2.2 The Right Hand: Blue and White Porcelain

544 89 8
                                    

Warning: YAOI, Messy Writing, OOC, Typo.

.

.

.

Hal yang sering Kun lakukan untuk menghibur ketiga adiknya adalah bermain piano.

Kepekaan musiknya memang terlihat sejak kecil, mungkin juga karena adanya darah musik dari pihak ibunya yang mantan penyanyi. Kun sering bermain lagu anak-anak, dia juga akan mengajak mereka bertiga bernyanyi.

Biasanya setelah tawa Kun yang hangat disambut riuh mereka, Tuan Qian akan memotong adegan manis itu dengan perintah belajar. Dan Kun dengan patuh akan pergi ke kamarnya, sementara mereka bertiga akan sibuk dengan pelatihan masing-masing.

Bukan tanpa alasan keluarga Qian mengangkat anak, dengan gilanya Tuan Qian menginginkan anak angkatnya nanti menjadi pelayan setia keluarganya.

Bayangkan ketika kau sudah mengasuh seorang pelayan sejak kecil, ketika dewasa dia tak hanya patuh tapi kesetiannya takkan diragukan nanti.

Tuan Qian memang pandai mempermainkan psikologis orang, karena dia tahu anak agkatnya nanti akan segan padanya, yang sudah membiayai hidupnya sampai seperti ini.

Tapi ketiganya tak kecewa, karena diangkatnya mereka membuat status mereka agak terangkat dan hidup mereka lebih berwarna. Panti asuhan mereka memang tak begitu baik. Lagipula Nyonya Qian dan Kun sangat baik pada mereka, Tuan Qian juga sebenarnya.

Yukhei sendiri memiliki nama yang sulit diucapkan, sehingga semua orang memanggilnya Xuxi mulai sekarang. Xuxi yang memiliki bakat manajemen kuat membuatnya ditunjuk mengawasi bisnis gelap keluarga Qian, dan itu juga titik balik dimana dirinya mengurangi kekonyolannya dan menjadi murid teladan.

Sebenarnya Kun tak setuju akan keputusan ayahnya, tapi tak ada yang bisa dia lakukan selain memelajari bisnis keluarganya dan berharap dirinya saja yang mengambil alih tugas Xuxi juga.

Dan ketiganya sudah terbiasa memanggil Kun dengan sebutan tuan muda, padahal mereka dulu senang sekalli memanggil Kun dengan sebutan gege...

Jungwoo ditunjuk menjadi asisten dalam mengurus hal-hal kecil dalam perusahaan sekaligus mansion mereka, sementara Winwin -nama yang diberikan Tuan Qian pada Sicheng- menjadi tangan kanan Kun nantinya.

Begitulah hidup mereka sampai umur 17 tahun, dipenuhi kegiatan belajar, pengenalan perusahaan dan lainnya.

Mereka tentunya menjadi lebih serius dan jarang bersantai bersama, mereka lebih sering membicarakan perusahaan bila berkumpul berempat. Xuxi menjadi lebih serius, Jungwoo menjadi lebih tega, dan Winwin menjadi lebih dewasa.

Walau begitu Kun masih suka memainkan pianonya, baby grand piano berwarna putih itu warisan ibunya dan menjadi kesayangannya. Seperti saat ini, Kun sudah bersiap di hadapan piano itu. Ketiganya hanya mampu melihat Kun dari belakang, dan ada perasaan senang melihat rutinitas mereka terulang lagi.

Lagu yang Kun mainkan adalah Jay Chou- Blue and White Porcelain, lagu yang sering dia mainkan dulu. Dan dengan kompak ketiganya bernyanyi pelan, nyaris sama dengan dulu. Kecuali fakta ketiganya yang sudah berubah, punggung tegak Kun tampak semakin rapuh.

Dalam hal ini Xuxi ingin sekali melindungi Kun dari ayahnya sendiri, yang begitu menekan Kun sedari kecil. Ibunya tidak bisa berbuat apa-apa, dan mengajarkan musik sebagai pelariannya -yang berkembang menjadi ambisi kecilnya-. Itu yang menyebabkan kedua penguasa rumah Qian selalu bertengkar, dan ketiganya tak bisa berbuat apa-apa selain duduk menemani Kun yang menatap lantai dengan sedih.

Permainan Kun selalu berakhir singkat, bahkan kadang sebelum lagunya selesai dimainkan. Tapi kali ini tidak ada yang memotong permainan Kun, tidak ada yang berani karena Tuan dan Nyonya Qian sedang pergi dan hanya ada Kun dan para pelayan.

"Permainan tuan muda sangat bagus," kata Jungwoo segera setelah lagu usai.Winwin dan Xuxi masih sangat terpukau, karena keahlian Kun semakin meningkat. Kun sendiri tersenyum malu dan menjawab. "Diam-diam, aku memainkannya saat papa tak ada. Tapi aku masih kalah dari mama."

"Saya jadi ingin belajar," celetuk Xuxi yang langsung diiyakan Kun. "Oke, sini kuajari."

"EH?!" pekik Jungwoo dan Winwin. "Kami juga mau!"

Sebenarnya mereka tak begitu tertarik untuk belajar piano. Tapi jika itu menambah durasi kebersamaan mereka, memainkan benda besar ini tak masalah. Dan diantara mereka bertiga, Xuxi menunjukan perkembangan yang cukup memuaskan. Karenanya Xuxi sering diajari Kun dengan giat, dan itu membuat Xuxi terpikir hal lain.

Dia menyayangi Kun, tapi kata sayang sudah terlalu biasa. Ada sesuatu yang lebih dari pada itu. Jadi, kata cinta mungkin cocok?

Xuxi yang bermufakat sendiri pun menerima kenyataan itu, dia mencintai tuan mudanya sendiri. Dan segala sesuatu berubah setelahnya, karena keadaan yang tak mendukung juga kenyataan bahwa dirinya bersaing dengan 2 kakaknya.

.

.

.

TBC

Fratres ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang