Taerkadang Allah memberikan ujian hidup yang berat karena Allah tahu, kita ini manusia kuat 🌿Sudut pandang Lee Jongsuk
Layunya sebuah perasaan
Tuhan? Ini hanya sebuah candaan bukan? Anna, wanita hebatku hampir saja celaka jika saja aku dan Farhan telat sedetik saja sampai di lantai ini.
Aku tidak perduli dengan pandangan orang-orang yang entah mengataiku apa, namun yang terpenting saat ini adalah keselamatan Anna.
Astaga bahkan jas dokternya telah lusuh.
Aku melihat pundak Anna menggigil, tak kusangkal dia benar-benar takut.
"lihatlah, itu Lee Jongsuk." bisik-bisik mereka yang masih terdengar di kepalaku.
"dia bersama teroris."
Aku tak peduli, otakku sepertinya sudah hilang akal. Bagaimana reputasiku nantinya, rating drama saat inipun ku pertaruhkan hanya untuk menolong Anna. Hal lainnya sepertinya tak berharga sama sekali di bandingkan dengan Anna.
"Jongsuk Oppa jangaj dekat dengan teroris itu!!"
Teriak salah satu fans yang membuatku sedikit kaget? Sesadis itukah pikir mereka terhadap Anna.
Aku merasakan mata Farhan mulai memerah, bahkan beberapa helai air matanya telah menetes. Ada apa?
Tanpa aba-aba ataupun persetujuanku dia membuat Anna bangkit dan menatap setiap orang di sekelilingnya dengan tatapan mau yang aku sendiripun baru nelihatnya saat ini.
"Saya Farhan, dosen Universitas Seoul. Saya ingin mengatakan hal ini kepada anda semua yang ada di sini. Rumah sakit ini terdiri dari orang terpelajar yang ada di Seoul, apakah anda tolol?"
Heol, Farhan benar-benar... Sedang apa sih dia? Aku tahu dia marah tapi setidaknya dia tidak harus menyebutkan kata tolol.
"Farhan jangab emosi." cicitku mencoba menenangkan Farhan yang hampir di kuasai emosinya.
Dia masih menggeleng dengan air mata yang masih merambah kemana-mana.
"orang asing yang telah memasuki negeri secara sah berarti dia termasuk memiliki hak seorang warga negara asli yang kehormatan dan keselamatannya harus dilindungi. Dan apa yang kalian lakukan terhadap gadis ini merupakan sebuah pelanggaran HAM yang mana akan membuat kalian terkena hukuman pidana."
Seumur hidupku itu adalah kalimat terpanjang dari Farhan, bahkan kalimat itu mengandung berbagai penekanan emosinya.
"Jika kalian merendahkan kami karena agama kami, maaf agama kami bukan agama yang rendah. Kami benar-benar menjujung ketaatan kami pada Tuhan kami. Dan selama inipun kami tidak pernah mengganggu ibadah kalian."
Seorang ajhumma berkacak pinggang dan dengan angkuhnya menatap sinis Farhan dan Anna setelah itu mendengus kesal.
"lalu bom itu kalian sebut apa? Tugas agama kalian?"
Tuhan, suasana semakin runyam. Aku tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
"harus berapa kali saya bilang pelaku bom itu bukan orang islam, islam tidak pernah mengajarkan keburukan. Seumur hidup, saya tidak pernah mendapat ajaran buruk dari islam untuk kehidupan saya."
"jika seseorang membunuh, dan pelakunya menuduh anda dan tidak ada bukti yang jelas bagaimana perasaan anda?" lanjutnya sambil menunjuk ajhumma tadi.
Skakmat. Tidak ada yang bisa membantah. Farhan semakin mengeratkan pegangannya pada bahu Anna.
"kalian orang korea asli, tapi tidak tahu adat negeri sendiri memalukan!!" bentaknya terakhir kali lalu membawa Anna pergi.
Tuhan, aku masih tidak mencerna semuanya. Aku hanya ingin semua ini hanya mimpi dan aku bangun dengan tenang esoknya.
Aku berlari menyusul Anna dan Farhan yang telah sampai di pintu mobil. Mereka terburu meninggalkan tempat ini.
"Farhan tunggu!" teriakku. Namun Farhan acuh dan lebih menutup pintu mobil yang telah di duduki Anna di situ.
Aku mencengkeram lengannya, aku masih belum mencerna sedari tadi.
"apa lagi?" dia bertanya dengan nada ketus.
"aku rasa pertemuan kamu dan Anna itu salah. Harusnya kamu membela Anna tadi, tapi kamu hanya diam. Aku mempertanyakan dimana cinta kamu terhadap Anna di pertaruhkan."
Setelah itu hening, tidak ada percakapan. Deru suara mobil Farhan sayup-sayup meninggalkan aku sendirian di pelataran rumah sakit. Otakku mati rasa, fungsinya berhenti seketika. Di hatiku juga muncul pertanyaan.
Ya, aku juga mempertanyakan dimana cintaku kepada Anna yang harus dipertaruhkan.
Bojonegoro 01 September 2018
Sebelumnya maaf ya cuma sedikit, author masih gabuttt...
Jangan lupa budayakan Ngaji 💕
Captet selanjutnya akan di publish nanti soreee yeayyy... Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahadat di Langit Korea
Espiritual"Haruskah aku senang bertemu denganmu atau tidak?" "namun bagaimanapun juga terimakasih telah mengenalkanku kepada Tuhanku yang sesungguhnya." -Lee Jongsuk Ini hanya cerita fiksi. Kurang lebihnya mohon dimaklumi. Afwan... Selamat membaca!!!