yong pal

396 31 2
                                    

Di sebuah ruangan dengan gambar grafik seperti menunjukan detak jantung seseorang, lalu memperlihatkan bagian telinga, mulut mata  dan tangan yang terpasang alat. Dua pasang kakinya terlihat, seorang wanita seperti tertidur dengan semua alat rekam medis menunjang kehidupannya. Terlihat mata si pasien bergerak perlahan. 

Flash Back 

Seorang wanita cantik terlihat di kaca spion, ia bernama Hyuga hinata. Seorang pria yang duduk disampingnya terlihat dengan memasukan jari-jarinya ke sela-sela tangan hinata lalu mengengamnya dengan erat, hinata menatap si pria yang mengemudi mobil dengan satu tangannya seperti penuh rasa cinta. 

Keduanya saling mengubar senyum bahagia, sampai terdengar bunyi klakson mobil yang membuat suasana menjadi tegang. Beberapa pria yang ada didalam mobil menyuruhnya untuk menghentikan mobil tapi pria itu malah mengedipkan matanya pada hinata lalu melajukan mobil lebih cepat dan pindah ke arah yang berlawanan. 

Ia mencoba menghindari mobil yang  berjalan didepannya, hinata sempat sedikit terguncang, lalu mobil sempat memutar karena disenggol dari arah samping. Lalu dengan cepat mobil lainya menabrak dari arah samping, hinata menatap si pria yang terlihat mencoba mengendalikan stirnya. Tapi saat itu juga, mobil berhenti dan si pria terlihat melotot tertusuk sesuatu ditubuhnya. 

“Salah satu cara untuk keluar dari mimpi buruk adalah ... untuk bangun.”

Dari luar terlihat seperti mobil mereka, tertimpa tiang dan masuk ke dalam mobil. Hinata masih sadar dengan wajah terciprat darah lalu berteriak melihat histeris. Ketika sampai dirumah sakitpun, ia masih sadar melihat prianya dibawa ke lorong sebelah kiri sementara ia kesebelah kanan, tanganya mencoba meraihnya tapi semakin menjauh. 

“Tapi kalau aku tidak bisa bangun, mimpi buruk terus berlanjut.”

Disebuah Gereja, ada peti mayat dengan pendeta dan beberapa jemaat duduk dibelakang. 

“Saudara-saudari yang saya cintai. kita berduka karena saudara kita, shimura sai yang meninggal dunia. Tapi kematian bukanlah akhir, Ini adalah awal kehidupan abadi dalam ajaran kristen. Jadi kita berharap untuk bertemu lagi dalam kasih Allah.Mari kita berdoa untuk sai, yang meninggalkan kita dengan satu hati. Amin.”

Hinata dengan baju hitam masuk ke dalam gereja, dengan mata berkaca-kaca melihat sai sudah berada dalam peti mayat mengunakan jas. Kakinya sempat sedikit lemah tapi terus berjalan sampai akhirnya terhenti, air matanya tergenang, nafasnya terasa sesak dan akhirnya air matanya pun mengalir. 

Sebuah vas bunga pecah berkeping-keping, terlihat seperti seorang ayah hanya melihatnya lalu pergi. Hinata melihat ayahnya dengan mata berkaca-kaca langsung berlari dan melompat kearah jendela kaca. Seluruh kaca jendela yang besar pun runtuh dalam sekejap, suaranya terdengar nyasir. 

Tubuh Hinata pun melayang diudara, Ayahnya pun kaget melihat anaknya yang melompat bunuh diri dari ruang rawat. Tapi Hinata terlihat masih melayang sebelum sampai kebawah, sang ayah berteriak memanggil anaknya dengan histeris dan panik. 

"Hinata......"

Hinata seperti pasien yang hidup dengan bantuan dan pantaun alat, wajahnya sedikit pucat dengan baju putih yang dikenakannya dan rambut indigonya yang tertata rapih. 

“Mimpi buruk itu menjadi kenyataan lain. Dan kenyataan yang tidak akan pernah berakhir. Sampai dia sebut namaku.” Tiba-tiba mata Hinata terbuka dan  melotot.

...........

Dalam sebuah kamar yang gelap, terdengar ringtone telp “cepat jawab! cepat cepat jawab!” Pria bernama sasuke yang sedang tidur tertelungkup langsung mengangkat dan bertanya “dimana”  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YONG PALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang