Jika kehalusan tidak bisa membuat mu sadar tentang arti sebuah rasa, maka aku akan mengajarmu tentang pilihan. Kamu harus bisa memilih karna keduanya sama-sama beresiko. - Benediktus.
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Angel sangat senang. Ia segera membereskan buku-buku dan peralatan sekolahnya.
"Eh Bill,Ta gue duluan ya."
"Iya hati-hati lu entar diculik kakek-kakek."
"Yailah, doain sahabat yang baik-baik kali."
Setelah berpamitan dengan kedua sahabatnya, Angel bergegas menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya,
"Lepasin gue. Ngapain sih lu? Masih gak kapok gangguin gue?"
"Gue mau ngomong dulu sama lu ngel,bentaran." Mohon lelaki itu. Ya lelaki yang menarik tangan Angel adalah Ben.
Angel segera menghempas tangan Ben dengan kasar,
"Awas! Gue mau pulang!" Dengan segera Angel pergi menjauh dari Ben. Ia segera masuk ke mobil kakaknya, Linn dan meminta Linn untuk segera melajukan mobilnya.
-----------------------------------------------------------
Saat di perjalanan pulang, Linn bertanya kepada Angel,
"Kenapa sih muka lu kusut mulu tiap pulang sekolah?"
"Apaan sih,orang gapapa juga. Lagi males aja."
"Ben?"
"Jangan sebut nama itu didepan gue."
"Yaudah daripada lu badmood mulu. Gue punya kejutan buat lu."
"Apa emang?"
"Tunggu aja dirumah." Jawabnya sambil tersenyum.
Percakapan yang singkat antara Angel dan Linn. Linn tidak ingin menanyakan lebih jauh tentang apa yang terjadi dengan Angel dan Ben. Ia mengerti bahwa adiknya tidak ingin diganggu. Ia akan memberikan adiknya waktu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tetapi jika Angel meminta bantuan pada Linn, ia akan siap membantu adik kesayangannya itu.
-----------------------------------------------------------
Sesampainya di rumah, Angel membuka pintu setelah diberi aba-aba oleh Linn.
"Surprise! Liat siapa yang ada disini?"
Seketika itu juga, raut muka Angel yang tadinya kusut berubah menjadi sangat bahagia.
"Ayah! Angel kangen. Kapan Ayah pulang? Kok gak bilang dulu sama Angel?"
Ayah Angel selalu sibuk bekerja. Bisa saja dalam seminggu Angel dan Ayahnya bertatap muka satu atau dua kali saja. Itu yang membuatnya selalu merindukan Ayahnya dan tidak disangka bahwa hari ini Ayahnya pulang lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Anak Ayah sibuk sekolah,jadi Ayah gak mau ganggu. Gimana harinya?"
"Ya gitu deh, Yah. Capek sama tugas sekolah dan tugas OSIS yang menumpuk."
"Udah jadi tanggung jawab kamu sebagai Ketua OSIS. Harus dijalanin. Kalau pekerjaan berat dijalanin dengan senyuman, tak kerasa pasti cepat selesai."
Sedang asik berbicara, Bunda Angel datang membawakan makanan.
"Ngobrolnya nanti lagi. Sini makan bareng semua."
"Kalo soal makan gak pernah nolak." Jawab Angel.
Angel, Linn, Ayah, dan Bundanya makan sambil berbincang-bincang dan sesekali tertawa. Senang bisa melihat keluarganya utuh.
Untuk sejenak waktu, Angel tidak ingin memikirkan masalahnya dengan Ben ataupun Tabitha. Angel juga tidak mempedulikan handphonenya yang sedari tadi berdering terus menerus. Ia hanya ingin menikmati waktu bersama keluarganya.
-----------------------------------------------------------
Jika Angel bersenang-senang dengan keluarga, lain halnya dengan Ben. Ben pulang sekolah dengan sangat lesu.
Saat sedang terbaring malas di kasur sambil menunggu balasan chat dari Angel, tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Ya ia adalah Yudha, kakak Ben.
"Lesu banget lu."
"Tau ah males gue."
"Cerita dong kali aja bisa bantu."
Ben menceritakan semua masalah yang terjadi. Mulai dari berkenalan, benci, dekat, cinta dan akhirnya harus berakhir hanya karna sahabat.
"Gue tau gue playboy, tapi kali ini gue serius bro. Gue gak pernah sesayang ini ke cewek."
"Lu gak kayak biasanya. Biasanya lu deketin cewe cuman buat status lu doang, buat mainan lu doang. Kali ini keliatannya lu serius banget."
"Gue gak ngerti sama perasaan gue. Gue juga gak tau harus berjuang atau mundur."
"Kalau lu mundur sebelum perang artinya lu cupu, man. Lu gak tau perasaan dia, ya gue tau sih dia judes dan lebih mentingin sahabatnya tapi soal hati gak ada yang bisa maksa. Usaha terus sih kalo menurut gue. Gue yakin suatu saat usaha lu bakal berhasil kok."
Perkataan Yudha menjadi motivasi bagi Ben.
"Mending sekarang kita jemput mama di tempat kerja terus cus jalan jalan deh kayak biasa."
"Iya iya dah. Gue ganti baju dulu."
"Siap bosku." Jawab Yudha sambil menghormatkan tangannya.
-----------------------------------------------------------
Malam yang sangat indah bagi Angel dan keluarganya. Karna mereka jarang sekali berkumpul bersama.
Setelah selesai, Angel pergi ke kamarnya untuk istirahat.
"Yah, Bun, Linn, Angel ke kamar dulu ya capek nih mau istirahat bentar."
"Oke. Selamat istirahat anak kesayangan Ayah." Jawab Ayahnya.
"Dan juga Bunda." Lanjut bundanya.
"Gue juga ngel." Linn mengakhiri.
Saat membuka handphonenya betapa terkejutnya bahwa notif terbanyak berasal dari Ben.
Angel : "Kenapa lu gak hapus kontak gue sih? Kan udah gue bilang gak usah chat gue lagi."
Ben : "Yah gak bisa, gimana dong."
Angel: "Terserah!"
Angel menutup handphonenya dan tidak ingin melanjutkan percakapan tidak penting dengan Ben karna itu hanya akan merusak persahabatannya dengan Tabitha.
Tiba-tiba ada notif panggilan dari handphone Angel ketika akan diangkat sudah terlanjur mati dan sangat terkejutnya Ben mengirim pesan,
Ben: "Ngomong sama gue besok di tempat biasa atau gue bakal nyamperin langsung ke Tabitha buat jelasin semua perasaan gue ke elu."
Seseorang yang disebrang sana,
Maaf ngel gue harus lakuin ini ke lu. Karna gue gak tau gimana caranya buat ngajak lu ngomong sama gue. Gue sayang lu ngel.
Haihaii,jangan lupa vote dan comment yaa😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Novela Juvenil[REAL STORY] Ben, salah satu idola sekolah. Cowo paling populer dan juga paling bad boy. Sangat dijauhi oleh seorang Angel. Angel adalah perempuan cantik nan pintar terjudes disekolah sekaligus ketua osis yang sangat disiplin terhadap aturan. Saat...