09. rahasia

3.6K 649 28
                                    

Sudah seminggu Tania sama Xiaojun gak saling menyapa. Bahkan setiap kali Xiaojun ingin bicara dengan Tania, gadis itu selalu menghindar darinya.

Seperti pagi tadi Brian nganter Tania ke sekolah dan bertemu dengan Xiaojun di gerbang, Tania sama sekali gak peduli dengan keberadaan pria itu. Tanpa sapa, atau senyum, bahkan menoleh Xiaojun saja enggak.

Jujur, Xiaojun mau jelasin semuanya ke Tania, tapi entah kenapa mulutnya susah banget  berbicara. Xiaojun cuma bisa tatap punggung Tania yang ada di depannya, pria itu merasa bersalah dengan perbuatannya terhadap Tania.

Kemarin malem Tania minta Daniel buat rolling tempat duduk di kelasnya, alesannya biar Tania gak duduk di samping Xiaojun. Dan akhirnya hari ini sudah berubah tempat duduknya, tapi sama saja Xiaojun malah duduk di belakang Tania.

"Lucas, pulpen gue kok gak ada? lo embat lagi?" Tania mendecak kesal, mengingat beberapa hati yang lalu Lucas hilangin pulpennya.

"udah gue masukin Tan, sumpah!" Lucas bersumpah bukan dia yang melakukannya, dan memang sebelumnya pria itu sudah kembaliin pulpen Tania di meja gadis itu.

"tapi gak ada tuh?" Tania memperlihatkan isi tempat pensilnya, dan bener pulpen yang di pinjem Lucas gak ada.

"tanya aja sama Sanha, orangnya masih hidup tuh!" Lucas tunjuk sanha dengan dagunya, langsung mendapatkan anggukan kepala dari temennya yang bernama Sanha.

"lo berdua sama!"

Tania gak percaya bahkan dia makin curiga sama Lucas. Masalahnya yang Tania tau Lucas dan Sanha tukang copet di kelas, pokoknya mereka gak bisa kalau matanya lihat pulpen yang anteng sebentar.

"pulpen lo jatoh," ucap Xiaojun tapi gak di peduliin sama Tania. "Adelliyana Nathania pulpen lo jatoh di bawah," ucapnya lagi.

Tania lihat ke lantai, dan bener pulpen dia jatuh, gadis itu segera ambil pulpen yang ada di bawah meja Xiaojun.

"tuh kaaan!" seru Lucas, tangannya usap dada merasa lega. Gak tau kenapa Lucas ngerasa jahat banget  kalau ambil pulpen atau tipe-x kepergok sama orangnya, kata dia lebih baik ngambil diem-diem gitu.

"sama-sama," Xiaojun senyum tanpa di lirik Tania.

Setelah Tania ambil pulpennya yang jatuh, dia kembali duduk di bangkunya, beresin semua barang miliknya lalu masukin ke kolong meja. Tapi tiba-tiba Xiaojun berdiri di sampingnya.

"ikut gue!" ucap Xiaojun, tangan genggam tangan Tania. Gadis itu segera menepis, tangannya merogoh ponselnya dan earphone yang ada di kolong meja.

Xiaojun cuma bisa ketawa, dia kembali genggam tangan Tania, genggamannya bener-bener kuat banget sampai Tania ringis kecil dan menahan rasa sakitnya.

"lepas!" pinta Tania, nada suara terdengar dingin.

"gak akan," genggamannya Xiaojun makin kuat, dan mungkin setelah di lepas tangan Tania akan memerah.

Plak

"bangsat!" kata kasar pun keluar juga dari mulut Tania setelah menampar Xiaojun, Tania keluar dari kelas karena merasa temennya merhatiin mereka berdua.

Yang lain cuma bisa melongo lihat pertunjukan itu, gak ada angin, gak ada topan, gak ada hujan, tiba-tiba Tania bikin kaget temannya. Xiaojun mendecak kesal sebelum mengejar Tania, malu akan perlakuan Tania? Tentu saja malu.

never ending story; xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang