Kejora menuju rumah keluarga ibunya. Kejora berusaha mencari alamat saudara ibunya. Perubahan kota semakin pesat. Kejora hanya ingat masjid besar yang pernah dilaluinya saat ibunya mengajak Kejora ke rumah saudaranya. Kejora berhasil menemukan rumah saudara ibunya.Setelah sampai di rumah keluarga ibunya, mereka tidak mengenali Kejora karena sudah lama tidak bertemu.
"Mau ketemu siapa, ya?" Tanya saudaranya Kejora.
"Mau ketemu ibu, aku Kejora,"
Begitu mendengar nama Kejora mereka langsung memeluk Kejora. Saudara ibunya mengajak Kejora ke kamar Narsih.
Narsih tergeletak di atas kasur. Tubuh Narsih sangat kurus. Kejora langsung memeluk ibunya.
"Maafkan Ibu, Nak! Ibu tidak bisa menjagamu dengan baik! Dirga terlalu licik dan jahat. Ibu di campakkan begitu saja," ucap ibunya Kejora.
"Ibu jangan bersedih lagi, aku ada di sini, aku akan terus menemani Ibu,"
Narsih mulai cerita kalau dirinya selalu disiksa dan dijadikan pelampiasan jin peliharaannya Dirga. Kejora melihat jin yang hitam pekat ada didekat ibunya. Kejora masih ingat jin yang mengikuti ibunya sama persis saat yang dilihat Kejora saat kecil.
Kejora mulai mendatangi orang-orang pintar dan Ustad untuk menyembuhkan ibunya. Kejora berharap ada orang pintar yang bisa membebaskan Panjul.
Usaha Kejora hasilnya nihil. Mereka tidak bisa menemukan Panjul dan mengusir jin yang berada di samping ibunya. Bahkan salah satu dari orang pintar mengatakan, jika jin yang disamping ibunya dilenyapkan maka nyawa Narsih akan melayang.
"Ustad, apakah Ustad bisa membebaskan anakku dari jin, yang ditawan Dirga?" Tanya Kejora penasaran.
"Kejora, anakmu jin, kamu tidak usah peduli pada jin, itu dosa!" Jawab Ustad.
Jawaban semua orang pintar tentang Panjul, mereka menasehati agar tidak mengingat Panjul. Sudah jutaan rupiah dikeluarkan Kejora untuk membayar orang pintar dan ustad. Kejora mulai lelah dengan keadaannya dan pasrah untuk merebut Panjul dari Dirga.
Kejora mulai fokus merambah usaha dagang di kota ibunya. Kejora semakin sukses dan memiliki banyak toko. Allah mengganti kesedihan Kejora dengan rejeki yang berlimpah.
Kejora berencana belanja keperluan tokonya. Biasanya Kejora selalu menyuruh karyawannya. Kejora memarkirkan mobilnya. Kejora terkejut melihat juru parkir. Wajahnya masih diingat Kejora. "Dia 'kan Deni?" Gumam Kejora.
Deni memakai topi dan hanya menunduk. Rupanya Deni masih ingat dengan wajah Kejora. Deni terlihat malu dan menyembunyikan wajahnya. Kejora berlalu dari hadapan Deni dan pura-pura tidak kenal.
Kejora mulai tidak fokus dan mengingat kembali saat Deni mencampakkan dirinya begitu saja. Perasaan dendam Kejora kembali muncul dan ingin sekali membalasnya. Saat Kejora keluar dari toko ingin masuk ke dalam mobil, Deni menghampirinya.
"Kejora apa kabar? Gimana kabar anak kita?" Tanya Deni menahan malu.
"Anak?! Anak siapa? Aku tidak punya anak!" Jawab Kejora ketus.
Deni hanya bengong mendengar jawaban Kejora. Deni tidak menyangka Kejora sangat acuh dan langsung pergi meninggalkannya. Kejora sangat puas melihat keadaan Deni yang miskin. Tanpa perlu membalas dendam, Deni sudah mendapat ganjaran atas perbuatannya. Kehidupan Kejora justru lebih baik dari Deni.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Hamil Anak Jin (Panjul Part 1) #Wattys2019
HorrorTentang gadis kecil yang ditinggal Ibunya demi pria lain yang berprofesi sebagai paranormal. Kejora sejak kecil sudah bisa melihat jin, tapi orangtuanya tidak pernah percaya. (18+) Cerita untuk DEWASA Salam hangat Mamah Ranggi