Surabaya

7 3 2
                                    

Hari ini , niana tidak masuk sekolah
Ia harus mengikuti turnamen basket selama seminggu .

Rombongan tim basket akan berangkat pukul 08.00 wib dari stasiun jakarta kota menuju surabaya

Sebelum berangkat , nana biasanya memeluk papahnya, karena ia tak tenang dalam perjalanan bila tak memeluk papahnya dulu

"Pah ?"

"Iya nak?" Michael menjawab dengan senyum

"Peluuukkk..." niana bertingkah manja sambil memajukan bibirnya

"Aduh udah gede juga.. yaudah siniii..." michael memeluk putrinya, dan tak lupa mengelus rambutnya

"Semangat kakak!!" Sahut rosa

"Peluk mama jugaakk!!" Niana merengek

Setelah berpelukan, niana mulai menarik kopernya dan memikul ransel dipunggungnya

Saat niana sudah sampai pintu gerbang keberangkatan , tiba tiba deva menyolek pundaknya

"Halo kaptenn!!"

"Eh deva , tumben gak telat"

"Ini tuh telat tauu, tadi salaman dulu sama orangtua lo"

"Demi apa lo salaman sama mereka?" Niana kaget

"Yaela masa gapercaya , emang kenapa? Salah kalo gue pamitan sama orang tua lo?"

"Ya enggak sih" niana mengelak

Niana kembali menarik kopernya dan memikul barang bawannya

"Lemot lu, sini gue bawain kopernya" deva langsung menarik koper niana dan bergegas pergi

"Ehh devaa tunggu...."
.
.
.
.

Niana menaiki tangga dengan perlahan , ia sadar bawaan di ranselnya cukup berat , sehingga ia tak boleh tergesa gesa , atau pilihan lain ia akan jatuh

Setelah niana sampai di gerbong kereta , ia segera mencari tempat duduknya , persis di dekat jendela

"Asikkk deket jendela bisa melihat jendela" gumam niana sambil tersenyum
Deva yang datang langsung menaruh koper niana di bagasi atas
Lalu deva langsung duduk disamping niana

"Duduk sini??" Tanya niana

"Iya "

"Loh kan harusnya sama ninda" (ninda = teman satu tim niana)

"Gue udah tuker tiket , biar bisa samping lo"

Niana membeku, ia tak bisa menjawab apa apa . Pandangan ia alihkan ke jendela
Ia bukannya tak menggubris omongan deva , hanya saja ia kehabisa kata untuk menjawabnya

Niana's POV

Deva , plis stop care sama gue
Gausah angkatin koper gue lagi
Gausa tuker tempat duduk demi sebelahan sama gue

Dev , lo mau gue gagal mupon?



Author's POV

" na, kok ngelamun sih? Gasuka ya gue duduk sebelah lo?"

"Hah?? Engga kok , lagi liat pemandangan aja , sawahnya hijau banget , jarang gue nemu sawah di jakarta"

"Iya indah na , kayak lo" , niana membulatkan matanya, ia memastikan apakah ia salah dengar atau tidak

"Hah?? Apa dev?"

"Pemandangannya indah ."
Deva hanya menjawab seperti itu, padahal sudah jelas tadi niana mendengar bahwa deva memujinya.

"Na , gue laper , ke kantin yok?" Deva mengajak niana ke bagian restorasi KA

"Bukannya nanti ada petugas yang jualan makan ya?"

"Makan disini gaenak , di restorasi lebih kerasa nikmatnya "

"Hmmm yaudah deh"

Akhirnya mereka sepakat menuju bagian restorasi , disana mereka memesan makanan nasi kotak yang telah ada di daftar menu

"Na , gue mau minum tapi , diem diem aja ya."

"Minum sih minum aja "

Deva mengeluarkan sekaleng bir dari kantong jaketnya

"Devaa ? Minum alkohol? Astaga.."
niana menggelengkan kepalanya

"Santai 0,01 persen kok hehe"

"Tetep aja , ga takut mabuk?"

"Alkohol segini mana bisa bikin mabuk , lagian juga gue minumnya sedikit kok 1 kaleng"

"Ga bagus buat kesehatan deva , udah gausah diminum"

"Gapapa , gue kalo lagi berduaan sm sheina juga pernah kayak gini kok , santai"

Lagi lagi, deva menyebut sheina , pacarnya . Niana merasa aneh , kenapa sekarang deva jadi membicarakan sheina ?

"Oh gitu"

"Mau coba gak na?"

"Gak makasih " niana tersenyum

Deva melanjutkan minum sampai habis , tak lama pesanan mereka datang . Merek pun makan bersama.

Setelah selesai makan , mereka membuka hp mereka masing masing , bertukar nomor telepon , id line , instagram ,dll

Mereka pun membahas hal lucu sambil tertawa bersama

"Oh ya btw pacarlo kelas berapa? Kok gue gapernah liat dev "

"Ips 2 , satu angkatan sama gue" deva menjawab cuek , sepertinya deva tak tertarik bila membahas sheina didepan niana

"Ohh , ada sih temen gue di sebelas ips 2 juga , kalo gue bikin story ig sama lo boleh? Sapa tau ada yang marah"

"Siapa yang marah? Sheina? Dia aja gak follow ig lo , ga mungkin tau lah , snapgram gapapa kok . Ga ada yang marah "

"Nanti tiba tiba gue dilabrak kan ga lucu dev"

"Sheina bukan orang yg kayak gitu na , santai aja . Yang penting lo terbuka , kalau kita emang ga ada apa apa"

"Okedehh " niana memperagakan dengan jarinya

Mereka melanjutkan perbincangan, mulai dari cerita tentang deva , apa saja dibahas , mulai dari hobi , bicara karakter semua guru disekolah , cerita yang lucu , bahkan sampai yang horor pun mereka bahas

Niana pum heran , dia tak pernah bisa berbicara dengan lelaki selama ini , anehnya jika ia berbicara dengan deva , nana tak pernah kehabisan topik.

Deva bukan cowok yang pendiam , dia humble , bahkan semua perbincangan pasti diawali dari deva

Itu sebenarnya tipikal cowo niana, yang selalu memulai obrolan duluan

Tapi , niana tak ingin suka pada deva.

Setelah selesai berbincang bincang,
Mereka kembali ke gerbong penumpang , melanjutkan main hp atau bahkan mendengarkan musik

Deva memilih untuk tidur

Niana awalnya sibuk mendengarkan musik sambil chatting dengan dina, tetapi tanpa sadar ia sudah tertidur pulas

Kereta pun melaju kencang.

My liebling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang