Hari ini akhirnya semua konser keliling dunia Wannaone berakhir. Tak sedikit member yang tampak kelelahan karna konser tersebut.
Aku membuka pintu dorm. Kami disambut oleh aroma pengharum ruangan yang menyegarkan.
"Ahh kasurku" teriak Jinyoung lalu berhambur ke atas kasur.
"Ahh pegal sekali" kata Daniel sambil memegang tengkuk lehernya.
Aku mengeluarkan minuman botol dari dalam kulkas dan memberikan itu pada mereka.
"Terima kasih Alea" kata Sungwoon.
"Iyah" jawabku.
"Apa besok kami masih punya jadwal ?" tanya Jisung.
"Untuk 3 hari kedepan jadwal kalian kosong. Kalian boleh beristirahat nanti" jawabku.
"Ahh syukurlah" jawab Jisung.
"Hyung jadi kita 3 hari itu di rumah aja ?" tanya Woojin yang tak kelelahan sama sekali. Maklum aja masih muda.
"Lantas ?" tanya Sungwoon.
"Aku ingin bermain ke lotto park atau berkemah" jawab Woojin semangat.
"Berkemah aja. Terus kita main flying fox" seru Jihoon.
"Jangan main itu dong mbul" kata Woojin.
"Kenapa ? Takut yah ?" cerca Jihoon.
"Enggak siapa juga yang takut" jawab Woojin sok berani padahal dia sangat takut ketinggian.
KrekkKrekkk
"Suara apa itu ?" tanya Woojin kaget.
"Ahh maaf itu suara perutku" jawab Guanlin.
"Kamu lapar ?" tanyaku.
"Iyah nuna Linlin laper" jawab Guanlin sambil menunjukan aegyo-nya.
"Sok imut loh" ledek Jaehwan.
"Yaudah bentar biar nuna masak ramyeon yah" kataku.
"Biar aku bantu" kata Minhyun.
"Kamu kan capek. Biar aku aja" jawabku.
~
"Ramyeon-nya sudah matang. Ayo makan" teriakku dari dalam dapur.
Mereka segera berkumpul dan mengambil ramyeon itu dengan cepat.
Aku juga memasak daging tumis sebagai pendamping ramyeon dan tak lupa nasi hangat untuk mereka.
"Apa Jinyoung masih tidur ?" tanyaku.
"Mungkin" jawab Daniel.
"Aku bangunkan Jinyoung dulu yah" kataku.
Aku naik ke lantai dua menuju kamar Jinyoung mengetuk pintu kamarnya yang ternyata tidak terkunci.
"Jinyoung apa kau sudah bangun ?" tanyaku.
Aku masuk ke kamarnya dan melihat Jinyoung sedang tertidur pulas dan lupa membuka jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna One - Boomerang (Revisi)
FanfictionKehidupan Ku berubah saat aku menerima tawaran menjadi manager dari Wanna One. Bayangkan saja menjadi manager dari boyband yang setiap satu jam selalu di bicarakan. Semua terasa seperti mimpi dan aku berharap kalau aku tidak akan pernah terbangun a...