Mengalihkan Pandangan

Keliling mesin adalah rutinitasku setiap hari kecuali hari minggu, karna liburku dihari itu, kulanjutkan langkah kaki, satu persatu kusambangi, takut tak sesuai planingan, tak mau jadi sorotan karna dapat semprotan dari atasan akibat dari kelalaian

Sejenak ada yang mengalihkan pandangan, terayun begitu rapih, warna warni menghiasi lembaran demi lembaran tersusun rapih, tak ingin beranjak pergi, ingin berlama-lama berdiri menikmati goresan-goresan menakjubkan mata, mengandalkan teknologi canggih namun masih ada campur tangan manusia

"Dep..." suara mesin mati

Akupun penasaran dan kudatangi dengan hati-hati, rupanya ada yang perlu diperbaiki, ku lambaikan tanganku pada operator mesin,

"heyyy Mbaaaa... " panggilku dengan keras

Karna tak ingin kalah dengan mesin-mesin yang masih bekerja,
ia pun langsung mengerti apa yang aku isyaratkan dengan jari jemari, dari kejauhan ia datang namun tak sendiri, dibelakang langkah kaki perempuan ada langkah kaki lagi yang membuatku tegap berdiri, entah kenapa langkah terasa berat dikaki, terdengar langkah kaki semakin dekat sampai bunyi sepatu memantul membuatku tak ingin beranjak pergi

Entah seberapa lama pandanganku teralihkan padanya, dengan tubuh sedikit kekar namun tegap, kulit hitam tak menghilangkan karismatiknya, alis tebal hitam berjejer lurus, hidung mancung, pipi mulus, dengan sorot mata yang tajam namun tak menghilangkan kewibawaanya, ia lebih muda dariku, tiba sorot mata itu tertuju padaku, dengan bibir tersungging padaku

"harus kubalaskah senyum manis itu... " kata hatiku

Warna-warni dari goresan handuk menambahi cerminan hati, Ya Allah ada apa dengan hatiku ini

"Astaghfirullah..." terucap kencang di bibirku

Akupun beranjak pergi meninggalkan mesin itu, sosok laki-laki yang membuatku tersipu malu, membuat aku bergegas melangkah cepat dan semakin jauh dengan hati yang berdegup kencang sembari kupegang dengan telapak tangan dengan hati yang tak pernah lekang dengan istighfar

Entah seberapa banyak handuk yang kuabaikan dari pandangan.