Pagi itu, seperti biasa layaknya anak-anak kecil berkumpul dan bermain di tanah lapangan merah. Mungkin kalau ada yang bertanya apa pekerjaanmu rum? Dengan lantang aku menjawab bermain adalah pekerjaan ku. Aku senang sekali berada di tengah teman laki-laki. Karna memang lingkungan tempat tinggalku sebagian besar anak-anak yang seusia ku saat itu kebanyakan laki-laki. Saat itu umurku memasuki 5tahun. Seharunya aku sudah sekolah TK. Tetapi tidak untuk aku, aku berada di bangku TK saat umurku 6 tahun. Lalu apa yang aku kerjakan. Memanjat pohon, main ayunan di akar-akar pohon, bermain sepeda, membuat anak tetangga nangis, atau aku yang akan nangis sendiri karna kejahilan yang aku perbuat. Suatu sore pada saat itu aku belum bisa mengendarai sepeda miniku. Dengan susah payah aku berjuang, dari pagi sampai sore, bahkan malamnya pun aku tetap berusaha. Dan sore itu menjadi sejarah dalam hidupku. Untuk pertama kalinya aku bisa mengendarai sepeda rongsok ku. Bergayalah aku, mencoba meniru setiap apa yang di lakukan teman laki-laki ku. Ya.. Beruntunglah tidak bocor kepala ini, hanya sedikit luka di dengkul dan bebrapa luka di tangan dan di kaki. Karna aku harus terjatuh terjungkal dari sepeda. Setelah itu aku menangis sejadi-jadinya, tapi keeskoan harinya aku bermain lagi seakan rasa sakit tidak terasa lagi bagiku.
Beberapa bulan kemudian tanah-tanah lapangan tempat ku bermain tergusur oleh rumah-rumah dimana setiap rumah tersebut terdapat satu hingga 2 anak permpuan, yang pada akhirnya mereka akan menjadi temanku. Aku mulai jarang bermain dengan teman lelaki, karna teman permpuanku lebih sering mengajak aku bermain di halaman rumahnya, bermain yang selayakanya anak permpuan, meskipun begitu tak jarang aku masih saja suka melakukan kenakalan ku pada mereka sampai pada suatu hari mereka menjauhi ku. Tapi tidak berlangsung lama. Karna nyatanya mereka juga senang bermain denganku. Meski sedikit nakal aku adalah anak yang mudah bergaul, tidak pernah minder karna aku bukan apa-apa di banding dengan mereka teman-teman perempuanku.
Orangtua ku sibuk bekerja. Bapak bekerja di suatu perusahaan swasta sebagai tukang bersih-bersih. Ibu membantu ayah dengan bekerja sebagai buruh cuci dari rumah ke rumah. Tak jarang aku suka ikut dengan ibu saat ibu harus ke rumah tetangga yang harus di cuci strika pakainya. Kadang aku juga lebih suka di rumah. Umur 5 tahun di tinggal sendiri di rumah? Kalian pasti bertanya kan masa si?, gak mungkin akh..? Tapi pada kenyataanya aku bisa. Iya itulah sedikit kisah masa kecil ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harum MANIS
Short StoryPerjuangan Harum Malea Nisfu menggapai mimpi kecilnya yang tak di sangka menjadi kenyataan. Berasal dari keluarga sederhana, di sudut kota yang ia juluki kota robot. Kota dengan sejuta kesibukan, gedung-gedung pencakar langit, kebisingan, huru...