Prolog

53 7 0
                                    

"Harus berapa kali saya katakan agar kata pengantar saudari dibuat semenarik dan serapih mungkin? Penguji tidak akan bersemangat membaca skripsi saudari kalau kata-katanya cuman dua paragraf begini mana EYD-nya salah semua" ucap Fiola ㅡdosen pembimbing dua skripsi salah satu mahasiswiㅡ lelah dan jangan lupakan tangannya yang terus menari-nari membuat gerakan ajaib dan abstrak di atas kertas putih berhias kata pengantar skripsi mahasiswinya.

Saat ini mereka berada di sebuat cafè yang terletak tepat di depan universitas kedua gadis itu. Bedanya yang satu adalah dosen sedangkan satunya lagi adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi.

Merasa cukup dengan aksi corat-coret yang dilakukannya, Fiola pun menatap penuh penasaran pada Hisana si anak bimbingannya

"sebenarnya selama kuliah saudari sibuk melakukan apa? kenapa ketikan saudari seperti anak sd baru dapat leptop seperti ini? margin yang tidak diatur, kata-kata tidak kreatif, dan yang paling utama saudari tidak memperhatikan ejaan dengan baik dan benar" tandasnya.

Yang ditatap hanya memanyunkan bibir melihat karyanya sudah tak berbentuk lagi.

"sayaㅡ"

"Hisanaaaa sayangku" kalimat pembelaan yang telah disiapkan sang mahasiswa terpotong karena teriakan dan pelukan seorang pria yang tak tahu situasi dan kondisi.

"Oh jadi bukan fokus kuliah tapi fokus pacaran ya. Saya tidak masalah jika saudari memiliki hubungan asmara saat ini tapi tolong pikirkan skripsi dan beritahu pacar saudari jika ingin bermesraan tahu tempat" tandas Fiona melirik sinis pria didepannya.

"eh ada siapa ini temen kamu ya? cantik banget kenalan dong dek saya Dirga kakaknya Hisana" tandas pria itu sambil mengulurkan tangan pada Fiola tanpa memperdulikan ucapan tajam gadis itu dan memasang senyuman paling manis namun tak membuat diabetes seperti semboyan salah satu merk gula terkenal dipasaran sana.

Fiola hanya bisa terbengong serta menghembuskan nafasnya kasar melihat tingkah laku ajaib laki-laki dihadapannya sementara Hisana sudah mengucapkan sumpah serapah di dalam hatinya serta berharap sang dosen tak dendam padanya. Dan Dirga, jangan ditanya dia sudah siap menggoda si dosen cantik dan seksi dihadapannya itu.

Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang