"Ada yang bisa kubantu?"
Gadis mungil di hadapanku menoleh. Dia menunjuk buku di rak paling atas. "Aku pendek, jadi tidak bisa meraih buku itu," jawabnya.
Aku pun mengambil buku yang dia maksud. "Apa yang ini?"
Buku setebal 600 halaman berjudul: Rumus Matematika Paling Lengkap + Soal.
Mantap.
"Iya, yang itu," lanjutnya. Dia menerima buku itu dan tersenyum lebar. "Terima kasih!"
"Hoi, Nal! Bukunya sudah ketemu belum?" panggil seseorang. Aku mengerutkan dahi saat melihat siapa orang itu.
Lan.
"Oh? Ada Harlert juga di sini?" ucapnya saat melihatku.
"Aku termasuk bagian dari klub literasi. Wajar kalau aku ada di perpustakaan," jawabku. "Ngomong-ngomong, apa gadis ini kenalanmu, Lan?"
"Dia?" Lan pun mengelus kepala gadis tersebut—yang langsung ditepis olehnya. "Dia adikku. Namanya Nal."
Kurasa aku pernah menemukan buku berisi nama untuk anak di salah satu rak perpustakaan sekolah.
Kuberikan ke orang tua Lan boleh juga, nih.
"Apa Nal bersekolah di sini juga?"
"Tidak, dia hanya mampir," jawab Lan dan terkekeh. Tangannya masih berusaha mengusap kepala sang adik—yang malah menggigit tangannya.
Dasar vampir.
"Oh, iya. Ini kartu perpustakaanku. Aku juga butuh buku yang Nal pegang." Vampir itu pun menyerahkan kartu perpustakaannya.
"Mari, ikut aku."
Kami bertiga pun berjalan ke arah Rachel yang tengah bertugas mencatat semua yang meminjam buku dan kapan harus dikembalikan.
"Hoi, Rachel! Lan mau meminjam buku, nih," sapaku. Rachel dengan sigap mengeluarkan stempel perpustakaan. "Mana kartunya?"
Singkat, padat, dan jelas seperti biasanya.
Setelah menstempel kartu Lan, Rachel menyodorkan buku pengunjung ke Lan. "Tulis namamu di sini. Jangan lupa jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun juga ditulis. Bukunya harus sudah di kembalikan minggu depan."
"Eh? Tapi buku ini tebalnya 600 halaman dan adikku juga ingin membacanya," bantah Lan.
"Baca berdua 'kan bisa, begitu saja ribet. Pokoknya kembalikan minggu depan pada hari Rabu di jam yang sama. Kalau telat, siap-siap kena denda."
Sip, Rachel lagi mode senggol bacok.
"Huuu, dasar nenek galak."
Suara geprakan meja pun menggema ke seluruh pelosok perpustakaan. "Ulangi sekali lagi tepat di depan wajahku," desis Rachel.
"Dasar nenek galak."
Rest in peace, Lan.
Dan suara gedebuk pun tercipta saat Rachel berhasil menendang kepala Lan sampai jatuh tersungkur ke lantai. Nal sendiri bukannya membantu tapi malah dengan santainya menertawakan Lan.
"Harlert," panggil Rachel.
"Ya?"
"Ingatkan aku untuk memasukkan nama Lan ke dalam daftar orang yang tidak boleh masuk perpustakaan."
"Siap, baginda."
Dan Rachel kembali duduk di singgasananya, tanpa memedulikan Lan maupun orang yang sedaritadi memerhatikan—dan mengambil kesempatan untuk meng-update status.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARATED
Fantasía[Sequel SWITCHED] (SLOW UPDATE) Mana yang lebih menyakitkan: Ditinggalkan oleh orang yang kau sayangi tanpa alasan atau tidak bisa mengingat siapa orang yang kau sayangi padahal kau menangisinya tiap malam? . . . DO NOT PLAGIARIZED MY STORY OR I'LL...