16. Yogurt

774 153 12
                                    

Hyunsuk menuju ke dapur untuk mengambil yogurt di kulkas. Namun saat ia buka, Hyunsuk tidak menemukan yogurt miliknya.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan adiknya sendiri.

Didatanginya Heejun yang asyik menonton kartun kesayangannya. Dicubitnya pipi gembil Heejun sampai memerah.

"Oppa sakit!" Heejun menggapai-gapai wajah Hyunsuk yang sigap menghindar dari serangan balik adiknya.

"Salah sendiri minum yogurt Oppa hmm.." Hyunsuk melepas cubitannya dan mengacak rambut adiknya gemas.

"Aku kan tidak tahu kalau itu punya Oppa!" elak Heejun yang tak mau mengalah.

Hyunsuk yang dari awal sedang dalam mood yang sangat buruk, tidak bisa menerima perlakuan sang adik. Dipitingnya leher Heejun namun pelan.

Heejun meronta dalam pitingan sang Kakak. Heejun juga balik menyerang Hyunsuk dengan mencubit perutnya.

Alhasil mereka saling menyerang tanpa ada yang mau mengalah. Namun suara seorang wanita menghentikan kegiatan mereka. Lekas Hyunsuk melepaskan pitingannya dan menatap wanita berumur kisaran empat puluhan yang masih terlihat cantik dengan kikuk.

Wanita dewasa yang tak lain adalah ibu mereka, mendekati anak-anaknya. Heejun yang manja berlari ke arah Ibu dan memeluk pinggangnya.

Sebentar lagi Hyunsuk harus menerima ceramah Ibunya. Jadi Hyunsuk sudah mempersiapkan telinganya agar tidak terkejut nantinya.

"Ada apa ini?" tanya Ibu tegas kepada kedua anaknya.

Heejun mempererat pelukannya. "Ibu aku tidak sengaja minum yogurt Oppa. Tapi Oppa tidak terima sehingga memiting leher Heejun." Ucapan Heejun membuat Hyunsuk harus menelan ludahnya gugup.

Gawat!

"Benar itu Hyunsuk?"

"Benar Ibu." Jawab Hyunsuk jujur. Kalau ia tidak jujur tamatlah riwayatnya dengan berakhir bersama tumpukan berkas kantor sang Ayah yang memuakkan.

"Kamu bisakan beli lagi." Ibu mengambil uang dan memberikannya pada Hyunsuk yang diterimanya. "Cepat beli dan langsung pulang. Ingat kamu masih harus belajar laporan marketing perusahaan."

Ibu pergi meninggalkan Hyunsuk yang sedang menghela nafas lelah. Walaupun ia menjawab jujur perkataan Ibu dan Ayahnya, tetap saja ia harus berkutat dengan berkas kantor Ayah yang membuatnya muak dan lelah.

Melihat sang Kakak yang terlihat lelah, Heejun merasa bersalah. Didekatinya sang Kakak dan dipeluknya. Hyunsuk tidak marah, ini bukanlah salah Heejun. Karena ini sudah tugas Hyunsuk.

"Jangan sedih Heejun." Hyunsuk mengusap rambut adiknya lembut. "Oppa berangkat dulu ya.." Hyunsuk ke kamar untuk mengambil jaket tebalnya.

Dalam perjalanan menuju ke mini market, Hyunsuk menundukkan kepalanya sepenjang perjalanan. Ia sangat lelah sekali dengan segalanya. Ia ingin berhenti. Namun tidak bisa.

Saat Hyunsuk mendongakkan kepalanya. Hal yang tidak pernah ia bayangkan harus ia lihat saat ini juga. Padahal hatinya belum siap untuk melihat adegan di depannya.

Dimana Byounggon dengan senyum tulusnya memperlakukan Jinyoung dengan lembut. Bergandengan tangan dan berpelukan tanpa paksaan. Hyunsuk iri. Ia ingin seperti itu dengan Byounggon hyungnya yang memperlakukan Jinyoung dengan lembut.

Ketika Byounggon tidak sengaja melihatnya. Tubuh Hyunsuk kaku, ia gugup karena tidak tahu harus apa. Hyunsuk memutuskan untuk pergi saja dari pandangan Byounggon karena ia tidak ingin sakit hati.

Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang