Endah melangkah dengan angkuh masuk ke dalam rumah anaknya. Lipstik merahnya mentereng di bibirnya yang suka sekali mengucapkan kata-kata sinis itu. Tak lupa sanggul khas Ibu-Ibu sosialita dan tas branded nya. Serta pergelangan tangannya yang dipenuhi perhiasan emas dan juga cincin-cincin yang memenuhi jari-jarinya.
Ia memutar bola matanya, melihat Najma yang tengah enak-enakan tiduran di sofa. Ia mengambil gelas air di atas meja menyiramnya ke wajah wanita itu. Najma terlonjak ia mengusap wajah basahnya.
"Dasar ya kamu! istri pemalas. Suamimu kerja, kamu malah enak-enak tiduran disini!" Ujarnya.
"Aku cape Bu, lagi pula pekerjaan rumah sudah ada yang membereskan."
"Mentang-mentang kamu ini! Seharusnya kamu itu belajar masak sana. Berapa tahun kamu menikah dengan anak saya sampai sekarang kamu masih belum bisa memasak!"
"Tapi, Mas Pram tidak pernah mempermasalahkan itu," sahut Najma, ia memang tidak bisa memasak, selama ini kalau tidak makan masakan buatan pelayan ia makan di luar.
Pram pun juga tidak masalah dengan Najma yang tidak bisa memasak. Pria itu juga tidak pernah menyuruh Najma melakukan pekerjaan rumah. Malahan Pram melarang keras ia melakukan pekerjaan rumah tangga, jika pria itu tahu ia menyentuh dapur Pram akan mengamuk. Pria itu tidak ingin istri cantiknya yang selama ini ia bangga-banggakan akan terlihat dekil saat melakukan pekerjaan rumah tangga.
"Alahh..... itu karena dia sangat bodoh. Heran saya sama anak itu. Memilih wanita pemalas seperti kamu, padahal masih banyak wanita yang lebih bagus di luaran sana untuk dijadikan istri dari pada wanita seperti kamu ini!" Endah mendorong Najma hingga wanita itu terjatuh, langsung saja ia jambak rambut Najma.
"Sebenarnya saya itu sudah lama gregetan sama kamu. Kenapa kamu tidak minta cerai saja dengan Pram? saya sudah bosan melihat wajah kamu!"
"Ibu lepaskan, sakit."
"Makanya setelah ini kamu minta cerai sama anak saya!"
Bayu yang kebetulan lewat awalnya berniat membiarkan saja karena sudah biasa bagi Bayu melihat Ibu Pram marah-marah sambil menjambak rambut Najma.
Tapi saat melihat Najma mulai menangis, ia memutuskan untuk ikut campur dalam masalah kedua wanita itu. Ia Menarik kasar tangan Endah yang menjambak rambut Najma. Wanita tua itu menatapnya marah.
"Kamu tidak usah ikut campur! kamu itu hanya supir disini beraninya menyentuh tangan saya!"
"Saya tidak bisa membiarkan seseorang berbuat semena-mena." Bayu membantu Najma untuk bangun. Endah berkacak pinggang amarahnya siap meledak, matanya melotot menatap bergantian Bayu dan Najma.
"Oh, atau jangan-jangan kalian menjalin hubungan gelap di belakang anak saya? awas kalian aku adukan pada Pram!" Ancamnya dengan kesal.
"Silahkan. Adukan saja." Tantang Bayu dengan tenang. Lagi pula apa yang ia takutkan. Pram sendiri tahu apa hubungan yang terjadi antara ia dan Najma, jika pria itu marah dan mengusirnya Bayu sungguh sangat bersyukur. Dengan demikian ia tidak perlu lagi bermain sandiwara membosankan ini. Ditambah dengan Ibu Pram yang seperti nenek sihir membuat siapa pun pasti tidak akan tahan.
*****
Di kamar Najma kini sedang duduk di ranjang sambil memeluk lututnya, sementara Bayu sedang chatingan dengan pacarnya. Sesekali pemuda itu tersenyum sendiri begitu asik dengan dunianya. Najma menghela napas ia begitu bosan dengan keadaan yang serba canggung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Titipan (New Version)
RomanceBayu tidak pernah menyangka jika Pram tuannya meminta dia untuk menikahi istri pria itu, Pram menginginkan Bayu menghamili Najma istri kesayangannya. Disitu harga diri Bayu benar-benar terhina, namun ia tidak punya pilihan ketika Pram mengancamnya...