"day thirteen"

996 70 5
                                    

day thirteen : morning, lazy

.

.


suara alarm smartphone milik minhyun menyala dengan volume tinggi tepat pukul enam pagi. si empunya smartphone tak kunjung bangun atau menunjukkan pergerakan dibalik selimut tebal itu.

seongwoo, yang nyawanya tinggal setengah, menatap kesal ke arah smartphone itu kemudian beralih ke minhyun—masih di alam mimpi tentunya—sebelum menghela napas. sebenarnya seongwoo sendiri kaget dengan suara alarm keras itu, membuat konsentrasinya buyar seketika. seongwoo menghela napasnya lagi dan memijat kecil dahinya yang terasa tegang sejak kemarin malam.

pria bersurai hitam legam itu berdiri, dengan perjuangan, dari kursi-tidak-terlalu-empuk-tapi-nyaman-nya, butuh beberapa langkah untuk mencapai dimana smartphone minhyun, menggeser layar ke atas.

"mati lu alarm," gumam seongwoo malas. ia melirik ke kanan, dimana minhyun—masih terlihat damai di atas kasur—berada, dan memutar bola matanya "orangnya sendiri aja nggak bangun."

seongwoo memperhatikan minhyun beberapa saat sebelum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. ia hendak kembali ke meja kerjanya namun sesuatu menghentikan langkahnya. siapa lagi kalau bukan si siluman rubah yang rupanya terbangun dari alam bawah sadarnya. seongwoo dibuat kaget dengan suara serak minhyun.

"seongwoo."

seongwoo menaikkan alisnya kearah minhyun. mata minhyun masih berbentuk garis, belum terbuka sama sekali, seperti ada lem kuat di sana. tangan minhyun keluar dari selimut, berusaha menggapai seongwoo yang jelas-jelas tidak jauh darinya. seongwoo hanya terkekeh. demi apa minhyun seperti orang bangun tidur, pikirnya.

ehm, seongwoo, coba pikirin lagi apa yang kamu pikirin deh.

"kamu...belum tidur?" tanya minhyun ditengah menguap lebar. minhyun harus mengusap air yang keluar dari matanya akibat menguap terlalu lebar. seongwoo menggeleng.

"kamu sendiri? ngapain nyalain alarm jam enam di hari sabtu? hari ini kamu libur kan, seperti biasanya?" pertanyaannya hanya dijawab dengan erangan minhyun, masih dalam posisi tidur. rupanya minhyun terlihat lebih malas dari biasanya. seongwoo memutuskan untuk mendekati minhyun yang adalah sebuah kesalahan besar, karena lengan dan pinggangnya ditarik ke kasur oleh minhyun. sebesar itu kekuatan minhyun meski baru bangun tidur.

"anjing! minhyun! eh—omffh!" suara protes seongwoo berhenti saat minhyun mendorong tengkuk seongwoo kearahnya. bibir mereka saling bersentuhan secara tidak sengaja meski minhyun tidak bermaksud itu. hidung seongwoo mengernyit mencium nafas khas minhyun di pagi hari.

"mau apa, hyun?" tanya seongwoo datar.

"aku lupa matiin."

"hah?"

"...alarm, yaampun woo." seongwoo mencolek keras pinggang minhyun hingga tubuh minhyun refleks menjauh darinya. minhyun tertawa kecil namun tangannya mengunci pergelangan tangan seongwoo supaya hal itu tidak dilakukan lagi oleh seongwoo. seongwoo ternyum bangga.

"makanya nggak usah kesel. masa pagi-pagi sudah...kesel." seongwoo menutup mulutnya yang terbuka lebar, kelopak matanya memberat tiap detik. ia pun menyerah dan menutup matanya sebentar. sudah lama seongwoo bergadang seperti ini.

"woo."

seongwoo tidak menjawab, membiarkan minhyun melanjutkan kata-katanya. namun tidak ada suara. jari minhyun mengelus balik tangan seongwoo sebelum menggenggam pergelangan tangannya dan mengarahkannya ke bawah. lebih tepatnya area selatan milik minhyun.

"hyun." 

meski matanya tertutup. nada seongwoo terdengar tegas. tidak ada respon dari minhyun. yang ada, pria bersurai cokelat itu malah menekan telapak seongwoo, seolah-olah seongwoo sedang meremas miliknya.

"minhyun!" seongwoo menarik paksa tangannya, matanya setengah terbuka. ia melihat minhyun yang tidak sepenuhnya tersenyum.

