Chapter 1

8.7K 476 57
                                    

Pria itu menahan tubuhnya dengan berlutut di atas tempat tidur. Tanganya terulur untuk meraih plastik kondom di atas meja nakas samping tempat tidur. Menggigit ujung plastik pembungkus hingga robek, ia memakaikan karet tipis transparan itu pada 'miliknya' yang berdiri tegak dengan gagah di antara selangkangannya.

Sembari memijat dan mengocok penisnya yang tegang, pria itu berkata, "Aku masih tidak mengerti...."

"Itu karena kau bodoh. Bahkan biji kecambah masih lebih tinggi dari IQ-mu.." olok lelaki mungil yang berbaring di depannya, memotong perkataannya dengan cepat.

Posisinya lelaki itu sangat vulgar. Ia terbaring dengan kedua kaki yang dilipat hingga menyentuh dadanya, membuat lubang berwarna merah muda itu terpampang jelas di depan mata, menggoda siapapun yang melihatnya. Penis kecilnya sudah kembali lemas karena beberapa saat lalu dia baru saja ejakulasi, bahkan zat berwarna putih itu masih mengotori perut ratanya.

"Mulutmu memang selalu pedas kalau bicara. Haruskah kubungkam dengan 'adikku' ini?" Pria itu menyeringkai, memijat miliknya yang berurat.

Ia mengangkat kedua kaki lelaki berkulit putih itu, menaruh sepasang kaki yang tidak terlalu panjang itu di bahunya. Sedikit memajukan tubuhnya, perlahan dan hati-hati, ia menyiapkan penisnya yang terbungkus pengaman ke depan lubang merah muda itu. Perlahan namun pasti, ia menenggelamkan kebanggaannya ke dalam lubang hangat itu.

"Ahh.... " Lelaki bertubuh mungil itu memejamkan matanya, menggigit bibir bawahnya kuat saat rasa nikmat mulai mengambil alih kewarasannya.

Melihat wajah pasangannya yang menggoda, pria itu mendorong kuat penisnya hingga tenggelam seluruhnya-ditelan lubang hangat itu.

"Mmhh.... ahh...."

Wajah putih di bawahnya kini secara bertahap mulai dihiasi semburat merah yang seksi. Imut dan menggoda. Sayang, lelaki ini bukanlah kekasihnya. Dia milik orang lain. Dia tak lain adalah kekasih dari bosnya di perusahaan.

"Ahh... itu begitu dalamhh.... ah.. Lee Seokmin, penismu membuat lubangku penuh sesak... itu sangat dalam.. rasanya seperti menembus ususku... ahh... nhh.. " racau lelaki mungil yang selalu memasang wajah galak itu. Tapi sekarang wajah galaknya menghilang, digantikan wajah penuh nafsu yang begitu menggoda.

"Aku hanya masih tidak mengerti..."
Ia melanjutkan pertanyaan yang tadi tertunda.

"Hubunganmu dengan Seungcheol sudah ada di tahap serius, kalian bahkan sudah bertunangan..." Ia berbicara sembari perlahan-lahan mulai bergerak. Menggerakkan pinggulnya maju-mundur, memompa lubang kecil itu. Suara kulit basah yang saling bertabrakan memenuhi kamar hotel mewah itu.

Lelaki di bawahnya hanya memejamkan mata sembari menggigit bibir bawahnya, wajahnya tak bisa menutupi rasa nikmat yang sedang dia rasakan dari setiap hantaman benda keras itu di dalam tubuhnya.

"... Tapi kenapa kau masih mencari penis pria lain? Bukankah kau mencintai Seungcheol?" Ia kembali melanjutkan berbicara. Gerakan memompanya menjadi semakin cepat, menusuk semakin dalam mencari titik kenikmatan lelaki dibawahnya.

"Lee Seokmin, ini seperti masakan ibu, kau tahu?" Dengan kedua mata terpejam lelaki itu berbicara.

"Seberapa pun kau mencintai masakan ibumu, seberapa pun enaknya masakan ibumu, kadang-kadang kau juga butuh makanan lain bukan? Kau butuh camilan yang ibumu tidak bisa membuatnya sendiri di rumah..." kata lelaki mungil bermarga Lee tersebut.

"Kau mengerti maksudku?"
Lelaki itu membuka matanya, menatap pria yang sedang menumbuk lubangnya dengan penuh semangat.

"Tidak. Aku tetap tidak paham..." ucap Seokmin dengan cengiran bodohnya.

UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang