welcome to jakarta #1

104K 683 13
                                    

"Wahhh jakarta itu luas ya, banyak kendaraan hilir mudik. Dan di titik tertentu jadi kemacetan ya?" nggak habis habis rasa kagum Nana ke kota terbesar se-indonesia ini, yah ini lah jakarta, ibukota indonesia. Bisa bisa tersesat kalau Nana pergi tanpa pendamping seperti sekarang.

"Ya, inilah jakarta Na. Banyak kemacetan, dan kamu harus biasakan keadaan sama kota ini ya" senyum reno terpancar dari kursi kemudi.
Ya dia Reno, pendamping Nana sampai nanti di kantor barunya.

"Iya mas, tenang aja aku mudah adaptasi sama suasana baru kok" dengan percaya dirinya Nana menyombongkan keahlian Nana yang supel.
"Oiya mas, kata om Hanung mas Reno mau nikah ya?"

"Iya"

"Kapan?"

"Minggu depan" dengan santai Reno menjawab sambil tetap fokus dengan setirnya.

"Terus aku gimana? Mamas cuti dong? Berapa hari?"

"Emang kamu kenapa?" Reno terkekeh kecil sambil menatap Nana

"Ya kan, mas Reno manager aku selama dijakarta. Kalau aku butuh apa apa gimana?"pertanyaan ini bukan karna kebutuhan kerja, tapi lebih tepatnya karna rasa cemburu. Selama ini Nana menyimpan rasa kepada Reno.

"Mas Reno gak ambil cuti Na"

"Lah terus?"

"Posisi mas Reno bakal diganti, Karna mas Reno nikah nanti bakal pindah ke daerah jakarta selatan, jauh sama kantor. Terus mas Hanung nawarin posisi lain, jadi Posisi mas reno nanti ada yang gantiin" Reno hanya tersenyum sambil menatap Nana, yang duduk di kursi sebelahnya.

Dia lah Nana, Yumna Nifara seorang penulis novel amatir yang mendapat tawaran pekerjaan di salah satu perusahaan produksi film di jakarta.
Yumna lahir dan besar di perkampungan kecil dan asri di daerah malang.
Terlahir di perkampungan kecil tidak membuatnya gentar mengejar cita citanya, iya! ia bercita cita menjadi seorang novelis. Dan sekarang dipercaya menjadi salah satu penulis film di perusahaan produksi film terbesar dijakarta.

"Ayo Na masuk"

"Iya mas" Nana berlari kecil mengikuti langkah Reno yang cepat.
Reno mempunyai kaki yang panjang dan jenjang. Jadi wajar saja kalau langkahnya sangat besar dan cepat, berbeda dengan Nana yang hanya mempunyai tubuh mungil dan kaki pendek. Tingginya saja tidak sampai 160cm

Suara lift berdenting dan pintu terbuka. Dengan cepat Reno masuk kedalam lift.
"Tunggu dimana Nana?" batin Reno mencari sosok gadis mungil berkaki pendek

"Mas tunggu, tahan liftnya" pekik Nana sambil berlari ke arah lift

"Kamu kenapa Na? Kok bisanya ketinggalan jauh?" Reno terkekeh menahan tawanya

"Apasih, mas Reno itu ninggalin aku, mentang mentang kaki jenjang macem model hot. Jalan seenaknya nggak peduli lagi sama yang punya kaki pendek" Nana mengerucutkan bibirnya karna tak kuasa menahan malu ditertawakan pria yang ia kagumi.

"Iya iya maaf" dan akhirnya tawa pecah dari bibir seksi milik Reno menurut Nana.

"Kita langsung ketemu sama om hanung?" Nana memulai topik pembicaraan supaya Reno tidak terus terusan menertawakan nya.

"Ah, nggak kita masih harus nunggu diruang V.I.P, soalnya mas hanung masih meeting sama klien"

"Oh"

"Tapi nanti diruangan itu bakal ada si cecunguk cecunguk sialan. Kamu gak apa?"

"Cecunguk sialan apa mas?" Tanya Nana yang tidak mengerti maksud Reno

"Iya, mereka temen temen mas Reno semua. Temen seperjuangan jaman masih jadi karyawan tak berjabat. Sekarang sih Punya jabatan dan posisi yang beda beda"

The FREAK And ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang