Lo harus tetep sama gua!

1.4K 44 0
                                    

Lucya Pov

" Iie! Reinhard! Jangan tinggalin gua! Reinhard! " Teriakan gua menggema di seluruh penjuru ruangan.

" Lucya! Jadi lo lebih mentingin Reinhard dari pada ibu lo sendiri?! " Lucano berteriak ketus.

" Ya! Emang kenapa?! gua gak pernah ngerasain kasih sayang dari si tua itu! Sedangkan Reinhard! Dia selalu bikin gua tersenyum! " Balas gua ke Lucano.

" Dasar anak tak tahu diri! " Lelaki yang telah mencambuki Reinhard itu nampar gua sambil bilang kayak gitu.

Gua gak mau nganggap lelaki itu sebagai ayah. Ayah macam apa yang tega menganiaya anaknya?

" Cya! Lo harus bertanggung jawab atas meninggalnya oka san! " Lucano berbicara ketus berderai air mata.

" Oka San? Hah? Oka San macam apa yang mengurung anaknya di dalam ruangan atap rumah sendirian?... " Gua ngomong lirih.

" Otou San! Gua udah gak kuat lagi! Sekarang usir Lucya dan coret namanya dari KK! " Lucano berteriak pada lelaki kejam itu.

" Ok, otou san bakal lakuin itu sekarang! " Lelaki kejam itu menjawab seraya berjalan sedikit agak cepat menuju lift.

" Halah... Gak usah pake lift lama! Cepetanlah lagian gua udah gak sudi hidup di rumah ini! " Gua ngomong rada nyerongot sambil berusaha menggendong Reinhard.

" Ya udah! Minggat aja dari rumah ini! SEKARANG! Gua gak mau liat lagi lo nginjek tanah rumah ini! Semua barang barang yang dibeliin dari uang kami jangan lo ambil! " Lucano berbicara marah marah.

" Barang yang dibeliin? Hah? Barang yang mana? Bahkan barang yang gua belipun gua bakalan tinggalin disini! " Gua berbicara kesal seraya memapah Reinhard dengan cara sedikit di gusur.

Mereka berdua hanya diam kesal dan lelaki tua itu berlari lewat tangga.

Gua langsung pergi tanpa persiapan apapun dengan cuma bawa bekal handphone dan baju yang gua pakai sama dompet pergi dengan mapah Reinhard ke lift gantung.

Lift gantung bergerak menuju lobby rumah. Gua langsung pergi ke lapangan tertutup dekat rumah dan masuk ke mobil limo gua. Gua cuma bawa mobil limo gua aja, sedangkan lambor dan ferrari gua tinggal.

Gua ngegolerin Reinhard di jok belakang dan langsung chau menuju rumah sakit.

** Di Rumah Sakit **

Saat baru sampe di Rumah sakit. Para perawatpun langsung membawa Reinhard ke UGD.

Gua nunggu diluar sambil mencoba buat ngehubungin temen temen lainnya. Gua nelpon grup...

* Tersambung ke semuanya *

Ereline : " Hi, Cya kok lo nangis sih? "

Yang lainnya ngangguk.

" Semuanya cepet ke rumah sakit! Reinhard! " Ucap gua gak tenang.

" Siap! " Semuanya berseru seraya mematikan telepon.

Seraya gua nunggu mereka datang gua nangis sambil berdoa keselamatan Reinhard.

" Nona, maaf apa yang terjadi pada paha anda? Apakah kami boleh mengobatinya? " Salah satu perawat bertanya.

" Uh... Baiklah... " Ucap gua seraya tersedu.

Gua dibawa ke ruangan tempat perawatan ringan.

Suster itu nempelin obat yang perih gila ke paha gua.

" Cya! " Teriak Jeseline di depan pintu seraya langsung masuk gitu aja bareng yang lain.

Gua cuma nengok ke arah mereka dan senyum.

" Jadi, sekarang lo mau ke Vila lo gitu? " Tanya Kevin.

" Gak ada pilihan lainkan? Ya udah... Lagian disana juga kan ada menager gua... " Jawab gua seraya menyeringis pelan.

" Gua bakalan nginep di Vila lo malam ini... Nemenin lo... " Jeseline ngomong.

" Ya... Boleh aja... "

" Gua juga. " Ereline menimpali dan di susul 2 cowok itu.

Gua ngangguk.

" Nona Lucya? " Dokter yang nanganin Reinhard manggil gua di bibir pintu.

Berhubung perawatan gua udah gua langsung nyamperin dokter itu.

" Berhubung Tuan Reinhard keadaannya keritis, kami telah menempatkannya di ruang ICU. Jika anda ingin menemuinya anda langsung saja ke ruang ICU di lantai 2. Dan untuk administrasinya bisa di urus di resepsionis. " Dokter itu berbicara panjang lebar.

" Ereline ini dompet gua. Lo bayar dulu gih. Gua mau ke Reinhard dulu. " Seraya gua ngasihin dompet.

Ereline menerima seraya mengangguk.

Gua langsung lari ke eskalator dan berlali di eskalator untuk mempersingkat waktu.

Gua tiba di depan ruang ICU diluar lewat perantara kaca gua liat Reinhard terbaring lemas pake alat bantu nafas.

Gua cuma bisa megang kaca dan liat Reinhard seraya air mata berderai. Rasa perih dan sakit di paha gua hilang seketika.

" Nona apa kau ingin masuk? " Tanya seorang perawat yang lewat.

" Tentu... " Gua jawab seraya menghapus air mata.

Gua masuk dan menemui Reinhard.

" Hai, Reinhard bangun... Jangan tidur mulu... Nanti matanya buruk loh... Temenin gua... Jangan tinggalin gua... Lo bisa denger gua kan? Lo gak kasian apa sama yang lain udah jauh jauh datang ke sini dan lonya malah enak enakan tidur... Bangun... " Gua ngecoblak sendiri seraya terus terusan keluarin air mata.

Gak ada perubahan sama sekali dari Reinhard.

Ngeliat keadaan Reinhard yang kayak gini muncullah rasa dendam ke lelaki tua itu. Rasanya gua pengen banget bunuh tuh kakek tua!

Gak lama kemuadian ada polisi yang mengetuk pintu ICU. Gua keluar...

" Benar dengan Nyonya Lucya Graciela? "

Tak mencantumkan nama keluarga? Ok fine! Ucap gua dalam hati.

" Ya, ini saya... "

" Kami mendapatkan perintah untuk menangkap anda karena kasus pembunuhan berencana. " Polisi itu berbicara seraya memperlihatkan surat perintah.

" Pembunuhan berencana? Hey! Yang benar saja! Saya bahkan tidak akan menyangka apabila ibu itu akan mencoba mendobrak pintu kamar saya! " Emosi gua mulai gak terkendali.

" Anda bisa menjelaskannya di kantor. Anda bisa ikut kami. " Ucap polisi tersebut seraya menaruh borgol ditangan gua.

Lucano! Dan lo frans! Liat aja! Gumam gua dalam hati.

Kevin dan Edwaleric yang liat gua di borgol langsung menghadang manghentikan langkah si polisi dan juga gua.

" Apa-apaan ini?! " Edwaleric ngegas.

" Nyonya ini telah tersangka kasus pembunuhan berencana. " Polisi tersebut berbicara lempeng.

" Lucya?... " Kelvin berbicara pelan tercengang.

Gua cuma ngegelengin kepala.

**Kantor Polisi**

*********TBC*********

Yo! Makasih udah baca part ini ok! Jangan lupa buat vote! Maaf gua update lampat kayak siput soalnya kenapa ya... Hmmm... Ya gitu deh... Semoga suka sama part ini ya... Maaf kalo banyak typo typo gengs...

- Seiyos

I'm Not a Real Nerd (Fake Nerd Girl) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang