Bagian 1

83 3 0
                                    

*maaf jika dalam penulisan banyak yang salah, baru belajar untuk menulis sebuah cerita. Terima kasih telah mau berkunjung di cerita saya*

Los Angeles , kota terpadat di negara bagian California, dan kota terpadat kedua di Amerika Serikat, setelah New York City. Terletak di California Selatan. Terkenal dengan inisial L.A.-nya. sudah 3 tahun lebih setelah lulus dari sma aku memutuskan untuk melanjutkan studi ku disini. Kedua orang tua ku sempat melarang untuk kuliah jauh dari mereka tapi aku berusaha meyakinkan untuk mengijinkan kuliah disana, akhirnya mengerti apa yang aku impikan. Alasanku memutuskan kesini bukan hanya karena sebuah mimpi ini saja tapi ingin melupakan seseorang yang sudah aku sukai sejak menginjak bangku Sma.

Usaha ku menemui hasil yang diharapkan. Segala aktivitas di kampus membuat sedikit demi sedikit perasaan itu tak terlalu sulit aku lupakan. Memang berat memutuskan melupakan setelah lama memendam rasa selama 3 tahun dan aku mati-matian melupakannya. Beberapa kali aku mencoba melupakan tapi Hari ini aku wisuda dengan jurusan manajemen di California state university.

"Clara setelah ini ayah mohon kembalilah ke Indonesia, ayah sudah menuruti apa yang kamu ingin kan. Sekarang ayah mohon kembalilah kerumah" ujar ayah meminta padaku

"tapi ayah, Clara ingin melanjutkan studi S2 disini" mencoba menjelaskan

"Sayang tolong kali ini saja dengarkan ayahmu" ibu mencoba membujukku

"Baiklah bu clara mengerti" hanya bisa pasrah dan menurutinya.

Seminggu setelah kelulusanku ,bersama ayah dan ibu aku kembali ke negara ketika aku dilahirkan. Memang keputusan yang berat untuk kembali, belum sepenuhnya bisa melupakan David. Setelah aku susah payah berusaha melupakan tak ingin jika suatu saat rasa itu akan muncul.

Aku telah banyak berubah semenjak berada disini. Clara yang dulu telah lama berubah menjadi gadis yang lebih dewasa. Jauh dari orang tua membuat pola pikirku menjadi lebih mandiri dan dewasa. Keputusan yang tepat bukan untuk merantau ke negeri orang.

Banyak hal yang menjadi godaan ketika aku disana. Mungkin karena faktor budaya dan gaya hidup yang berbeda tapi untung saja aku bisa mengendalikan diriku untuk tetap fokus pada tujuan awal.

Di Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang