Jungkook berdiri ragu di depan pintu sebuah apartemen dengan nomor 3011. Sejujurnya Jungkook sedang enggan untuk melakukan pekerjaannya di saat libur begini. Di tambah seluruh tubuhnya yang masih pegal-pegal dan sakit. Tapi, Jungkook juga tidak bisa begitu saja menolak apalagi membantah perintah Madam Haemi. Ia tidak ingin cari masalah karena sadar hukuman yang Madam Haemi berikan akan jauh lebih merepotkan dari ini.
Jadi, sambil menarik napas dan menghembuskannya perlahan, Jungkook memantapkan hati untuk memencet bell. Tak lama, suara seseorang terdengar melalui interkom.
"Siapa?"
Suaranya terdengar dalam. Jungkook mengira-ngira jika pria yang memesannya pastilah om-om seperti biasanya.
Helaan napas lantas Jungkook keluarkan sambil diam-diam meratap dalam angan.
Tak bisakah ia mendapatkan pelanggan lelaki muda atau bahkan berondong sekali saja?
Tapi, toh akhirnya Jungkook tetap menjawab juga.
"Jungkook Jeon. Utusan Madam Haemi dari Paradise Club, Tuan."
Setelahnya, pintu apartemen terbuka. Menampakkan sosok yang membuat Jungkook sedikit melebarkan kedua matanya.
Bukan sosok om-om seperti bayangannya, ternyata. Melainkan seorang lelaki yang masih cukup muda, berperawakan kurus dan sialnya, Tampan.
Apalagi ketika lelaki itu tersenyum singkat dan mempersilakan Jungkook untuk masuk ke dalam. Aroma maskulin yang tertangkap indera penciuman Jungkook saat melewatinya membuat pemuda Jeon entah kenapa berdebar.
Saat di dalam, Jungkook di bimbing untuk duduk di sofa ruang tengah, sementara lelaki itu melipir ke dapur. Dan secara otomatis netra Jungkook mengedar, memperhatikan sekeliling apartemen tersebut.
Tidak terlalu luas, hanya terdiri dari ruang tengah, dapur yang di batasi meja bar dan dua buah pintu tertutup yang Jungkook yakini sebagai kamar tidur dan kamar mandi.
"Minumanmu, Jungkook." Ujar sebuah suara yang menyentak Jungkook dari kegiatan mengamatinya. Tiba-tiba lelaki itu sudah ada di hadapan Jungkook, meletakkan satu cangkir teh hangat di meja, setelah itu duduk menyamankan diri di sofa sebelah Jungkook.
"Terima kasih." Balas Jungkook. Meraih cangkir tersebut kemudian meminumnya. Harum dari teh tersebut seketika membuat Jungkook merasa rileks.
Setelahnya, hening melanda.
Jungkook sendiri merasa aneh dengan kecanggungan yang tercipta. Karena kebanyakan para pelanggan yang memesannya biasanya langsung memulai pergerakan. Entah itu merayu atau mulai menyentuh Jungkook, bahkan terkadang Jungkook lah yang mulai dengan melancarkan aksi menggoda. Tapi, keterdiaman lelaki di sampingnya ini entah kenapa membuat Jungkook segan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Pearl
FanfictionSeperti mutiara hitam di tengah kubangan lumpur yang pekat, itulah Jeon Jungkook. Keindahan mutlak yang ternoda karena kejamnya dunia. Akankah cinta dari seorang Kim Taehyung mampu menyelamatkannya? TaeKook/VKook.