Bad Girl & Ketua Osis

1.9K 328 29
                                    

rindu gak?

Gadis dengan surai kecoklatan itu kini tengah menatap malas pintu gerbang SMA Dirgantara yang sudah tertutup rapat. Dia mendengus kesal, lagi-lagi dia harus memanjat gerbang tersebut.

Bukan hal baru bagi Krystal memanjat gerbang sekolah, walaupun dia memakai rok nyatanya dia masih bisa memanjat gerbang tersebut.

"Aduh." Namun kali ini keberuntungan tidak memihak padanya, dia salah mendarat dan membuat lututnya terluka.

Krystal meringis melihat lututnya yang mulai berdarah. "Telat lagi." gadis itu mendongak, mendapati cowok dengan pakaian rapi dengan surai gelap.

"Aduh, nanti aja deh introgasinya, gak lihat apa aku habis jatuh." rengek Krystal.

Cowok itu tersenyum tipis, lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada Krystal.

"Makanya, lain kali bareng aku aja." ujar lelaki yang bername tag Kai Kim. Mendengar pernyataan Kai, gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Bisa berdiri enggak?" tanya Kai.

"Tolongin dong."

Kai terkekeh pelan, dia membantu Krystal berdiri lalu membopongnya sampai ke UKS. Untungnya masih pagi, jadi tidak banyak yang memperhatikan mereka.

Sesampainya di UKS, Kai dengan telaten mengobati luka pada lutut Krystal.

"Kalo sakit tahan ya."

Gadis meringis merasakan obat merah yang menetes di lututnya, bahkan tanpa sadar matanya kini sudah berkaca-kaca.

"Sakit ya?" tanya Kai yang mendapat anggukan lemah dari Krystal.

Detik itu juga Kai menghentikan kegiatannya, "Kenapa berhenti?" tanya Krystal.

"Aku gak tega lihat kamu kesakitan."

Gadis itu mendengus pelan, "Kalo kamu berhenti, nanti kaki aku malah kenapa-napa. Kalo di amputasi gimana?" ujarnya sambil menunjuk-nunjuk kakiknya.

Kai terkekeh pelan, "Kamu tuh ada-ada aja." sambil mengacak rambut sang gadis.

"Kai, kok bisa sih kamu suka sama aku?" tanya Krystal tiba-tiba.

"Gak tahu." balas Kai sambil mengobati kaki kekasihnya tersebut. Mendengar itu membuat Krystal mengerutkan keningnya.

Cowok itu mendongak menatap Krystal lekat, "Kamu tahu gak, cinta itu gak butuh alasan. Jadi, kalau kamu tanya, kenapa aku bisa suka sama kamu, jawabannya gak tahu," Krystal menatap Kai dengan sendu.

"Karena perasaan itu datang tiba-tiba Tal." lanjut Kai. Kedua sudut bibir Krystal terangkat, tangannya meraih tangan Kai, memegangnya erat.

"Terimakasih." ujar gadis itu.

"Buat?"

"Semuanya." Kai tersenyum lalu mengecup kedua tangan kekaksihnya.

Kai dan Krystal memang sudah hampir setahun menjalin hubungan. Mereka membuat heboh seantero Dirgantara karena kabar jadian mereka. Pasalnya Kai adalah seorang Ketua Osis yang sangat di kagumi di Dirgantara sementara Krystal gadis yang tidak punya aturan yang suka membuat onar.

Cara Kai menembak Krystal pun juga berbeda dari cowok pada umumnya.

"Mau ngapain lo?" tanya Krystal yang tiba-tiba di bawa Kai ke belakang sekolah.

"Eh denger ya, hari ini kan udah selesai nih jam sekolahnya jadi gue gak papa dong ngeluarin seragam gue." ujar gadis itu sambil memperlihatkan bajunya yang sudah ia keluarkan.

"Gue mau ngomong sama lo." ujar Kai dingin.

Krystal meneguk ludahnya, "M—mau ngomong apa?" suaranya bergetar melihat Kai yang tiba-tiba mendekatkan badannya ke arah dirinya.

"Jangan terlalu deket napa." ujar Krystal sambil mendorong pelan bahu Kai.

Kai akhirnya sedikit menjauh dari Krystal, "Gue mau ngomong penting sama lo." ujarnya Kai.

"Udah buruan mau ngomong apa?"

"Gue suka sama lo." ujar Kai to the point. Hal itu sontak membuat Krystal tertawa cukup keras.

"HAHAHAHAHA, gimana? gimana? lo ngomong apa barusan."

"Heh lo tuh kalo nembak cewek kaya gitu yang ada si cewek kabur." ujar Krystal.

"Kalo mau nembak cewek tuh, pegang tangannya, tatap matanya, gitu." lanjut Krystal.

Dan Kai pun melakukan semua yang diucapkan oleh Krystal tadi, dia mengambil tangan gadis itu, sambil menatapnya lekat.

"Gue beneran suka sama lo." detik itu juga Krystal langsung membeku, bibirnya menganga, rasanya seperti mimpin, seorang Kai yang menjadi teladan menyatakan perasaannya kepada Krystal si pembuat onar.

"Dan gue mau lo jadi pacar gue." lanjut Kai, gadis itu meneguk ludahnya kasar, rasanya dirinya ingin jatuh dari lantai paling atas sekolah.

"Jangan di jawab sekarang, gue kasih lo waktu seminggu buat mikirin ini." ujar Kai.

"Kenapa lo jadi kaya ngasih gue tugas sih."

Setelah Kai sudah berlalu dari hadapan Krystal, dia meninggalkan gadis itu sendirian dengan rasa masih tidak percaya.

Tak terasa sudah seminggu, dan kini disinilah mereka berdua berada, di teras rumah Krystal dengan rasa canggung menyelimuti mereka.

"Ngapain sih lo kesini segala?" tanya Krystal.

"Biar lo gak kabur lagi." balas Kai.

"Jadi gimana?" Tanya Kai.

"Apa?"

"Gak usah pura-pura lupa."

Gadis itu menghembuskan napas panjang, "Gue gimana jawabnya?" Kai gemas sendiri melihat tingkah Krystal yang seperti itu.

Cowok itu tersenyum tipis, "Ya tinggal jawab." ujar Kai.

"Gue malu jawabnya."

Krystal mendengus pelan, "Gue, gue." Gadis menghentikan kalimatnya.

"Gue mau." ujar Krystal lirih, namun masih bisa terdengar oleh Kai.

"Gak denger." goda Kai.

"Gue mau."

"Mau apa?" lagi-lagi Kai menggoda Krystal.

"Ya mau."

Kai terkekeh geli, "Mau apa, yang jelas dong." Gadis itu menggigit bibirnya, rasanya ingin segera kabur dari sana.

"Gue mau jadi pacar lo. PUAS!"

Kai tertawa mendengar perkataan Krystal, berbeda dengan Krystal yang kini tengah berusaha menutupi wajahnya yang memerah.

"Jalan yuk." ajak Kai.

"Kemana?"

"Kemana aja yang penting sama kamu." ujar Kai. Dan untuk pertama kalinya Kai memanggil Krystal dengan kata 'kamu'.

RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang