It’s just fvcking wonderful day ever! Met One Direction, talked with One Direction directly dan yang paling mendebarkan adalah ketika aku bertatap mata dengan Niall! Oh God, this world is so wonderful. Tapi, haruskah besok aku kembali ke rumah itu lagi? Bertemu semuanya? Idolaku? Mereka semua? Kelima laki-laki yang selalu aku impikan untuk bertemu? Haruskah? Oh Jasmin, please. Throw away your questions and just relax. Baiklah, aku rasa tidak perlu (padahal ingin). Lagi pula kurasa aku tidak enak hati pada mereka.
Siang ini aku keluar rumahku menggunakan jeans, sweater yang berbalut jaket dan sneaker. Yah biasa saja sih, aku masih belum terbiasa dengan cuaca dingin di sini. Aku membawa sketch book yang kupeluk di dadaku, dan sebuah tas selempang kecil. Ya, aku bermaksud menggambar pemandangan di dekat sungai Great Ouse. Kalau ke sana, kalian bisa melihat dua buah sisi yang berbeda yang dibelah oleh sungai tersebut.
“Jasmin!” panggil seseorang. Aku terus mencari keberadaan orang itu.
”Hey Jasmin! Sebelah kirimu!” lanjut suara itu. Ketika aku menoleh ke arah kiri, aku melihat Harry terus berteriak dari jendela lantai dua. Hah, tak sadar aku sekarang berdiri di seberang rumahnya.
”Good evening, are you ok?” tanyanya padaku yang masih berada di seberang.
”Good evening too, I’m ok, thanks. How about you?”
”Very nice! Hey, come in!”
”What? But I–”
”Kenapa? Ayolah kemari. Niall invited you to come, right? The boys are waiting for you inside,” pintanya. Aku bingung. Antara tidak enak hati terhadap mereka karena mungkin mereka akan mengira bahwa aku berlagak sok kenal pada mereka. Tapi di sisi lainnya aku sangat ingin bisa berbincang dengan mereka.
“Ok, I will,” jawabku sambil tersenyum sambil berjalan menyebrangi jalan.
“Yuhuy!” teriak Harry. Dia langsung masuk ke dalam dan tubuhnya tidak terlihat lagi di balik jendela, “Guys, Jasmin is coming!” terdengar kericuhan dari dalam ketika aku menyebrang. Hah, apa sebegitunya aku bagi mereka. Ketika aku akan membuka pintu kayu tersebut, Niall ternyata sedang membukanya dari dalam.
“So-sorry,” ucapku gugup. You’re the one who make me blushing, boy!
“Maaf untuk apa? Yasudah ayuk masuk. Di luar dingin,” dia mengajakku masuk. His smile. Perfect. Dia mengajakku naik ke lantai 2. Wow, rumah yang indah.
“Guys, Jasmin is here,” teriak Niall yang berdiri di depanku. Apa sih mau mereka hahaha. Dia langsung loncat ke atas sofa dan duduk di sebelah Liam.
“Come here, Jasmin! Duduk di sebelahku,” pinta Niall padaku. Aku berjalan malu-malu menuju ke arahnya. Ya tentu saja.
“Oh iya, kamu dari mana? Kami belum sempat tahu dari mana dirimu. Are you Asian?” tanya Liam padaku.
”Do you know Pakistan?” tambah Zayn penuh semangat. Hahaha.
”Zayn,” keempat laki-laki lainnya memandang Zayn bersamaan.
”What? Just asking,”
”Hahaha, yeah I know Pakistan, Zayn. Oh ya, I’m Asian, exatcly Indonesia,”
”Indonesia? Tell me how Indonesia is!” pinta Harry dengan penuh semangat.
“Ok, Indonesia is just some beautiful place. I love everything in my country. And proud to be an Indonesia,” jawabku penuh bangga. Yah, walaupun sebenarnya terlalu banyak masalah di Indonesia.
“I want to go there!” teriak Louis tiba-tiba.
“Take me with you, baby,”
“Ok Hazza, we will have some honeymoon there,
YOU ARE READING
When Asphodel Start to Bloom
FanficJasmin Aline Lareina, seorang gadis yang sangat menyukai One Direction. Menjadi seorang gadis biasa adalah kesehariannya. Tapi apa yang akan terjadi ketika laki-laki pujaan hatinya, Niall Horan, bertemu dengannya dan semakin lama sebuah perasaan 'an...