"ayolah, woo," mata sayu minhyun melihat kebawah, ke celana seongwoo, lalu kembali menatap lekat-lekat seongwoo, "kamu juga gitu."

seongwoo tidak berusaha untuk mencela atau melakukan apapun untuk membela dirinya karena dia benar-benar capek. capek akibat bergadang dua berturut-turut dengan kerjaan kantornya, capek memikirkan masalahnya yang belum selesai di kantornya. anehnya dia baru merasakan capeknya saat ini. tubuhnya sudah tidak bisa diajak kompromi rupanya. seongwoo mendengus, menunjukkan bahwa ia tidak memedulikan kata-kata minhyun.

"aku malas, hyun." gumam seongwoo. ia merangkul leher minhyun dan jarinya mengusap rambut minhyun dengan lembut. minhyun mengecup bibir seongwoo yang perlahan lidahnya ikut ambil peran dalamnya. menelusuri gua hangat itu dengan lihai karena ia sudah ingat di luar kepala. seongwoo juga ikut memainkan lidahnya dengan minhyun, sekedar untuk membalas ciumannya. seongwoo mendorong pelan kepala minhyun karena kurangnya pasokan udara.

"aku juga malas, woo." kata-kata minhyun menarik perhatian seongwoo karena yang dikatakannya bukan candaan. minhyun terlihat serius, meskipun masih mengantuk. seongwoo tertawa kecil, lagi-lagi kelopak matanya memberat.

"terus gimana nih?" goda seongwoo. tangannya berinisiatif untuk memulai apa yang diinginkan oleh minhyun. minhyun, tanpa banyak bicara, mengangkat kaos dan melepas celana seongwoo. tangannya otomatis berada di dada seongwoo dan mulai mengusap area itu. seongwoo tidak mau kalah, tangannya telah berada di dalam celana dalam minhyun. mengusap dan memberi pijatan kecil ke kejantanan minhyun. seongwoo meraup dan melumat bibir pria bermata rubah itu dengan lambat. semua pergerakan mereka lambat, namun keduanya menikmati sensasi itu. biasanya seongwoo ingin lebih, tapi anehnya dia ingin semunya dikerjakan dengan lambat.

minhyun membalas ciuman seongwoo dengan senang hati. tangannya yang tidak sibuk turun ke bokong seongwoo dan perlahan memasukkan jarinya kedalam lubang anal seongwoo. seongwoo melenguh, otot tubuhnya melemas sekaligus menegang—sensasi yang hanya minhyun bisa berikan padanya.

"ah..." desahan seongwoo akhirnya keluar. suara itu tidak pernah membuat minhyun bosan. minhyun menghentikan kegiatannya untuk duduk, membalik tubuh seongwoo hingga berbaring tengkurap kemudian menindihnya. seongwoo terekekeh.

"kamu berat hyun ah!" minhyun mendorong penisnya ke bokong seongwoo yang sudah terekspos sedari tadi. ia dapat merasakan tubuh seongwoo menggelinjang dibawahnya.

"aku langsung ya, woo." kata minhyun sebelum menusukkan penisnya perlahan kedalam lubang seongwoo. napas seongwoo memberat, desahannya juga tidak membantu pernapasannya itu. minhyun mencium telinga seongwoo dibawahnya.

"jangan lupa napas, seongwoo. tarik, keluar, tarik, keluar..." bisik minhyun berusaha menenangkan seongwoo. ia menunggu beberapa saat sebelum menggerakan pinggulnya. seongwoo mendesah. volumenya meninggi ketika minhyun berkali-kali menggesek g-spot seongwoo.

"hyun..ah mau keluar ahhh...!"

minhyun ikut mendesah karena otot seongwoo meremas kejantanannya, "aku juga ah..woo..."

keduanya akhirnya klimaks bersama. tak lama seongwoo tertidur pulas, meninggalkan minhyun yang masih sadar diatasnya. minhyun menenangkan detak jantungnya sebelum berbaring di samping seongwoo. ia membalik tubuh kekasihnya supaya ia dapat bernapas dengan normal. setelah menyelimuti mereka berdua—memastikan tubuh seongwoo tertutup seluruhnya—dan menutup matanya, minhyun tertidur.

_________________

karena efek tema, author ngantuk pas nulis ini makanya nggak ngeh banget alurnya 😂

karena ngantuk onghwang ikut ngantuk gitu kali ya??

.

up next : "day fourteen : dom/sub"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

《discontinued》die Stabilisierung;;  onghwang+-30 days otp nsfwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang