Azura | Harry Styles Love Story

213 5 1
                                    

Awan hitam berarak dengan cepat menyelimuti langit Kota London. Berhasil menyembunyikan matahari yang semula bersinar terang, dan membuat suasana terlihat gelap dan suram. Jantungku hampir meloncat keluar saat melihat kilatan cahaya yang menyilaukan diikuti suara guntur yang menggelegar hingga memekakkan telinga. Angin berhembus dengan kencang. Pakaian lengan panjang yang aku kenakan tak mampu menghalau dinginnya angin yang menusuk pori-pori kulitku. “Argh… Sial! Aku benci cuaca seperti ini.” Aku terus mengumpat tak jelas di sepanjang jalan yang aku lalui.

Sial! Sebentar lagi hujan. Aku semakin mempercepat laju sepedaku. Aku harus sampai di rumah  sebelum hujan turun dan membuatku basah kuyup. Kakiku mengayuh pedal sepeda kuat-kuat. Andai saja mobilku tidak masuk bengkel, pasti aku tidak akan ngos-ngosan seperti ini.

Seorang gadis tiba-tiba muncul beberapa meter tepat di depanku. Dengan refleks aku mengerem laju sepedaku hingga timbul bunyi decitan yang keras. Sepedaku hilang kendali. Bagaimana tidak! aku memacu sepedahku dengan kecepatan tinggi lalu mengeremnya mendadak. Tubuhku oleng kekiri dan…

BRAAKKK…

“AAWWW…” teriakku. Aku jatuh berdebam ke aspal dengan posisi yang menyakitkan. Telapak tanganku menggores aspal hingga berdarah. Lengan baju di bagian siku robek, hingga membuat sikuku berdarah juga. Kepalaku terkantuk ke aspal. Beruntung kepalaku tidak sampai mengeluarkan darah, tapi cukup membuatku pusing. Seharusnya aku tadi memakai helm dan pelidung dalam bersepeda. Pasti hasilnya tidak akan sesakit ini.

Aku mencoba berdiri setelah beberapa detik mengerang kesakitan. Aku menghampiri gadis itu dengan kaki terseok-seok. Sepertinya kaki kiriku sedikit terkilir. Satu lagi, pantatku sakit sekali. Jangan sampai pantatku ikut terkilir juga.

Tik … tik… tik…

Hujan mulai turun. “Sial! Aku benci hujan.” Umpatku. Basah, kedinginan, tidak nyaman dan membuat lukaku semakin perih. Kalau saja gadis ini tidak melintas secara mendadak, aku pasti sudah berada di rumah yang jaraknya hanya beberapa meter lagi. Duduk bersantai di sofa sambil menikmati teh hangat. Sial! Sial! Sial!

“Kau tidak apa-apa?” tanyaku pada gadis berambut pirang itu. Dia hanya tertunduk sambil memegangi lengannya. Astaga! Dia berdarah. Pasti ini gara-gara aku menabraknya tadi.

Gadis itu menengadahkan kepalanya. Aku meraih tangannya dan membantunya berdiri. Rintik hujan semakin deras. Tiba-tiba gadis itu limbung. Aku segera menangkapnya. Tapi tak lama kemudian gadis itu mencoba berdiri tegap, lantas menggeleng pelan kapadaku.

“Aku baik-baik saja,” ucapnya lirih hampir tidak terdengar karena suara hujan deras telah memenuhi indera pendengaranku. Tak sengaja aku menatap kedua manik mata birunya. Tetes air mata keluar dari pelupuk matanya? atau penglihatanku saja yang salah. Entahlah itu air mata atau air hujan.

Aku membonceng gadis itu dengan sepeda dan membawanya pulang ke rumahku. Kalau aku membawanya pulang kerumahnya-yang mungkin jaraknya berkilo-kilo meter- bisa-bisa aku mati kedinginan di jalan. Sesampainya di rumah, tanganku terus memegangi tubuhnya. Feelingku mengatakan dia tidak akan kuat kalau harus berjalan sendiri. Setelah aku membuka pintu, aku langsung berteriak memanggil momku.

“Mom! Bantu aku,”

“Astaga! Harry, siapa gadis ini?” Tanya mom dengan ekspresi heran bercampur panik.

Azura (Harry Styles Fanfiction - Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang