Telah satu minggu setelah Yeri dan Martin berbaikan. Di hari pertama keduanya berbaikan, membuat satu kelas, bahkan Sinta, telah mengira mereka tak akan lama marahan.
Jian juga sempat mengirim pesan pada Yeri. Laki-laki itu belum berani mengajak Yeri mengobrol hal yang tidak terlalu penting. Setidaknya kini keduanya cukup bisa dikatakan dekat.
Sedangkan Martin telah sedikit menerima jika sebenarnya Yeri mulai menyukai Jian. Ia tahu ia telah telat.
Yeri sedang memiliki jadwal kosong kali ini, dan ia sedang bercerita bersama teman-temannya. Namun hal itu terhentikan saat Lugas tiba-tiba datang ke kelasnya, tapi bukan untuk mencari Yeri.
"Kenapa Lugas nyari Jian?" tanya Sinta kala Lugas mencari laki-laki itu.
Yeri pun mendekati Lugas.
"Ji, lo masih main game?" tanya Lugas.
"Lugas," panggil Yeri.
"Gak begitu sering," jawab Jian. "Kenapa?"
Lugas mengangguk. "Main Point Blank?"
Jian mengangguk. "Sekarang udah gak main itu, sih."
"Coba deh lo by one sama Martin," kata Lugas membuat Jian dan Yeri kaget.
"Hah?"
"Martin cuma jago game itu doang. Yang lainnya dia payah, coba deh lo main sama dia," ujar Lugas.
"Apa-apaan sih lo?" Yeri tidak terima maksud Lugas pada Jian.
Lugas menatap Yeri. "Kenapa lo nuduh yang ngga-nggak, sih? Cuma ngajak main doang," bela Lugas. "Lagian lo sama dia kan lagi deket, masa gak main juga sama kita, sih?"
"Tapi ini gak jelas," kata Yeri.
"Ayo aja," jawab Jian tiba-tiba membuat Yeri menatap bingung laki-laki itu.
Setelah dirasa Lugas urusannya telah beres, ia pun mengedipkan sebelah matanya pada Yeri, namun ditatap sebal oleh perempuan itu.
Yeri pun mengikuti Lugas keluar kelas, dimana di koridor ada Martin yang sedang bersama teman-teman yang lain.
"Pasti kerjaan lo berdua!" protes Yeri pada Lugas dan Martin.
Dan yang membuat Yeri semakin yakin, Lugas tertawa cukup puas. "Posesif banget lo. Jian gak bakal kita rebut."
"Bukan itu. Gue malu masalahnya," kata Yeri.
"Lagian harusnya lo seneng, dong. Martin udah mulai rela," ucap Lugas sambil menatap Martin jail.
Namun Lugas malah diberi pukulan di pundaknya. "Sialan lo."
"Lho memang bener," bela Lugas pada dirinya sendiri. "Taruhan sama gue Na."
"Ogah! Apa-apaan lo."
Martin sebenarnya tidak begitu rela. Ia masih menyukai Yeri, namun ia lebih memilih Yeri bahagia. Dan lagi, Martin tidak ingin merusak persahabatan mereka.
***
Sedari tadi Sinta bingung dengan raut wajah Yeri yang seakan-akan khawatir pada sesuatu. Hari ini ia sedang berada di rumah Yeri. Sinta sedang malas pulang cepat, makanya ia memilih bermain ke rumah Yeri.
Setelah mencoba beberapa peralatan make up milik Yeri, Sinta tidak fokus karena raut wajah Yeri tersebut.
"Lo kenapa sih?" tanya Sinta.
"Hah? Gak kenapa-napa," jawab Yeri.
"Bohong," desis Sinta. "Lo nunggu siapa?"
Yeri menatap Sinta datar. "Gue gak nunggu siapa-siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] Tentang Yerina✔️
Teen Fiction[Seri SKK I] (Complete) Start: 01/06/18 Finish: 12/12/18 Hampir seumur hidupnya, Yeri ditemani kedua sahabatnya. Yeri percaya jika persahabatan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang tidak mungkin, karena ia mengalaminya sekarang. Ia menyuk...