Body Guide

23K 1.8K 562
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Bali, Indonesia.

Derap langkah kaki jenjang berbalut sneakers putih itu menggema di lantai mengkilap terminal kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai yang penuh sesak dengan wisatawan lokal maupun wisatawan luar negeri yang datang mengunjungi salah satu tujuan wisata paling terkenal di Indonesia yaitu pulau Bali. Pulau yang dijuluki sebagai Pulau Dewata dan konon ditasbihkan sebagai Hidden Tropical Culture Paradise bagi banyak orang, terutama pemburu pesona alam seperti Lee Taeyong.

Taeyong adalah seorang traveller asal Korea yang sudah sering melalang buana dari satu tempat ke tempat lain untuk dapat menikmati dunia dari sudut yang berbeda. Selain hobi dan sebagai pengisi waktu luang, travelling-nya kali ini juga menjadi penyembuh tersendiri bagi kepenatan hidup dan kesemrawutan pikiran akan tesisnya yang benar-benar membuatnya stres akhir-akhir ini.

Tujuannya bertandang ke Bali bukanlah untuk tujuan khusus, hanya sekedar jalan-jalan saja. Dan ini bukanlah perjalanan pertama bagi Taeyong mengunjungi Indonesia, sebelumnya ia pernah datang ke negara kepulauan ini tepatnya ketika ia melakukan perjalanan ke Raja Ampat sekitar satu setengah tahun yang lalu. Namun ini baru kali pertamanya mengunjungi Bali yang merupakan hasil rekomendasi dari sahabatnya. Katanya Bali adalah surga tropis dan eksotis yang menyajikan kepuasan lahir batin pada siapa pun yang datang mengunjunginya.  Tanah Dewata ini kaya akan warisan budaya yang tercermin dalam banyak upacara dan kerajinan seni yang penuh warna yang sudah tersohor hingga ke penjuru dunia.

Lelaki berambut pink itu menggeret koper besarnya dengan tergesa ketika melihat seorang pria paruh baya yang mengenakan Udeng [1] tampak memegang sebuah kertas berukuran F4 bertuliskan namanya berdiri di deretan kursi tunggu Bandara. Taeyong segera mendekat setelah meyakini jika orang itu pasti salah satu trip guide yang sudah disewanya seminggu sebelum keberangkatan.

"Hello, Mr. Lee Taeyong?"

Lelaki paruh baya itu bertanya ketika Taeyong sudah sampai dan berdiri di hadapannya, Taeyong mengangguk dan membuka masker hitam yang menutupi wajahnya kemudian tersenyum ramah.

"Saya adalah supir villa, seseorang menyuruh saya menjemput anda karena beliau sedang ada urusan mendadak."

Senyuman Taeyong perlahan lenyap digantikan dengan kerut halus di keningnya ketika mendengar ucapan si lelaki paruh baya yang dengan fasihnya berbahasa inggris. Bukan. Bukan bahasa inggrisnya yang Taeyong pertanyakan, tapi lelaki ini ternyata bukanlah trip guide pesanannya seperti yang ia perkirakan.

"Trip guide akan menemui anda di villa Aquamarine sesuai bookingan anda."

Imbuh lelaki itu yang seolah paham akan ekpresi bingung Taeyong. Pemuda ini jelas heran karena biasanya jika Taeyong pergi melakukan solo travelling ke tempat-tempat lain, trip guide yang dibooking akan bersedia stand by di bandara untuk menjemput dan mengantarnya sampai ke hotel baru kemudian menggiringnya berjalan jalan.

Body Guide Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang