menanti

10 1 0
                                    

Anak laki-laki kecil itu berlari mengejar anak ayam di taman yang tidak terlalu luas ditumbuhi tanaman bunga kamboja Jepang warna merah dan putih. Tidak jauh dari Kamboja Jepang pohon melati tumbuh subur.  Dahannya menari-nari ditiup angin memancarkan aroma bunga melati yang semerbak memanjakan hidung siapa saja yang berada di sekitar taman.

Di sudut kanan taman terdapat saung kecil  berbentuk joglo tempat rehat atau bercengkrama dengan seluruh anggota keluarga atau sekedar minum teh waktu sore hari.

Di bawahnya ada kolam ikan kecil berisi ikan koi beraneka warna  dan air mancur yang suaranya menggemericik menendangkan lagu kedamaian.

Anak itu bernama Dito.
Usianya baru berjalan 3 tahun tapi lincahnya bukan main. Tidak bisa diam.  Semua yang ada di hadapannya menjadi mainannya. Kali ini anak ayam yang menjadi sasarannya.  Induk ayamnya dipelihara neneknya Dito hingga bertelur dan telurnya menetas menjadi anak ayam.

Anak ayam itu dikejar Dito sambil tangannya memegang tangkai dahan dan digunakan untuk menyolok mengusik anak ayam itu. Semakin lari pontang panting anak ayam itu semakin kencang gelak tawanya si bocah. Badannya yang gempal, perutnya yang gendut bergerak bergoyang  naik turun ketika berlari. Rambutnya yang ikal sebahu  berdansa mengikuti gerak kakinya melangkah.  Sambil tertawa senang dia berceloteh, "Nek...lihat tu anak ayamnya...lali lali...lutu yaa", kata Dito cadel.  Pipinya yang seperti bakpao semakin merekah memerah diterpa cahaya matahari.

Tingkah polahnya mengundang tawa kakek dan neneknya yang selalu menemani hari-harinya.  Dito cucunya sebagai hiburan bagi mereka  menghabiskan masa tua.  Hilang segala penat di hati dan pikiran melihat kepolosan dan tingkah laku Dito.

----------

"Nek...Dito kangen sama mama.  Dito mau ngomong sama mama", pinta Dito sebelum tidur malam.
"Sekarang sudah malam Dito...mamamu sudah tidur.  Di tempatnya mama kan sekarang sudah jam 2 dini hari.  Sekarang Dito tidur dulu ya...besok pagi kita telpon mamanu", bujuk nenek.

Dito terus merengek menangis kangennya tidak tertahankan lagi.  Sudah lama mamanya tidak menelponnya. Dito kangen suara mamanya. Mamanya sedang belajar di negeri seberang sementara papanya ada di rumahnya dengan istrinya. 

Nenek terus membujuknya agar diam dan memberikan susu hangat yang sudah disiapkan sebelumnya.  Sambil melantunkan shalawat nenek mengayunkan cucunya yang sedang minum susu...tak lama cucu kesayangannyapun tertidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MenantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang