berupa buku dan bolpoin, terimakasih"
Aku mendengar pengumuman itu dengan jelas dan cermat, aku pun langsung mengambil buku sekaligus bolpoinnya dengan sigap dan lari menuju aula. Sesampainya di aula, ternyata sudah lumayan banyak yang datang. Aku langsung duduk di sebelah anak lelaki berambut lurus dan berkacamata itu. Dia menyapaku
"Hai aku Putra, (sambil mengulurkan tangannya)
Aku pun menyalaminya
"Hai juga, namaku Rudy, senang bertemu dengan mu"
Mulai detik itulah aku telah mendapatkan teman yang bisa kuajak mengobrol, walaupun kami berbeda kelas namun tak apa lah. Putra anak kelas 10 b, dan aku 10 d, hanya terpisah dua kelas saja, it's okey.
Pengumuman di aula hanya menjelaskan tentang PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang akan dilaksanakan 3 hari kedepan. Aku sudah membayangkannya pasti kegiatan itu sangatlah melelahkan.Sebelum aku pulang,aku sempat mengobrol sedikit dengan Putra,
"Orang tuamu pasti bangga memiliki anak pintar seperti kamu"
Aku memulai pembicaraan dengan perasaan gembira.
Seketika sosok lelaki itu diam sejenak, berusaha tidak menelan apa yang telah kukatakan tadi.Aku berfikir sejenak,
Apakah perkataanku tadi salah? hingga membuatnya terdiam.
Akhirnya Putra menjawab,
"Ayahku meninggal dua tahun silam,dan ibuku...
Putra berusaha menahan agar air matanya tak jatuh membasahi pipinya.
"Ibuku menghilang entah kemana sejak tiga bulan terakhir, bahkan dia tidak tahu bahwa sekarang aku telah memasuki jenjang SMA"
Putra tak kuasa lagi menahan air matanya untuk jatuh dan membasahi pipinya.
Ya Tuhan, apa yang telah kukatakan tadi, perkataan itu pasti langsung membuatnya teringat akan sosok ayah yang telah meninggalkannya untuk selamanya dan sosok ibunya yang entah pergi kemana tiga bulan terakhir ini."Maaf Putra, aku tidak tahu akan semua masa lalu mu, mungkin perkataan ku tadi sedikit lancang"
Putra menjawab sambil menyeka air matanya,
"Tidak apa-apa Rud, aku memang belum memberitahumu tentang masa laluku yang begitu suram"
Percakapan itu usai seketika ayah ku mulai datang menghampiriku dengan sepeda motor berwarna merah miliknya.
Memang, hari ini sangatlah berbeda dari apa yang aku harapkan sejak dulu. Semoga hari esok membaik, amin
YOU ARE READING
LUKA
Teen Fictionapakah arti kata luka? mungkin semua orang telah mengetahui apa yang dimaksud dengan luka. Namun, aku sendiri justru belum mengetahui sama sekali apa yang dimaksud dengan luka. Dengan membaca cerita ini, mungkin kalian akan lebih mengenal tentang ci...