(1)
Rasanya sepertiぐでたま. Gudetama, si telur yang enggan melakukan hal dengan sepenuh hati. Si telur yang bosan diperintah-perintah dan lebih senang tengkurap, menungging sebagai bentuk pemberontakan dan penolakan. Si melankolis berbentuk kuning, yang malas dan kerap menggumam: meh, aaahhh.
Bila malam tiba, ingin bersorak melihat shoji kamarnya. Bau sarung bantal dan selimut adalah aroma ternikmat yang pernah dihirup. Sering kali bila terlampau lelah, Sofia tertidur masih mengenakan kaus kaki dan jilbab yang membalut kepala. Barulah dini hari saat ingin ke belakang karena hawa demikian dingin, dia membersihkan diri berikut sikat gigi dan menyelesaikan agenda yang seharusnya ditunaikan sebelum tidur.
Dering alarm pagi merupakan hukuman bagi kesenangan!
Andai waktu dapat ditunda dan dia dapat menelusup ke bawah lantai tatami. Menimbun diri di balik tumpukan baju yang belum disetrika, menimbun diri di balik gulungan selimut, bermimpi bahwa natsuyasumi sedang terjadi hari ini.
Sebetulnya, Paman tidak lagi seperti matsu yang kaku. Jarang mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Namun, perintahnya makin sering, makin kerap, makin beruntun.
"Ambilkan barang. Ada yang mau antar dan nitip di An Nour."
"Jemput tamu di Bandara Fukuoka."
"Belikan bibit bunga."
"Jangan lama-lama di kampus. Kerjakan tugas sambil jaga toko."
"Main ke Aso jangan keseringan. Mentang-mentang tiket pelajar dapat diskon. Ngapain jauh-jauh cari krim susu di kaki Gunung Aso?"
(Foto : Cantiknya landscape pegunungan Aso di Fukuoka ya?)
(2)
Kantin Joshi Daigaku, dihiasi meja putih dan kursi kuning cerah, tidak mampu memberikan energi positif. Dinding merah bata yang menjadi ciri khas kampus perempuan, bagai batas-batas penuh bisikan membawa pesan rahasia bak cerita di film horor.
"Aku merasa semester ini sebagian besar diriku hancur," keluh Rei.
"Sama," Umeko mengiakan.
Sofia yang menyusul tampak sama kusutnya.
"Aku tidak mengerti apa yang salah," Rei masih kehilangan semangat. "Kuliah nursing, pelatihan keguruan, dan children care harusnya berjalan mudah."
"Apakah kita sudah kehilangan sifat keperempuanan sehingga pelajaran perempuan terlihat sangat sulit?" Sofia melempar pertanyaan retorik.
"Kamu betul," ujar Rei dan Umeko nyaris serempak.
YOU ARE READING
Sirius Seoul
RomanceSofia, si energik yang altruist, kuliah di joshi daigaku Kitakyushu. Natsuyasumi kali ini ia habiskan bersama teman-teman di Seoul, Korea. Menonton konser, mengunjungi SMTown, belanja di LINE store dan adu lari dengan Yong Hae di Ihwa Yeoja Daehakyo...