Perlahan aku membuka mataku, dan perlahan pula aku melebarkan senyumanku, ketika kedua mata ini melihat sebuah kotak merah yang diikat dengan sebuah tali pita berwarna kuning keemasan berada di genggaman tanganku.
''Apa ini, Kak?'' Aku menjadi sangat kepo.
''Buka aja, Bay!'' timpal Kak Ilham menambah rasa penasaranku.
Lalu tanpa ragu lagi, aku pun membuka tali yang mengikat bingkisan ini, kemudian aku buka kotak merah ini pelan-pelan.
Dan aku terbengong, karena aku cuma mendapati secarik kertas. Kuambil kertas tersebut dan kubuka lipatannya, di situ aku temukan sebuah tulisan. Sebelum aku membaca tulisan ini aku melirik ke arah Kak Ilham. Cowok tampan itu cuma memalingkan mukanya dan tersenyum simpul.
''Hadiahnya ada di dalam jok motor!'' Aku membaca isi tulisan di kertas ini.
''Iya ... jika kamu ingin tahu hadiahnya apa, kamu harus buka dulu jok motorku, Bay....'' ujar Kak Ilham sambil menunjukkan kunci motornya dan menggerak-gerakannya tepat di hadapanku.
''Aaah ... Kak Ilham ... kenapa kamu bikin teka-teki macam begini, sih!'' protesku dengan cemberut, ''kamu pasti sengaja ya, ingin aku mati penasaran!'' tambahku.
''Hahaha ...'' Kak Ilham hanya terkekeh.
''Ya, sudah ... cepat berikan kunci motormu, Kakak!'' ungkapku seraya mencoba merebut kunci motor Kak Ilham dari tangannya, namun Kak Ilham lebih gesit berkelit, dia bergerak dengan cepat menggenggam kunci tersebut dengan kuat-kuat agar tidak terlepas dari tangannya. Aku kesal, karena belum berhasil mendapatkan kunci itu.
''Eitss ... tak semudah itu kamu mendapatkan kunci ini, Bay!'' cibir Kak Ilham yang membuatku jadi dongkol.
''Hahaha ...'' Kak Ilham tertawa ngakak mengejekku.
''Aah ... Kak Ilham jahat, deh! Buruan kasih kuncinya, jangan bikin aku penasaran lagi!''
''Aku akan memberikan kunci ini pada kamu, Bay ... tapi ada syaratnya!''
''Iiihhh ... gitu, deh! Nyebelin, ah!'' Aku makin manyun dan menekuk-nekuk mukaku.
'''Hehehe ...'' Kembali Kak Ilham terkekeh.
''Ya, sudah aku menyerah, buruan sebutin apa syaratnya, Kak?!''
''Kisss me!''
''What?'' Aku langsung mengkerutkan jidatku.
''Kisss me now!''
''Are you crazy?'' Aku celingukan ke kanan dan ke kiri memperhatikan orang-orang di sekitar pantai.
''Ya, aku crazy karena mencintaimu, Bay ..."
''Kakak ... coba deh, lihat! Banyak orang di pantai ini, Kak!''
''I don't care!''
''Kak Ilham memang gila. ...'' Aku kembali celingukan, aku memastikan bahwa tak ada orang yang memperhatikan kami, lalu setelah merasa aman aku memberanikan diri untuk mendekati wajah Kak Ilham dan tanpa banyak pertimbangan aku langsung mengecup bibir Kak Ilham hingga beberapa detik.
''Mmmmmuuuaaachhh!'' Bibirku dan bibir Kak Ilham beradu mempratikan ciuman kemesraan yang sangat romantis.
''Kamu benar-benar nekat, Kak ...'' gerutuku setelah melepaskan ciuman hangat dari bibir Kak Ilham.
''Hahaha ....'' Kak Ilham hanya ngakak kegirangan, sepertinya dia puas karena telah menjahilin aku.
''Dasar ....'' Aku menabok bahunya. Kak Ilham masih cengengesan saja.
''Mana kuncinya, Kakak?'' Aku merengek untuk meminta kunci seperti anak kecil yang mengharapkan benda mainannya.
''Hahaha ....''' Kak Ilham masih saja tertawa girang, kemudian dengan sigap akhirnya dia mau juga memberikan kunci jok motornya ke tanganku.
"Huh!" gumanku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
H O r M O n
Short StoryUntuk 13++ ''Tanyakan pada dirimu ... apakah kamu tidak memiliki rasa sedikit pun terhadapku?'' ujar Kak Ilham masih dengan nada geram. ''Jika benar kamu tidak mempunyai perasaan itu ... aku rela untuk mundur ... dan tidak akan mengganggumu lagi!''...