Namaku Salsabila Reinald. Aku merupakan soerang dosen muda yang mengajar di sebuah kampus swasta ternama dikotaku. Ya, dosen muda. Karena aku memang yang paling junior di program studi ku ini dan sepertinya juga di kampusku ini. Usiaku memang tergolong muda, hal ini dikarenakan saat aku menyelesaikan studi sarjanaku, dekanku langsung memberikan aku rekomendasi untuk melanjutkan studi kejenjang magister. Alhasil, dengan dukungan dan persetujuan orang tuaku, aku melanjutkan pendidikan magister ku di universitas yang sama.
Saat ini, aku sudah mengajar selama 1 semester, sebentar lagi kami akan menghadapi semester baru. Yah, semester ganjil yang artinya kami akan menghadapi generasi baru atau mahasiswa baru tahun ajaran ini. Sebenarnya hal ini membuatku sangat tertarik. Yah, ini akan menjadi pengalaman pertamaku untuk bersosialisasi secara lebih luas dibandingkan sebelumnya. Namun, aku dihadapkan dengan pekerjaan yang cukup berat. Akreditasi, hal ini lah yang membuat diriku dan tentunya ketua prodiku, ibu Rasdiah Karim di panggil untuk mengikuti rapat bersama assesor internal kampus.
"Jadi bagaimana bu Diah, preparation prodi Sastra untuk menghadapi akreditasi ini?"tanya pak Marwan, wakil Rektor I di kampusku ini.
"Yah begitu lah pak, saya dan Ms. Salsa yang akan menjadi penanggungjawab untuk borang kami. Bisa dibilang udah jalan 20% sih..hehe"ujar bu Diah terkekeh ringan.
Ya, prodi kami, Sastra Inggris tergolong prodi dengan jumlah mahasiswa yang minim dibanding prodi lainnya di fakultas ku. Karena itu, pak wakil rektor mengkhawatirkan hal ini. Ditambah lagi dengan jumlah dosen yang aktif di prodi kami cuman sedikit, bisa dikatakan hanya aku dan bu Diah yang lebih sering mengahbiskan waktu di kampus. Plus, saat ini bu Diah sedang mengandung bayi pertamanya dan usia kandungannya telah mencapai 6 bulan. Yang artinya beberapa bulan lagi beliau akan cuti. Maka dari itu kami harus mengirimkan borang sebelum beliau cuti melahirkan.
"Hmmm..... Apa kalian yakin kalian bisa menyelesaikan borangnya tepat waktu? tanya Bu Kalina, ketua Lembaga Quality Assurance sekaligus ketua tim assesor internal di kampus kami.
"Insya Allah bu, maka dari itu saya sudah membawa anggota saya untuk bersiap membantu dalam hal ini. Oh iya, karena dia orang baru, maka akan saya perkenalkan yah. Ms.Salsa, dia udah ngajar dari semester kemarin sih. Cantikkan guys... and of course she is single and young hahaa..." kelar bu Diah.
Aku yang mendengar ocehan bu Diah hanya mampu membelalakkan mata dan menundukkan wajah ku yang kurasa mulai panas. DUh, aku tuh paling sensitif kalo membahas masalah status. Eh, bu Diah malah ngelakui itu. Apes banget sih aku, ujarku membatin dalam hati.
Kudengar semua orang sontak tertawa bersama. "Sudah, sudah, gak kasian kalian sama Ms. Salsa. Tuh jadi salah tingkah dianya, "ucap Pak Marwan. "Nah, sekarang coba ditampilkan nama-nama pendamping untuk tiap prodi bu Kalina. Biar semuanya saling berkenalan yah."
Aku pun memandangi layar lcd yang tertera di whiteboard ruang rapat. Beberapa nama tampak asing buatku. Tiba-tiba aku mendengar suara khas bu Diah, "Pak Ryan Wijaya siapa sih?"ujarnya lantang. Aku pun hanya melirik kecil ke arahnya lalu aku memusatkan kembali perhatianku ke tempat sebelumnya.
"Saya bu, saya Ryan Wijaya. Saya juga baru, dosen DPK dari kopertis."ujar seseorang di ujung meja yang arahnya berlawanan denganku. Karena mendengar hal itu, akupun memalingkan wajah menuju kearah orang tersebut. Wajahnya tampak biasa, gak ada yang istimewa jika diperhatikan. Sepertinya dia sedang asyik mengerjakan sesuatu di laptop miliknya itu. Karena merasa tidak ada lagi yang menarik untuk kuperhatikan, akupun membalikkan wajahku.
"Iya, dia tambahan dosen dari kopertis. Disini ngajar di prodi Teknik Mesin. Baru semester kemarin juga,"terang bu Kalina. "Oh gitu. Salam kenal pak yah,"sapa bu Diah. Aku pun kembali menatap wajahnya dan mengganggukan wajahku ringan sembari memberikan senyum ramahku.
"Iya bu sama-sama."
Selama beberapa jam itu kami membicarakan tricks and tips agar nantinya kami sukses dalam menyambut assesor eskternal yang akan datang di kampus kami. Akhirnya, menjelang solat Ashar, rapatpun selesai dan ditutup oleh bu Kalina dan Pak Marwan. Prodi kami mendapat bu Kalina sebagai assesor internal kami.
Aku dan bu Diah pun berjalan kembali manuju kegedung sebelah dari gedung rektorat kami untuk kembali ke prodi. Saat itu, kami berpapasan dengan Pak Ryan. "Hai pak Ryan, mau ke mana nih?" tanya Bu Diah.
"Oh ibu, saya udah mau pulang. Permisi."ucapnya singkat.
"Sibuk yah orangnya Salsa. Kayak apa gitu aku ngeliatnya. Rasanya agak aneh aja. Tau ah."ucap bu Diah asal.
Aku hanya bisa tersenyum dan berkata,"udah ah kak, mungkin dia emang sibuk. Kalo kak Diah aja gak tau dianya gimana, apalagi aku. Yuk ah, udah Ashar. Kita solat trus pulang. Besok aja lanjut kerjanya."
"Ok dah", balasnya.
Sampai saat pertemuan pertama kami itu, aku belum mengenal siapa dan mengapa dia yang akan menjadi orang yang "penting" untukku. Mungkinkah ini yang dinamakan takdir? Takdir yang jauh sebelum manusia itu terlahir, telah dilukiskan oleh Allah SWT kepada setiap mahluknya. Apakah ini takdirku?
===to be continued===
YOU ARE READING
Rahasia Jodoh
RomanceIni cerita tentang aku dan kamu. Iya, aku yang yang mulai mencintaimu tanpa pernah tahu apa itu cinta. Tanpa pernah tahu mengapa aku mencintaimu. Semoga kisah kita berakhir dengan takdir kita. Love story, love in silent.