4.9K 523 14
                                    

Jimin tengah berada di kantin
Lebih tepatnya di pojok kantin
Tempat favoritnya

Sendirian, makan dalam diam

"Hey Jimin, aku dan Jungkook duduk sini ya"

Belum Jimin jawab, Eunha sudah duduk

Eunha dan Jungkook duduk disebrang Jimin

Jungkook memegang tangan Eunha mesra
Aku juga ingin seperti itu

"Oh ya, Jimin, kau dan Jungkook ternyata akrab ya? Kupikir kalian tidak akrab"

Aku adalah selingkuhannya, aku adalah orang ketiga di hubungan kalian

"Kami baru akrab belakangan ini, ya kan Kook?"

Jimin menampilkan senyum termanisnya, yang sejujurnya bisa membuat siapapun jatuh cinta

"Kook, kau ingat boneka yang kemarin ku perlihatkan? Aku ingin membeli itu"

Aku tidak ingin melihat mereka bersama didepanku

"Kau suka?"

Eunha mengangguk sambil menunjukkan muka manisnya yang dibalas dengan usakan dipucuk kepalanya

"Aku pergi dulu, nanti kita bertemu dikelas"

"Kau mau kemana?"

"Hanya ingin ke toilet kok, Kook"

Jimin mencuci tangannya dan wajahnya
Dia ingin menangis
entah karna rasa bersalah, atau rasa sakit yang memenuhinya

Jimin berjalan menyusuri lorong sepi yang memang jarang dilewati

Tiba tiba dirinya ditarik ke ruang kelas yang jarang digunakan

"Kau kenapa Jiminah?"

Jimin menggelengkan kepalanya, dan berusaha lepas dari kungkungan Jungkook

"Beritau aku agar aku bisa memperbaikinya"

Jimin menatap mata Jungkook dan mengelus pipi Jungkook

"Aku ingin kau meninggal Eunha, memang egois, tetapi aku tidak bisa terus diposisi ini"

Jungkook memegang tangan Jimin yang berada di pipinya

"Aku belum bisa Jimin, aku merasa sangat bersalah"

Jimin menurunkan tangannya dan kembali menunduk

"Lalu kapan?"

Jimin kembali menatap Jungkook dengan mata yang sudah mulai basah

"Kapan kau akan meninggalkannya ketika kau sudah tidak mencintainya? Kau bilang kau mencintaiku"

Jungkook terdiam

"Maafkan aku, aku pasti akan meninggalkannya tetapi tidak sekarang"

"Hatiku sakit Kook"

"Akupun begitu"

Jungkook memeluk erat Jimin dan menghirup aroma yang sangat disukainya, jauh lebih disukai daripada aroma Eunha

Aroma vanilla yang memabukkan

"Aku sangat mencintaimu, Jimin"

Mereka berakhir tidak masuk ke kelas
Mereka saling terdiam
Saling merasakan detakan jantung satu sama lain
Merasakan debaran orang yang jatuh cinta

Eunha masih dikelas, menunggu kekasihnya untuk kembali

"Jungkook, tadi kau kemana?"

"UKS"

"Lalu Jimin?"

"UKS"

Jungkook membereskan barangnya dan barang Jimin

"Jimin kenapa? Dia sakit?"

Tentu saja Eunha tidak akan curiga, dia sangat polos
Rasa bersalah Jungkook makin besar karena telah menduai Eunha

"Iya"

"Eunha, kau hari ini bisa pulang sendiri kan? Aku harus mengantar Jimin karena dia sakit"

"Kau kan bawa mobil, kenapa tidak bersama saja?"

"Aku harus pergi lagi setelah mengantar Jimin"

Bohong

"Baiklah, pastikan Jimin sampai dengan selamat ya, hati hati dijalan"

Eunha mengecup ringan bibir Jungkook

Semua hal itu tentu saja didengar dan dilihat Jimin
Dia berada didepan kelas sepanjang waktu

Jimin merasa sangat bersalah karena telah menjadi selingkuhan Jungkook
Bagaimana ia bisa dengan egoisnya merebut kekasih teman baiknya
Apakah dengan cara dia merebut Jungkook, dia bisa bahagia?

Aku tidak pernah merebutnya, dia yang datang kepadaku

Tetapi

Pantaskah aku bahagia dengannya?

Bahagia // KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang